Pada pembelajaran sebelumnya sudah dipilih jenis-jenis limbah yang potensial dan mudah didapat di daerah setempat. Pembelajaran selanjutnya adalah mengetahui tahapan proses produksi. Tahapan produksi produk fungsional sama dengan produk hiasan yaitu terdiri dari empat (4) tahap yaitu pembahanan, pembentukan, perakitan dan nishing. Setiap material limbah membutuhkan proses pembahanan, pembentukan, perakitan dan !nishing yang berbeda-beda. Proses produksi selalu terkait dengan upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Pada wirausaha, metode produksi berpengaruh pada hasil dari proses produksi. Metode produksi terdiri dari dua jenis, tradisional dan modern. Pada metode tradisional satu pekerja melakukan setiap tahapan proses produksi dari pembahanan hingga nishing. Pada metode modern satu orang hanya melakukan satu tahapan proses produksi. Metode tradisional dapat dilakukan apabila pekerja hanya berjumlah satu orang. Apabila pekerja lebih dari satu (1), namun tidak lebih dari empat (4), dapat digunakan metode modern dengan pembagian tugas yang jelas, misalnya satu orang mengerjakan pembahanan dan pembentukan, satu orang lainnya mengerjakan perakitan dan !nishing. Metode modern lebih menjamin standar produk yang dihasilkan.
Pemanfaatan metode modern lebih e!sien dalam penggunaan waktu sehingga sesuai untuk produksi dalam jumlah banyak. Metode tradisional kurang tepat digunakan untuk produksi dalam jumlah banyak karena produk yang dihasilkan sulit untuk mencapai standar bentuk yang sama. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam membuat produk, sehingga detail bentuk produk yang dihasilkan akan berbeda pula. Pemanfaatkan metode produksi dan pengaturan alur produksi mempengaruhi kualitas produk dan kelancaran produksi.
Pemahaman tentang material limbah dan proses produksi sudah dimiliki oleh siswa. Hal tersebut merupakan dasar untuk pengembangan desain produk fungsional dari limbah yang akan dibuat. Pengembangan desain akan menghasilkan sebuah rancangan produk fungsional dari limbah. Rancangan ini akan diwujudkan dalam simulasi wirausaha yang akan dilakukan siswa pada proyek akhir.
Setiap kelompok sudah memiliki rancangan produk fungsional yang akan diproduksi pada proyek simulasi wirausaha. Langkah selanjutnya adalah membuat rancangan teknik produksi yang akan digunakan pada proyek simulasi mendatang. Tahapan pada proses produksi dan pemilihan metode produksi yang telah dibahas pada pembelajaran tentang proses produksi dapat dijadikan acuan.
Setiap kelompok menghasilkan sebuah rancangan proses produksi dari produk fungsional dari bahan limbah yang telah dipilih pada tugas sebelumnya.
Sebuah produk untuk dapat memasuki pasar membutuhkan pengemasan dan promosi. Pada pembelajaran ini siswa akan membuat rancangan kemasan dan kegiatan promosi untuk produk fungsional yang telah dirancang oleh masing-masing kelompok. Kemasan yang dirancang sedapat mungkin memiliki identitas dan menampilkan brand dari produk maupun kelompok (wirausahawan). Biaya yang diperlukan untuk produksi kemasan dan kegiatan promosi dimasukan ke dalam penghitungan pembiayaan.
Pada tahap ini siswa telah memiliki rancangan desain produk hiasan, rancangan proses produksi, rancangan kemasan dan promosi, rancangan biaya dan keuangan. Rancangan-rancangan tersebut akan diwujudkan dalam simulasi wirausaha pada kegiatan berikutnya. Pada upaya mengembangan wirausaha dibutuhkan proposal usaha yang akan menginformasikan rencana usaha kepada pihak lain, misalnya calon penyandang dana.
Proyek simulasi wirausaha ini merupakan bagian terakhir dari semester kedua. Siswa akan melakukan simulasi wirausaha. Simulasi terbagi atas sepuluh (10) kelompok kegiatan yang dilakukan. Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan pada beberapa pertemuan dan ditambah dengan tugas di luar kelas (beberapa minggu). Pada akhir proyek, siswa melakukan promosi dan penjualan produk yang telah dibuatnya. Penjualan dapat dilakukan bersamasama dalam bentuk suatu bazar atau terpisah, tergantung dari pasar sasaran dan konsep wirausaha yang dipilih. Evaluasi akhir dibuat oleh masing-masing kelompok dan menjadi bagian dari laporan proyek.
Pada wirausaha, metode produksi berpengaruh pada hasil dari proses produksi. Metode produksi terdiri dari dua jenis, tradisional dan modern. Pada metode tradisional satu pekerja melakukan setiap tahapan proses produksi dari pembahanan hingga nishing. Pada metode modern satu orang hanya melakukan satu tahapan proses produksi. Metode tradisional dapat dilakukan apabila pekerja hanya berjumlah satu orang. Apabila pekerja lebih dari satu (1), namun tidak lebih dari empat (4), dapat digunakan metode modern dengan pembagian tugas yang jelas, misalnya satu orang mengerjakan pembahanan dan pembentukan, satu orang lainnya mengerjakan perakitan dan !nishing. Metode modern lebih menjamin standar produk yang dihasilkan.
Pemanfaatan metode modern lebih e!sien dalam penggunaan waktu sehingga sesuai untuk produksi dalam jumlah banyak. Metode tradisional kurang tepat digunakan untuk produksi dalam jumlah banyak karena produk yang dihasilkan sulit untuk mencapai standar bentuk yang sama. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam membuat produk, sehingga detail bentuk produk yang dihasilkan akan berbeda pula. Pemanfaatkan metode produksi dan pengaturan alur produksi mempengaruhi kualitas produk dan kelancaran produksi.
Pemahaman tentang material limbah dan proses produksi sudah dimiliki oleh siswa. Hal tersebut merupakan dasar untuk pengembangan desain produk fungsional dari limbah yang akan dibuat. Pengembangan desain akan menghasilkan sebuah rancangan produk fungsional dari limbah. Rancangan ini akan diwujudkan dalam simulasi wirausaha yang akan dilakukan siswa pada proyek akhir.
Setiap kelompok sudah memiliki rancangan produk fungsional yang akan diproduksi pada proyek simulasi wirausaha. Langkah selanjutnya adalah membuat rancangan teknik produksi yang akan digunakan pada proyek simulasi mendatang. Tahapan pada proses produksi dan pemilihan metode produksi yang telah dibahas pada pembelajaran tentang proses produksi dapat dijadikan acuan.
Setiap kelompok menghasilkan sebuah rancangan proses produksi dari produk fungsional dari bahan limbah yang telah dipilih pada tugas sebelumnya.
Sebuah produk untuk dapat memasuki pasar membutuhkan pengemasan dan promosi. Pada pembelajaran ini siswa akan membuat rancangan kemasan dan kegiatan promosi untuk produk fungsional yang telah dirancang oleh masing-masing kelompok. Kemasan yang dirancang sedapat mungkin memiliki identitas dan menampilkan brand dari produk maupun kelompok (wirausahawan). Biaya yang diperlukan untuk produksi kemasan dan kegiatan promosi dimasukan ke dalam penghitungan pembiayaan.
Pada tahap ini siswa telah memiliki rancangan desain produk hiasan, rancangan proses produksi, rancangan kemasan dan promosi, rancangan biaya dan keuangan. Rancangan-rancangan tersebut akan diwujudkan dalam simulasi wirausaha pada kegiatan berikutnya. Pada upaya mengembangan wirausaha dibutuhkan proposal usaha yang akan menginformasikan rencana usaha kepada pihak lain, misalnya calon penyandang dana.
Proyek simulasi wirausaha ini merupakan bagian terakhir dari semester kedua. Siswa akan melakukan simulasi wirausaha. Simulasi terbagi atas sepuluh (10) kelompok kegiatan yang dilakukan. Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan pada beberapa pertemuan dan ditambah dengan tugas di luar kelas (beberapa minggu). Pada akhir proyek, siswa melakukan promosi dan penjualan produk yang telah dibuatnya. Penjualan dapat dilakukan bersamasama dalam bentuk suatu bazar atau terpisah, tergantung dari pasar sasaran dan konsep wirausaha yang dipilih. Evaluasi akhir dibuat oleh masing-masing kelompok dan menjadi bagian dari laporan proyek.