Naskah
Cerita yang melukiskan konflik manusia dalam bentuk dialog, yang dipresentasikan melalui tontonan dengan menggunakan percakapan dan action di hadapan penonton.
Neo Klasik
Adalah klasik baru.
Noorca Marendra
Di samping menulis kritik, ia juga menulis puisi, novel dan naskah drama. Karya-karya naskah dramanya memenangkan penghargaan dalam lomba penulisan. Naskahnya yang terkenal Perjalanan Kehilangan, Terbit Bulan Tenggelam Bulan, dan Naskah anakanak Tinton.
Opera Peking
Salah satu teater tradisional China adalah Opera Peking. Yang menggabungkan musik, tarian, nyanyian, pantomim dan akrobat. Tontonan ini muncul pada akhir abad ke- 18 dan mulai popular pada pertengahan abad ke- 19. Tata rias dan tata busananya penuh warna dan sangat rumit. Gerakan-gerakan pelakunya cenderung simbolik dan sugestif.
Lakon Opera Peking berasal dari sejarah China, legenda, cerita rakyat, dan cerita-cerita kekinian. Dalam perjalanannya, Opera Peking, terus mengalami perubahan hingga pada bentuknya yang sekarang. Opera Peking adalah perpaduan dari banyak bentuk kesenian di China. Sebagaimana teater tradisional di Indonesia, Opera Peking pada awalnya hanya dimainkan oleh laki-laki. Perempuan baru diperkenankan main di Shanghai, tahun 1894. Opera Peking juga berkembang di Taiwan.
Orchestra
(Dari bahasa Yunani), semula nama bagian dari teater di zaman Yunani kuno yang merupakan tempat koor; kemudian orchestra artinya ruang antara panggung dan penonton, yakni tempat pemainpemain music. Sekarang artinya rombongan pemain musik bersama instrument-instrumen mereka.
Ada bermacam-macam orkes: a) orkes biasa (instrumen-instrumen gesek, instrument-instrumen tiup, instrument-instrumen pukul); b) orkes harmoni (terutama instrument-instrumen tiup dan instrumentinstrumen pukul); c) orkes fanfare (hanya instrument-instrumen tiup dari kuningan dan instrumentinstrumen pukul dan d) orkes gesek (hanya instrument-instrumen gesek.
Parados
Lorong atau pintu masuk-keluar yang digunakan oleh chorus (pemain
Pantomim
Pertunjukan yang tidak menggunakan bahasa verbal, melainkan menggunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah.
Pantun
Pantun bersifat liris. Digunakan untuk mencurahkan isi hati, menyatakan cinta kasih, suka duka, kerinduan, kekecewaan, dsb. Tiap-tiap bait pantun terdiri dari 4 baris dan tiap-tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Sajak akhirnya merupakan sajak silang yang dapat dirumuskan ab ab. Baris ke 1 dan ke 2 disebut sampiran, dan tak mempunyai hubungan logis dengan baris ke 3 dan ke 4 yang menjadi isi pantun dan yang disebut maksud.
Contohnya:
Kalau ada sumur di ladang
Dapatlah kita menumpang mandi.
Kalau ada umur panjang
Tentulah kita bertemu lagi.
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh.
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh.
Premise
Adalah rumusan dari intisari cerita.
Ramayana
Merupakan epos, atau cerita kepahlawanan yang berasal dari India. Ditulis oleh Walmiki, penyair India kuno.
Randai
Teater Tradisional Randai yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat ini bertolak dari sastra lisan yang disebut kaba (yang artinya “cerita”). Kaba yang berbentuk gurindam dan pantun didendangkan dengan iringan saluang, rabab, bansi dan rebana. Tontonan berlangsung dalam pola melingkar berdasarkan gerak-gerak tari yang bertolak dari silat. Gerak-gerak silat ini disebut gelombang. Cerita-cerita yang digarap menjadi tontonan adalah cerita-cerita lisan berupa legenda dan dongeng yang cukup popular di tengah masyarakat.
Randai adalah tontonan yang menggabungkan musik, nyanyian tari, drama dan seni bela-diri silat. Umumnya dipertontonkan dalam rangka upacara adat atau festival.
Raphael Bonitz
Adalah kritikus teater bangsa Jerman, yang mengulas pementasan-pementasan teater pada “9th World Festival of Children’s Theatre”, yang berlangsung di Lingen (Ems), Jerman, tanggal 14 – 25 Juli 2006.
Rendra
Nama lengkapnya Willybrodus surendra bhawana Rendra. Lahir di Solo, 7 November 1935. Meninggal dunia, 6 Agustus 2009 di Jakarta. Mulai menulis puisi dan drama sejak kelas 2 SMP. Setelah belajar di American Academy of Dramatic Arts, tahun 1964-1967, ia kembali ke Indonesia, mendirikan Bengkel Teater dan mementaskan karya-karyanya sendiri serta karya Sophocles, Aristophanes, Shakespeare, dan lainnya. Karya Rendra mempengaruhi perkembangan Teater Modern Indonesia: Mini kata, Mastodon dan Burung Kondor, Kisah Perjuangan Suku Naga, Sekda, Panembahan Reso dan drama anak-anak Tuyul Anakku.
Sandiwara
Sandiwara dibentuk dari kata Jawa, sandi (rahasia) dan wara/warah (pengajaran). menurut Ki Hadjar Dewantara, sandiwara adalah pengajaran yang dilakukan dengan rahasia/perlambang.
Sastra Lisan
Hasil sastra lama yang disampaikan secara lisan (dari mulut ke mulut), umumnya disampaikan dengan dendang, baik dengan iringan music (rebab, kecapi, dll) maupun tidak.
Satyr
Drama yang menggambarkan tindakan tragedi dan mengolok-olok nasib karakter tragedi.
Sinetron
Sinetron merupakan kependekan dari sinema (istilah dari film) elektronik.
Scene
Dari bahasa Yunani, yang merupakan bangunan di belakang panggung. Biasanya dihiasi sebagai istana atau kuil. Memiliki setidaknya satu set pintu untuk keluar-masuk pemain.
Setting Peristiwa
Adalah tempat di mana kejadian berlangsung.
Simbolik
Gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan perlambang-perlambang yang telah dikenal. Contoh: Lintah Darat itu telah ditangkap yang berwajib.
SM. Ardan
Lahir di Medan, tanggal 2 Februari 1932. Sejak sekolah menulis dalam berbagai majalah, antara lain Mimbar Indonesia, Zenith, Kisah dan Siasat. Sastrawan ini berjasa besar, membawa pertunjukan Lenong ke Pusat Kesenian Jakarta- Taman Ismail Marzuki, sehingga menjadi tontonan yang bisa dinikmati oleh kalangan menengah.
Sophocles
Pengarang besar ini dilahirkan pada tahun 496 SM dan meninggal tahun 406 SM. Dialah pengarang tragedi Yunani yang paling terkenal di dunia, tokoh pembaharu drama pada zamannya, Dari 123 judul karyanya, hanya hanya 7 judul saja yang sempat diwariskannya kepada dunia, yaitu; Oedipus Sang Raja, Antigone, Ajax (445-440 SM), Trachiniae (413 SM), Electra (410 SM), Philoctetes (409), Oedipus di Colonus (401 SM) dan sebuah Satyr Icneutoe.
Teater
Kata “teater” berasal dari kata Yunani kuno, theatron, yang dalam bahasa Inggris seeing place, dan dalam bahasa Indonesia “tempat untuk menonton”. Tapi pada perkembangan selanjutnya kata teater dipakai untuk menyebut nama aliran dalam teater (teater Klasik, teater Romantik, teater Ekspresionis, teater Realis, teater Absurd, dst). Kata teater juga dipakai untuk nama kelompok (Bengkel Teater, teater Mandiri, teater Koma, teater Tanah Air, dst).
Teater Absurd
Istilah ini pada mulanya digunakan oleh Albert Camus melalui karyanya The Miyth of Sisypus (1942), di mana ia mencoba mengisahkan tentang keterasingan manusia di dunia tanpa cahaya dan ilusi. Kemudian Martin Esslin menulis sebuah buku The Theatre of The Absurd, yang membicarakan karya Beckett, Adamov, Ionesco, Genet, dan lain-lain. Dan selanjutnya para kritikus menganggap penulis, pengarang drama yang muncul dalam kurun yang sama, dan kebetulan pula menghasilkan karya dengan pandangan yang agak sama itu sebagai wakil dari aliran absurd.
Drama berjudul Ubu Roi, karya Alfred Jarry (1875-1907) yang dipentaskan pertama kali di kota Paris, tahun 1896, dianggap sebagai contoh dari drama absurd. Kemudian karya dari Genet, The Maids (1947); Ionesco, Bald Primadona (1950); dan Beckett, Waiting for Godot (1952) yang juga dipentaskan di kota Paris. Eugene Ionesco dan Samuel Beckett paling popular di kalangan penulis drama absurd dan dianggap sebagai tokoh terkemuka dalam The Theatre of The Absurd. Jhon Russel Taylor, dalam kamus teaternya, menganggap Waiting for Godot sebagai “… salah satu drama paling terkemuka dan berpengaruh di abad duapuluh.”
Teater Klasik
Karya drama yang bernilai tinggi serta langgeng sifatnya dan yang sering dijadikan tolok ukur. Contohnya; Belenggu Prometheus karya Aeschylus, trilogy Oedipus karya Sophocles, Medea karya Euripides, Lysistrata karya Aristophanes, dll.
Teater Realis
Jika teater romantik memandang kenyataan tidak secara apa adanya, maka teater realism memandang kenyataan apa adanya.
Teater yang beraliran realism tidak memoles kenyataan dengan maksud memperindah kenyataan itu, namun mencoba membeberkan kenyataan secara realistis. Jika teater zaman romantik menyatakan gunung itu biru indah, maka aliran realisme menyatakan gunung itu penuh bukit-bukit curam dengan pohon-pohon besar, tanah longsor, dan mungkin juga erosi akibat penggundulan hutan. Teater Realis mengungkapkan gagasannya secara apa adanya, mengungkapkan kenyataan dan kebenaran apa adanya, tanpa tersamar atau disimbolisasikan.
Teater Romantik
Teater yang menggambarkan kenyataan secara berlebihan, artinya kenyataan itu dicoba untuk diperindah atau diperbagus. Meskipun kenyataan yang terjadi pada masa itu juga kenyataan hidup manusia seperti yang kita alami sekarang, namun tokoh-tokoh dalam aliran Romantik seperti halnya bukan manusia karena mempunyai kelebihan-kelebihan seperti malaikat atau dewa-dewa. Penggambaran kelebihan-kelebihan ini karena pengarang berpendapat dunia ini sempurna tanpa cela. Ia menghendaki tokoh-tokoh yang sempurna tanpa cela pula. Padahal baik tokoh maupun kisah hidup manusia di dunia ini tidak pernah tanpa cela.
Teater Tradisional India
Kalau di zaman Yunani kuno, Aristoteles (384 SM – 322 SM), menulis “Poetic”, risalah yang mengulas tentang puisi, tragedi, komedi, dll. Maka di India (1500 SM – 1000 SM), ada tokoh yang setara, Bharata Muni, yang menulis “Natya shastra, risalah yang ditujukan kepada penulis naskah, sutradara dan aktor. Risalah tersebut melukiskan tentang akting, tari, musik, struktur dramatik, arsitektur, tata busana, tata rias, properti, manajemen produksi, dll.
Teater tradisional India bermula dari bentuk narasi yang diekspresikan dalam nyanyian dan tarian. Sehingga pada perkembangannya gerak laku pada teater tradisional India, didominasi oleh nyanyian dan tarian, yang merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi.
Sementera, alur cerita dan struktur lakon mengikuti alur dan struktur dari Mahabharata dan Ramayana, dengan tema cinta dan kepahlawanan.
Thespis
Nama Thespis dilegendakan oleh bangsa Yunani, sehingga sampai sekarang orang menyebut aktor sebagai Thespian.
Tradisional
Kata tradisi berasal dari kata Inggris, tradition, yaitu; - buah pikiran, kepercayaan, adat-istiadat, pandangan hidup yang diturunkan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Yang dimaksud dengan teater tradisional adalah; bentuk tontonan yang diwariskan nenek moyang secara turun-temurun kepada masyarakat.
Tragedi
Drama yang menggambarkan kejatuhan sang pahlawan, dikarenakan oleh nasib dan kehendak dewa, sehingga menimbulkan belas dan ngeri.
Visual
Segala sesuatu yang tertangkap oleh indera penglihatan.
Williams Shakespeare
Pujangga Inggris ini dilahirkan tanggal 23 April 1564 di Stratford, putra pedagang kaya yang pernah jadi walikota di sana, mendapatkan pendidikan Grammar School. Umur 28 tahun ia menikah dan menjadi pemain drama. Di London ia memperoleh pendidikan bukan hanya soal teater, tapi hamper segala hal. Seperti kebanyakan pemain drama ketika itu, Shakespeare pun menulis drama. Yang paling sukses ialah yang berjudul Henry VI, sebuah seri yang terdiri dari 3 buah drama tentang peperangan Inggris-Perancis. Drama-dramanya yang telah diterbitkan ke dalam bahasa Indonesia, antara lain; Hamlet, Romeo & Juliet, Raja Lear, Macbeth, Impian di tengah Musim, Mana Suka, Saudagar Venesia, Prahara, Antonius dan Cleopatra, Julius Caesar, dll.
Cerita yang melukiskan konflik manusia dalam bentuk dialog, yang dipresentasikan melalui tontonan dengan menggunakan percakapan dan action di hadapan penonton.
Neo Klasik
Adalah klasik baru.
Noorca Marendra
Di samping menulis kritik, ia juga menulis puisi, novel dan naskah drama. Karya-karya naskah dramanya memenangkan penghargaan dalam lomba penulisan. Naskahnya yang terkenal Perjalanan Kehilangan, Terbit Bulan Tenggelam Bulan, dan Naskah anakanak Tinton.
Opera Peking
Salah satu teater tradisional China adalah Opera Peking. Yang menggabungkan musik, tarian, nyanyian, pantomim dan akrobat. Tontonan ini muncul pada akhir abad ke- 18 dan mulai popular pada pertengahan abad ke- 19. Tata rias dan tata busananya penuh warna dan sangat rumit. Gerakan-gerakan pelakunya cenderung simbolik dan sugestif.
Lakon Opera Peking berasal dari sejarah China, legenda, cerita rakyat, dan cerita-cerita kekinian. Dalam perjalanannya, Opera Peking, terus mengalami perubahan hingga pada bentuknya yang sekarang. Opera Peking adalah perpaduan dari banyak bentuk kesenian di China. Sebagaimana teater tradisional di Indonesia, Opera Peking pada awalnya hanya dimainkan oleh laki-laki. Perempuan baru diperkenankan main di Shanghai, tahun 1894. Opera Peking juga berkembang di Taiwan.
Orchestra
(Dari bahasa Yunani), semula nama bagian dari teater di zaman Yunani kuno yang merupakan tempat koor; kemudian orchestra artinya ruang antara panggung dan penonton, yakni tempat pemainpemain music. Sekarang artinya rombongan pemain musik bersama instrument-instrumen mereka.
Ada bermacam-macam orkes: a) orkes biasa (instrumen-instrumen gesek, instrument-instrumen tiup, instrument-instrumen pukul); b) orkes harmoni (terutama instrument-instrumen tiup dan instrumentinstrumen pukul); c) orkes fanfare (hanya instrument-instrumen tiup dari kuningan dan instrumentinstrumen pukul dan d) orkes gesek (hanya instrument-instrumen gesek.
Parados
Lorong atau pintu masuk-keluar yang digunakan oleh chorus (pemain
Pantomim
Pertunjukan yang tidak menggunakan bahasa verbal, melainkan menggunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah.
Pantun
Pantun bersifat liris. Digunakan untuk mencurahkan isi hati, menyatakan cinta kasih, suka duka, kerinduan, kekecewaan, dsb. Tiap-tiap bait pantun terdiri dari 4 baris dan tiap-tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Sajak akhirnya merupakan sajak silang yang dapat dirumuskan ab ab. Baris ke 1 dan ke 2 disebut sampiran, dan tak mempunyai hubungan logis dengan baris ke 3 dan ke 4 yang menjadi isi pantun dan yang disebut maksud.
Contohnya:
Kalau ada sumur di ladang
Dapatlah kita menumpang mandi.
Kalau ada umur panjang
Tentulah kita bertemu lagi.
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh.
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh.
Premise
Adalah rumusan dari intisari cerita.
Ramayana
Merupakan epos, atau cerita kepahlawanan yang berasal dari India. Ditulis oleh Walmiki, penyair India kuno.
Randai
Teater Tradisional Randai yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat ini bertolak dari sastra lisan yang disebut kaba (yang artinya “cerita”). Kaba yang berbentuk gurindam dan pantun didendangkan dengan iringan saluang, rabab, bansi dan rebana. Tontonan berlangsung dalam pola melingkar berdasarkan gerak-gerak tari yang bertolak dari silat. Gerak-gerak silat ini disebut gelombang. Cerita-cerita yang digarap menjadi tontonan adalah cerita-cerita lisan berupa legenda dan dongeng yang cukup popular di tengah masyarakat.
Randai adalah tontonan yang menggabungkan musik, nyanyian tari, drama dan seni bela-diri silat. Umumnya dipertontonkan dalam rangka upacara adat atau festival.
Raphael Bonitz
Adalah kritikus teater bangsa Jerman, yang mengulas pementasan-pementasan teater pada “9th World Festival of Children’s Theatre”, yang berlangsung di Lingen (Ems), Jerman, tanggal 14 – 25 Juli 2006.
Rendra
Nama lengkapnya Willybrodus surendra bhawana Rendra. Lahir di Solo, 7 November 1935. Meninggal dunia, 6 Agustus 2009 di Jakarta. Mulai menulis puisi dan drama sejak kelas 2 SMP. Setelah belajar di American Academy of Dramatic Arts, tahun 1964-1967, ia kembali ke Indonesia, mendirikan Bengkel Teater dan mementaskan karya-karyanya sendiri serta karya Sophocles, Aristophanes, Shakespeare, dan lainnya. Karya Rendra mempengaruhi perkembangan Teater Modern Indonesia: Mini kata, Mastodon dan Burung Kondor, Kisah Perjuangan Suku Naga, Sekda, Panembahan Reso dan drama anak-anak Tuyul Anakku.
Sandiwara
Sandiwara dibentuk dari kata Jawa, sandi (rahasia) dan wara/warah (pengajaran). menurut Ki Hadjar Dewantara, sandiwara adalah pengajaran yang dilakukan dengan rahasia/perlambang.
Sastra Lisan
Hasil sastra lama yang disampaikan secara lisan (dari mulut ke mulut), umumnya disampaikan dengan dendang, baik dengan iringan music (rebab, kecapi, dll) maupun tidak.
Satyr
Drama yang menggambarkan tindakan tragedi dan mengolok-olok nasib karakter tragedi.
Sinetron
Sinetron merupakan kependekan dari sinema (istilah dari film) elektronik.
Scene
Dari bahasa Yunani, yang merupakan bangunan di belakang panggung. Biasanya dihiasi sebagai istana atau kuil. Memiliki setidaknya satu set pintu untuk keluar-masuk pemain.
Setting Peristiwa
Adalah tempat di mana kejadian berlangsung.
Simbolik
Gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan perlambang-perlambang yang telah dikenal. Contoh: Lintah Darat itu telah ditangkap yang berwajib.
SM. Ardan
Lahir di Medan, tanggal 2 Februari 1932. Sejak sekolah menulis dalam berbagai majalah, antara lain Mimbar Indonesia, Zenith, Kisah dan Siasat. Sastrawan ini berjasa besar, membawa pertunjukan Lenong ke Pusat Kesenian Jakarta- Taman Ismail Marzuki, sehingga menjadi tontonan yang bisa dinikmati oleh kalangan menengah.
Sophocles
Pengarang besar ini dilahirkan pada tahun 496 SM dan meninggal tahun 406 SM. Dialah pengarang tragedi Yunani yang paling terkenal di dunia, tokoh pembaharu drama pada zamannya, Dari 123 judul karyanya, hanya hanya 7 judul saja yang sempat diwariskannya kepada dunia, yaitu; Oedipus Sang Raja, Antigone, Ajax (445-440 SM), Trachiniae (413 SM), Electra (410 SM), Philoctetes (409), Oedipus di Colonus (401 SM) dan sebuah Satyr Icneutoe.
Teater
Kata “teater” berasal dari kata Yunani kuno, theatron, yang dalam bahasa Inggris seeing place, dan dalam bahasa Indonesia “tempat untuk menonton”. Tapi pada perkembangan selanjutnya kata teater dipakai untuk menyebut nama aliran dalam teater (teater Klasik, teater Romantik, teater Ekspresionis, teater Realis, teater Absurd, dst). Kata teater juga dipakai untuk nama kelompok (Bengkel Teater, teater Mandiri, teater Koma, teater Tanah Air, dst).
Teater Absurd
Istilah ini pada mulanya digunakan oleh Albert Camus melalui karyanya The Miyth of Sisypus (1942), di mana ia mencoba mengisahkan tentang keterasingan manusia di dunia tanpa cahaya dan ilusi. Kemudian Martin Esslin menulis sebuah buku The Theatre of The Absurd, yang membicarakan karya Beckett, Adamov, Ionesco, Genet, dan lain-lain. Dan selanjutnya para kritikus menganggap penulis, pengarang drama yang muncul dalam kurun yang sama, dan kebetulan pula menghasilkan karya dengan pandangan yang agak sama itu sebagai wakil dari aliran absurd.
Drama berjudul Ubu Roi, karya Alfred Jarry (1875-1907) yang dipentaskan pertama kali di kota Paris, tahun 1896, dianggap sebagai contoh dari drama absurd. Kemudian karya dari Genet, The Maids (1947); Ionesco, Bald Primadona (1950); dan Beckett, Waiting for Godot (1952) yang juga dipentaskan di kota Paris. Eugene Ionesco dan Samuel Beckett paling popular di kalangan penulis drama absurd dan dianggap sebagai tokoh terkemuka dalam The Theatre of The Absurd. Jhon Russel Taylor, dalam kamus teaternya, menganggap Waiting for Godot sebagai “… salah satu drama paling terkemuka dan berpengaruh di abad duapuluh.”
Teater Klasik
Karya drama yang bernilai tinggi serta langgeng sifatnya dan yang sering dijadikan tolok ukur. Contohnya; Belenggu Prometheus karya Aeschylus, trilogy Oedipus karya Sophocles, Medea karya Euripides, Lysistrata karya Aristophanes, dll.
Teater Realis
Jika teater romantik memandang kenyataan tidak secara apa adanya, maka teater realism memandang kenyataan apa adanya.
Teater yang beraliran realism tidak memoles kenyataan dengan maksud memperindah kenyataan itu, namun mencoba membeberkan kenyataan secara realistis. Jika teater zaman romantik menyatakan gunung itu biru indah, maka aliran realisme menyatakan gunung itu penuh bukit-bukit curam dengan pohon-pohon besar, tanah longsor, dan mungkin juga erosi akibat penggundulan hutan. Teater Realis mengungkapkan gagasannya secara apa adanya, mengungkapkan kenyataan dan kebenaran apa adanya, tanpa tersamar atau disimbolisasikan.
Teater Romantik
Teater yang menggambarkan kenyataan secara berlebihan, artinya kenyataan itu dicoba untuk diperindah atau diperbagus. Meskipun kenyataan yang terjadi pada masa itu juga kenyataan hidup manusia seperti yang kita alami sekarang, namun tokoh-tokoh dalam aliran Romantik seperti halnya bukan manusia karena mempunyai kelebihan-kelebihan seperti malaikat atau dewa-dewa. Penggambaran kelebihan-kelebihan ini karena pengarang berpendapat dunia ini sempurna tanpa cela. Ia menghendaki tokoh-tokoh yang sempurna tanpa cela pula. Padahal baik tokoh maupun kisah hidup manusia di dunia ini tidak pernah tanpa cela.
Teater Tradisional India
Kalau di zaman Yunani kuno, Aristoteles (384 SM – 322 SM), menulis “Poetic”, risalah yang mengulas tentang puisi, tragedi, komedi, dll. Maka di India (1500 SM – 1000 SM), ada tokoh yang setara, Bharata Muni, yang menulis “Natya shastra, risalah yang ditujukan kepada penulis naskah, sutradara dan aktor. Risalah tersebut melukiskan tentang akting, tari, musik, struktur dramatik, arsitektur, tata busana, tata rias, properti, manajemen produksi, dll.
Teater tradisional India bermula dari bentuk narasi yang diekspresikan dalam nyanyian dan tarian. Sehingga pada perkembangannya gerak laku pada teater tradisional India, didominasi oleh nyanyian dan tarian, yang merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi.
Sementera, alur cerita dan struktur lakon mengikuti alur dan struktur dari Mahabharata dan Ramayana, dengan tema cinta dan kepahlawanan.
Thespis
Nama Thespis dilegendakan oleh bangsa Yunani, sehingga sampai sekarang orang menyebut aktor sebagai Thespian.
Tradisional
Kata tradisi berasal dari kata Inggris, tradition, yaitu; - buah pikiran, kepercayaan, adat-istiadat, pandangan hidup yang diturunkan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Yang dimaksud dengan teater tradisional adalah; bentuk tontonan yang diwariskan nenek moyang secara turun-temurun kepada masyarakat.
Tragedi
Drama yang menggambarkan kejatuhan sang pahlawan, dikarenakan oleh nasib dan kehendak dewa, sehingga menimbulkan belas dan ngeri.
Visual
Segala sesuatu yang tertangkap oleh indera penglihatan.
Williams Shakespeare
Pujangga Inggris ini dilahirkan tanggal 23 April 1564 di Stratford, putra pedagang kaya yang pernah jadi walikota di sana, mendapatkan pendidikan Grammar School. Umur 28 tahun ia menikah dan menjadi pemain drama. Di London ia memperoleh pendidikan bukan hanya soal teater, tapi hamper segala hal. Seperti kebanyakan pemain drama ketika itu, Shakespeare pun menulis drama. Yang paling sukses ialah yang berjudul Henry VI, sebuah seri yang terdiri dari 3 buah drama tentang peperangan Inggris-Perancis. Drama-dramanya yang telah diterbitkan ke dalam bahasa Indonesia, antara lain; Hamlet, Romeo & Juliet, Raja Lear, Macbeth, Impian di tengah Musim, Mana Suka, Saudagar Venesia, Prahara, Antonius dan Cleopatra, Julius Caesar, dll.