Kata Benda
Kata benda disebut juga nomina (substantiva), yaitu semua kata yang dapat diterangkan atau yang diperluas dengan frase yang + kata sifat. Misalnya :
• bunga yang indah,
• sekretaris yang terampil,
• guru yang bijaksana,
• siswa yang cendekia,
• Tuhan yang Maha Esa,
• udara yang segar,
• persoalan yang rumitl,
• perjanjian yang gagal,
• keadilan yang rapuh.
Semua kata yang tercetak miring adalah nomina.
Dalam sebuah wacana, sering kata benda diganti kedudukannya oleh kata yang lain. Misalnya: "Kemarin Amir, mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa Amir akan menemui Hendro dan Herman di tempat yang sama".
yang sering dan lebih wajar jika dituturkan kembali menjadi: "Kemarin Amir mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa dia akan menemui mereka di tempat yang sama'.
Kata dia yang menggantikan Amir dan mereka yang menggantikan Hendro dan Herman adalah kata ganti atau pronomina.
Dalam tata bahasa tradisional kata benda dibedakan atas:
1. Kata benda abstrak,seperti kejujuran.
2. Kata benda konkret, misalnya gedung.
3. Kata benda nama diri, yang huruf awalnya selalu ditulis dengan huruf kapital, misalnya Amir
Kata benda kumpulan, seperti regu, masyarakat, tim, kelas, keluarga.
Selanjutnya kata ganti juga dibedakan atas beberapa subkelas :
1. Kata ganti orang : dia, mereka, engkau, saudara, anda.
2. Kata ganti tunjuk : ini, itu.
3. Kata ganti hubung: yang, tempat, serta.
4. Kata ganti tanya : apa, siapa, kapan, berapa.
Kata Kerja
Semua kata yang dapat diperluas atau dijelaskan dengan frase dengan + kata sifat, misalnya :
• membaca dengan lancar,
• belajar dengan sungguh-sungguh,
• berpakaian dengan rapi,
• makan dengan lahap,
• berjalan dengan santai,
• tidur dengan nyenyak,
adalah kata kerja atau verba.
Kata kerja atau verba dibedakan atas :
1. Kata kerja transitif,
yaitu kata kerja yang memadukan objek, contoh : membeli, memikirkan, mengutarakan, membahas, menertawakan, memahami, menanamkan.
Antara verba transitif dengan objek langsung tidak boleh disela oleh preposisi atau kata depan.
Jadi bentuk ujaran seperti : "Panitia membicarakan tentang keuangan" tidak benar atau rancu.
Kalimat di atas dapat dibakukan dengan menghilangkan kata tentang.
2. Kata kerja transitif ganda,
alah kata kerja yang memerlukan objek dua, contoh: membelikan, dan membawakan dalam kalimat
a. Ayah membelikan adik sepeda mini;
b. Kakak membawakan kakek barang bawaannya.
3. Kata kerja intransitif, ialah kata kerja yang tidak memerlukan objek, contoh : berlari, berdiri, tertawa, menyanyi, merokok, melamun.
4. Kata kerja reflektif, yang menyatakan tindakan untuk diri sendiri, contoh : bersolek, berhias, bercukur, bercermin, mengaca.
5. Kata kerja resiproks, yang menunjukan tindakan atau perbuatan berbalasan atau menyatakan makna saling, contoh : bergelut, berpandangan, bergandengan, bertinju, pukul-memuku,l surat-suratan, senggolsenggolan.
Sehubungan dengan kata kerja ini, kita sering membuat kesalahan dengan menambahkan kata saling di depan kata kerja ini, misalnya: saling tolong-menolong, saling bergandengan, saling bertinju. Semua bentuk pengungkapan tersebut salah atau rancu, dan dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata saling, atau mengubah menjadi saling menolong, saling menggandeng, saling meninju.
6. Kata kerja instrumental, yang menunjuk sarana perbuatan : mengetik, bermotor, bersepeda, membajak, dan mengetam.
7. Kata kerja aktif, yang subjeknya melakukan tindakan seperti yang dimaksud. Biasanya berawalan me- atau ber-, contoh : menyanyi, mengungkit, berdebat, dan bermalam.
8. Kata kerja pasif, yang subjeknya menjadi sasaran dari tindakan dimaksud. Biasanya berawalan di-, ter- dan berimbuhan ke- an. contoh : dibahas, diminati, diulang, terpukul, tertindas, kecopetan.
Kata kerja yang menduduki fungsi predikat disebut kata kerja finit (predikatif), sedang kata kerja yang berfungsi nominal atau berfungsi sebagai kata benda, yang menduduki fungsi subjek atau objek, dinamakan kata kerja infinit (substantiva). Misalnya dalam kalimat : Belajar itu penting dan la belalar membaca. Belajar dan membaca adalah verba lnfinit.
Kata Sifat
Semua kata yang dapat diperluas dengan kata lebih, paling, sangat, atau mengambil bentuk sereduplikasi- nya, adalah kata sifat. Kata ini disebut juga adjektiva, contoh : lebih cermat, agak membosankan, sangat cantik, semahal-mahalnya lebih bijaksana, paling enak, sangat mahal, sebaik-baiknya lebih bahagia, tua sekali, sangat pandai, sejelek-jeleknya paling menarik, cantik sekali, kurang berharga, seteliti-telitinya
Kata sifat dikatakan berfungsi atributif jika digunakan untuk menjelaskan kata benda, dan kata sifat
tersebut bersama-sama dengan kata bendanya membentuk frase nominal. Jika digunakan sebagai
predikat sebuah kalimat ia dikatakan berfungsi predikatif Perhatikan contoh berikut :
(1) Mahasiswa baru itu sedang mengikuti penataran P4.
(2) Buku itu baru.
Kata baru dalam kalimat (1) berfungsi atributif, sedangkan dalam kalimat (2) berfungsi predikatif.
Kata Tugas
Kata yang berfungsi total, memperluas atau mentransformasikan kalimat dan tidak dapat menduduki jabatan-jabatan utama dalam kalimat, seperti kata dan, di, dengan, dll. dikelompokkan ke dalam kelas kata tugas. Yang termasuk kata tugas ialah :
(1) Kata depan atau preposisi : di, ke, dari
(2) Kata hubung atau konjungsi : dan, atau, karena, dengan
(3) Kata sandang atau artikula : si, sang, para, kaum
(4) Kata keterangan atau adverbia : sangat, selalu, agak, sedang, secepat-cepatnya
Ciri - ciri Kata Tugas
1. Tidak dapat berdiri sendiri sebagai tuturan yang bebas.
2. Tidak, pernah mendapat imbuhan atau mengalami afiksasi. Perhatikan, kata ke, dari, di, tetapi, telah, akan, dsb., tidak mengalami afiksasi !
3. Berfungsi menyatakan makna gramatikal kalimat. Sebuah kalimat akan berubah artinya jika kata tugasnya diganti dengan kata tugas yang lain. Perhatikan contoh di bawah ini :
a. Herman sedang mandi
b. Herman sudah mandi
c. Herman belum mandi
d. Herman akan mandi
e. Herman selalu mandi
f. Herman pernah mandi
4. Jumlah kata tugas hampir tidak, berkembang karena sifat keanggotaannya tertutup. Ini berbeda sekali dengan kata benda, kata kerja atau kata sifat yang terus berkembang dan diperkaya oleh kata-kata baru.
2. Fungsi Kata Tugas
Fungsi kata tugas ialah untuk menperluas atau menyatakan hubungan unsur-unsur kalimat dan menyatakan makna gramatikal atau arti struktural kalimat tersebut. Secara terinci kata tugas berfungsi untuk menunjukkan hubungan :
1. arah : di, ke, dati
2. pelaku perbuatan : oleh
3. penggabungan : dan, lagi, pula, pun, serta, tambahan
4. kelangsungan : sedang, akan, sudah, belum, pernah, sesekali
5. waktu : ketika, tatkala, selagi, waktu, saat, sejak
6. pemilihan : atau
7. pertentangan : tetapi, padahal, namun, walaupun, meskipun, sedangkan
8. pembandingan : seperti, sebagai, penaka, serasa, ibarat, bagai, daripada, mirip, persis
9. persyaratan : jika, asalkan,kalau,jikalau,sekiranya, seandainya, seumpama, asal
10.sebab : sebab, karena, oleh karena
11.akibat : hingga, sehingga, sampai-sampai, sampai, akibatnya
12.pembatasan : hanya, saja, melulu, sekadar, kecuali
13.pengingkaran : bukan, tidak, jangan
14.peniadaan : tanpa
15.penerusan : maka, lalu, selanjutnya, kemudian
16.penegasan : bahwa, bahwasanya, memang
17.derajat : agak, cukup, kurang, lebih, amat, sangat, paling
18.tujuan : agar, biar, supaya, untuk
19.peningkatan : makin, semakin, kian, bertambah
20.penyangsian : agaknya, kalau-kalau, jangan-jangan
21.pengharapan : moga-moga, semoga, mudah-mudahan, sudilah
22.orangan : sang, si, yang, para, kaum
23.menjelaskan : ialah, adalah, yaitu, yakni, merupakan
Kata tugas yang menyatakan hubungan arah di dan ke, yang merupakan kata yang penuh berdiri sendiri dan dipisahkan dari kata yang mengikuti, sering dikacaukan dengan prefiks di- dan ke- yang harus digabung dengan bentuk dasarnya.
Perhatikan perbedaan berikut:
• di sini , ke sini, ditulisi, kedua
• di sana, ke samping, dikemukakan, kegemaran
• di dalam, ke luar daerah, dikelilingi, kekasih
• di bawah, ke Surabaya, dikeluarkan, kedalaman
• di luar kota, ke utara, diutarakan, keringanan
Kata benda disebut juga nomina (substantiva), yaitu semua kata yang dapat diterangkan atau yang diperluas dengan frase yang + kata sifat. Misalnya :
• bunga yang indah,
• sekretaris yang terampil,
• guru yang bijaksana,
• siswa yang cendekia,
• Tuhan yang Maha Esa,
• udara yang segar,
• persoalan yang rumitl,
• perjanjian yang gagal,
• keadilan yang rapuh.
Semua kata yang tercetak miring adalah nomina.
Dalam sebuah wacana, sering kata benda diganti kedudukannya oleh kata yang lain. Misalnya: "Kemarin Amir, mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa Amir akan menemui Hendro dan Herman di tempat yang sama".
yang sering dan lebih wajar jika dituturkan kembali menjadi: "Kemarin Amir mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa dia akan menemui mereka di tempat yang sama'.
Kata dia yang menggantikan Amir dan mereka yang menggantikan Hendro dan Herman adalah kata ganti atau pronomina.
Dalam tata bahasa tradisional kata benda dibedakan atas:
1. Kata benda abstrak,seperti kejujuran.
2. Kata benda konkret, misalnya gedung.
3. Kata benda nama diri, yang huruf awalnya selalu ditulis dengan huruf kapital, misalnya Amir
Kata benda kumpulan, seperti regu, masyarakat, tim, kelas, keluarga.
Selanjutnya kata ganti juga dibedakan atas beberapa subkelas :
1. Kata ganti orang : dia, mereka, engkau, saudara, anda.
2. Kata ganti tunjuk : ini, itu.
3. Kata ganti hubung: yang, tempat, serta.
4. Kata ganti tanya : apa, siapa, kapan, berapa.
Kata Kerja
Semua kata yang dapat diperluas atau dijelaskan dengan frase dengan + kata sifat, misalnya :
• membaca dengan lancar,
• belajar dengan sungguh-sungguh,
• berpakaian dengan rapi,
• makan dengan lahap,
• berjalan dengan santai,
• tidur dengan nyenyak,
adalah kata kerja atau verba.
Kata kerja atau verba dibedakan atas :
1. Kata kerja transitif,
yaitu kata kerja yang memadukan objek, contoh : membeli, memikirkan, mengutarakan, membahas, menertawakan, memahami, menanamkan.
Antara verba transitif dengan objek langsung tidak boleh disela oleh preposisi atau kata depan.
Jadi bentuk ujaran seperti : "Panitia membicarakan tentang keuangan" tidak benar atau rancu.
Kalimat di atas dapat dibakukan dengan menghilangkan kata tentang.
2. Kata kerja transitif ganda,
alah kata kerja yang memerlukan objek dua, contoh: membelikan, dan membawakan dalam kalimat
a. Ayah membelikan adik sepeda mini;
b. Kakak membawakan kakek barang bawaannya.
3. Kata kerja intransitif, ialah kata kerja yang tidak memerlukan objek, contoh : berlari, berdiri, tertawa, menyanyi, merokok, melamun.
4. Kata kerja reflektif, yang menyatakan tindakan untuk diri sendiri, contoh : bersolek, berhias, bercukur, bercermin, mengaca.
5. Kata kerja resiproks, yang menunjukan tindakan atau perbuatan berbalasan atau menyatakan makna saling, contoh : bergelut, berpandangan, bergandengan, bertinju, pukul-memuku,l surat-suratan, senggolsenggolan.
Sehubungan dengan kata kerja ini, kita sering membuat kesalahan dengan menambahkan kata saling di depan kata kerja ini, misalnya: saling tolong-menolong, saling bergandengan, saling bertinju. Semua bentuk pengungkapan tersebut salah atau rancu, dan dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata saling, atau mengubah menjadi saling menolong, saling menggandeng, saling meninju.
6. Kata kerja instrumental, yang menunjuk sarana perbuatan : mengetik, bermotor, bersepeda, membajak, dan mengetam.
7. Kata kerja aktif, yang subjeknya melakukan tindakan seperti yang dimaksud. Biasanya berawalan me- atau ber-, contoh : menyanyi, mengungkit, berdebat, dan bermalam.
8. Kata kerja pasif, yang subjeknya menjadi sasaran dari tindakan dimaksud. Biasanya berawalan di-, ter- dan berimbuhan ke- an. contoh : dibahas, diminati, diulang, terpukul, tertindas, kecopetan.
Kata kerja yang menduduki fungsi predikat disebut kata kerja finit (predikatif), sedang kata kerja yang berfungsi nominal atau berfungsi sebagai kata benda, yang menduduki fungsi subjek atau objek, dinamakan kata kerja infinit (substantiva). Misalnya dalam kalimat : Belajar itu penting dan la belalar membaca. Belajar dan membaca adalah verba lnfinit.
Kata Sifat
Semua kata yang dapat diperluas dengan kata lebih, paling, sangat, atau mengambil bentuk sereduplikasi- nya, adalah kata sifat. Kata ini disebut juga adjektiva, contoh : lebih cermat, agak membosankan, sangat cantik, semahal-mahalnya lebih bijaksana, paling enak, sangat mahal, sebaik-baiknya lebih bahagia, tua sekali, sangat pandai, sejelek-jeleknya paling menarik, cantik sekali, kurang berharga, seteliti-telitinya
Kata sifat dikatakan berfungsi atributif jika digunakan untuk menjelaskan kata benda, dan kata sifat
tersebut bersama-sama dengan kata bendanya membentuk frase nominal. Jika digunakan sebagai
predikat sebuah kalimat ia dikatakan berfungsi predikatif Perhatikan contoh berikut :
(1) Mahasiswa baru itu sedang mengikuti penataran P4.
(2) Buku itu baru.
Kata baru dalam kalimat (1) berfungsi atributif, sedangkan dalam kalimat (2) berfungsi predikatif.
Kata Tugas
Kata yang berfungsi total, memperluas atau mentransformasikan kalimat dan tidak dapat menduduki jabatan-jabatan utama dalam kalimat, seperti kata dan, di, dengan, dll. dikelompokkan ke dalam kelas kata tugas. Yang termasuk kata tugas ialah :
(1) Kata depan atau preposisi : di, ke, dari
(2) Kata hubung atau konjungsi : dan, atau, karena, dengan
(3) Kata sandang atau artikula : si, sang, para, kaum
(4) Kata keterangan atau adverbia : sangat, selalu, agak, sedang, secepat-cepatnya
Ciri - ciri Kata Tugas
1. Tidak dapat berdiri sendiri sebagai tuturan yang bebas.
2. Tidak, pernah mendapat imbuhan atau mengalami afiksasi. Perhatikan, kata ke, dari, di, tetapi, telah, akan, dsb., tidak mengalami afiksasi !
3. Berfungsi menyatakan makna gramatikal kalimat. Sebuah kalimat akan berubah artinya jika kata tugasnya diganti dengan kata tugas yang lain. Perhatikan contoh di bawah ini :
a. Herman sedang mandi
b. Herman sudah mandi
c. Herman belum mandi
d. Herman akan mandi
e. Herman selalu mandi
f. Herman pernah mandi
4. Jumlah kata tugas hampir tidak, berkembang karena sifat keanggotaannya tertutup. Ini berbeda sekali dengan kata benda, kata kerja atau kata sifat yang terus berkembang dan diperkaya oleh kata-kata baru.
2. Fungsi Kata Tugas
Fungsi kata tugas ialah untuk menperluas atau menyatakan hubungan unsur-unsur kalimat dan menyatakan makna gramatikal atau arti struktural kalimat tersebut. Secara terinci kata tugas berfungsi untuk menunjukkan hubungan :
1. arah : di, ke, dati
2. pelaku perbuatan : oleh
3. penggabungan : dan, lagi, pula, pun, serta, tambahan
4. kelangsungan : sedang, akan, sudah, belum, pernah, sesekali
5. waktu : ketika, tatkala, selagi, waktu, saat, sejak
6. pemilihan : atau
7. pertentangan : tetapi, padahal, namun, walaupun, meskipun, sedangkan
8. pembandingan : seperti, sebagai, penaka, serasa, ibarat, bagai, daripada, mirip, persis
9. persyaratan : jika, asalkan,kalau,jikalau,sekiranya, seandainya, seumpama, asal
10.sebab : sebab, karena, oleh karena
11.akibat : hingga, sehingga, sampai-sampai, sampai, akibatnya
12.pembatasan : hanya, saja, melulu, sekadar, kecuali
13.pengingkaran : bukan, tidak, jangan
14.peniadaan : tanpa
15.penerusan : maka, lalu, selanjutnya, kemudian
16.penegasan : bahwa, bahwasanya, memang
17.derajat : agak, cukup, kurang, lebih, amat, sangat, paling
18.tujuan : agar, biar, supaya, untuk
19.peningkatan : makin, semakin, kian, bertambah
20.penyangsian : agaknya, kalau-kalau, jangan-jangan
21.pengharapan : moga-moga, semoga, mudah-mudahan, sudilah
22.orangan : sang, si, yang, para, kaum
23.menjelaskan : ialah, adalah, yaitu, yakni, merupakan
Kata tugas yang menyatakan hubungan arah di dan ke, yang merupakan kata yang penuh berdiri sendiri dan dipisahkan dari kata yang mengikuti, sering dikacaukan dengan prefiks di- dan ke- yang harus digabung dengan bentuk dasarnya.
Perhatikan perbedaan berikut:
• di sini , ke sini, ditulisi, kedua
• di sana, ke samping, dikemukakan, kegemaran
• di dalam, ke luar daerah, dikelilingi, kekasih
• di bawah, ke Surabaya, dikeluarkan, kedalaman
• di luar kota, ke utara, diutarakan, keringanan