Pada tanggal 4 Juli 1187, tepat 828 tahun
yang lalu, kota Yerusalem ditaklukkan oleh Sultan Salahuhddin Al-Ayyubi
dalam Pertempuran Hattin. Pasukan Muslim berhasil mengalahkan Pasukan
Salib yg melindungi Kerajaan Kristen Yerusalem (Crusader Kingdom of
Jerusalem), dan selanjutnya menguasai kembali kota suci Al Quds atau
Yerusalem dan kota-kota di sekitarnya. Peristiwa ini merupakan prestasi
fenomenal Shalahuddin dan selanjutnya memicu Perang Salib ke-3 (Third
War of Crusade) yg dimulai 2 tahun setelah pertempuran Hattin hingga
usai pada 1192.
Pertempuran ini berlokasi di Lembah
Hittin (atau Hattin) di dekat Tiberias, yg sekarang dikuasai oleh
Israel. Lembah Hittin memiliki profil geografis berupa 2 buah bukit yg
ditengahnya ada celah menuju pegunungan di utara antara Tiberias dan
jalan menuju Acre di Timur. Jalan Darb-al Hawarnah, yg kemudian dibangun
oleh bangsa Romawi, merupakan jalur utama dari timur ke barat antara
lembah Sungai Jordan, Laut Galilee dan pantai Mediterrania.
5 STRATEGI CERDAS SHALAHUDDIN
Pertempuran ini kemudian menjadi bahan
kajian dalam sejarah perang di dunia. Strategi Shalahuddin mengalahkan
pasukan Kristen diakui sebagai sebuah strategi yang jenius. Nyaris hanya
sedikit korban yang jatuh di kalangan Muslim.
1. Gebrakan Shalahuddin mengepung benteng
kota Tiberius telah berhasil memancing Pasukan Salib untuk keluar dari
benteng kota Acre di pinggir laut. Jalur yg mereka tempuh untuk
membebaskan pengepungan melalui jalur yang telah “dipersiapan” oleh
Shalahuddin. Pada musim panas yang kering itu hampir semua mata air
sudah “dikuras” sehingga pasukan salib didera dahaga sejak mereka
meninggalkan kemah di Sephorie.
2. Shalahuddin telah mempersiapkan
logistik bagi pasukannya. “Gladi resik” yg telah diterapkan oleh
Shalahuddin beberapa bulan sebelumnya terbukti meningkatkan kecepatan
manuver pasukan yang ditempatkan pada medan bebukitan. Beberapa kode
sandi juga dipergunakan untuk menjaga kohesivitas ( kekompakan )pasukan
yang akan “mengarahkan” lawan menuju titik kepung di bukit Hattin.
3. Kelemahan utama pasukan Muslim
terletak pada pertempuran jarak dekat. Hal itu bukan karena rendahnya
keterampilan tempur tetapi lebih disebabkan oleh ringannya baju perang
mereka, peralatan tempur yang juga ringan, serta kuda yang lebih kecil.
Menyadari hal tersebut, Shalahuddin menyusun taktik dimana lawan akan
“dilemahkan” terlebih dahulu dari jarak jauh sebelum serangan pamungkas.
4. Shalahuddin telah mengirimkan kavaleri
pasukan khusus dibawah pimpinan Muzaffaruddin Gökböri yang berhasil
memancing pasukan Templars keluar dari perkemahan. Kedua skuadron
kavaleri Qaymaz an-Najmi dan Dildirim al-Yaruki yg disembunyikan di
sekitar hutan berhasil menjebak 130 pasukan berkuda dan 400 infanteri
dibawah Gerard de Ridefort dan melumatkannya di Sephorie pada bulan Mei
1187. Kekalahan ini merupakan pukulan telak yang menjatuhkan semangat
tempur Pasukan Salib.
5. Shalahuddin berhasil memecah persatuan
pimpinan Pasukan Salib. Count Raymond III dari Tripoli didukungnya
untuk menuntut hak kerajaan dari Guy de Lusignan. Lord Balian d’Ibelin
dari Ramalah “dibukakan” jalur untuk keluar dari pertempuran sehingga
melemahkan balatentara salib.
Catatan tambahan:
Kisah pertempuran Hattin pernah difilmkan dengan judul “Kingdom of Heaven” pada tahun 2005 dg sutradara Ridley Scott dan dibintangi oleh Orlando Bloom, Eva Green, Liam Neeson & aktor Suriah Ghassan Massoud yg memerankan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi.
Kisah pertempuran Hattin pernah difilmkan dengan judul “Kingdom of Heaven” pada tahun 2005 dg sutradara Ridley Scott dan dibintangi oleh Orlando Bloom, Eva Green, Liam Neeson & aktor Suriah Ghassan Massoud yg memerankan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi.