gagasan: pendapat; opini.
genre: secara sempit, jenis teks atau wacana; secara luas, konteks budaya yang melatarbelakangi lahirnya teks. => teks.
Pada konteks budaya yang lebih luas, genre adalah proses sosial yang berorientasi padatujuan yang dicapai secara bertahap. Dikatakan sosial karena manusia berkomunikasidengan menggunakan genre atau teks; dikatakan berorientasi pada tujuan karena orang menggunakan genre atau teks untuk mencapai tujuan komunikasi;
dan dikatakan bertahap karena untuk mencapai tujuan tersebut, biasanya dibutuhkan beberapa tahap melalui pembabakan dalam struktur teks. => struktur teks.
habitat: tempat tinggal khas bagi orang atau masyarakat. Di bidang biologi, istilah ini berartilingkungan kehidupan bagi organisme, seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan.
hierarki (nomina), hierarkis (adjektiva): urutan tingkatan atau jenjang. Di bidang biologi, terdapat urutan tingkatan dari yang tinggi menuju yang rendah: keluarga, order, genus,dan spesies.
humor: lucu; jenaka; keadaan dalam cerita yang menggambarkan kelucuan atau kejenakaan.
invertebrata: tidak bertulang belakang. => vertebrata.
kalimat: gugusan kata dalam satuan ortografis yang diawali oleh huruf besar dan diakhiri oleh tanda titik (.). Dalam LSF, kalimat tidak dibedakan dengan klausa dalam hal bahwa kalimat dan klausa mempunyai kedudukan yang sama dalam tata bahasa, yaitu keduanya mengandung setidak-tidaknya subjek dan predikator. => klausa.
Menurut kompleksitasnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat simpleks dan kalimat kompleks.
kalimat simpleks: kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal) hanya mengandung satu struktur: subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan).
Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu ada dalam kalimat. Pada contoh berikut ini yang dimaksud verba utama adalah menulis. Verba tinggal pada unsur subjek dianggap bukan verba utama. Kalimat tersebut mempunyai satu struktur, yaitu subjek^predikator^keterangan cara.
Pak guru yang tinggal di rumah dinas itu mengajar dengan baik
subjek predikator keterangan cara
kalimat kompleks: kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur. Struktur yang satu dan struktur yang lain biasanya dihubungkan oleh konjungsi, tetapi sering pula hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan tidak ditunjukkan oleh tanda baca apa pun. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat kompleks parataktik dan kalimat kompleks hipotaktik.
kalimat kompleks parataktik: kalimat kompleks yang terdiri atas dua struktur atau lebih yang dinyatakan dengan hubungan konjungtif sejajar dengan makna, antara lain dan, tetapi, dan atau. Contoh berikut ini mengandung dua verba utama, yaitu masing-masing disebut, dalam dua struktur yang dirangkaikan oleh konjungsi dan. Contoh tersebut mempunyai dua struktur (yang kebetulan sama), yaitu masing-masing subjek^predikator^pelengkap. Struktur 1 dan struktur 2 berhubungan secara sejajar dengan konjungsi dan.
kalimat kompleks hipotaktik: kalimat kompleks yang dapat dinyatakan dengan hubungan konjungtif tidak sejajar dengan makna, antara lain apabila, jika, karena, dan ketika. Pada contoh berikut ini, struktur 1 dan struktur 2 dirangkaikan dengan konjungsi apabila. Kedua struktur itu berhubungan secara tidak sejajar. Struktur 2 menjadi syarat berlangsungnya kejadian pada struktur 1.
Adapun menurut fungsinya, kalimat dapat diklasifikasikan menjadi kalimat imperatif, kalimat deklaratif, dan kalimat interogatif.
kalimat imperatif: kalimat yang berfungsi untuk memerintah. Contoh: Ambilkan aku minum! kalimat deklaratif: kalimat yang berfungsi untuk menyampaikan informasi atau berita. Contoh: Akhir-akhir ini, harga buku mahal.
kalimat interogatif: kalimat yang berfungsi untuk bertanya. Terdapat dua macam kalimat interogatif, yaitu kalimat interogatif yang dijawab ya atau tidak dan kalimat interogatif yang jawabnya berupa informasi.
Secara berturut-turut kedua jenis kalimat interogatif itu dapat dicontohkan sebagai berikut: Dapatkah Anda berenang? dan Pukul berapakah Anda pulang?
kapiler: jenis pembuluh darah.
kata: satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, yang dapat berupa morfem tunggal atau morfem gabungan. => morfem. Kata dapat digolongkan menjadi jenis kata. (Jenis kata di bawah ini tidak disusun menurut abjad).
kata benda (nomina): kata yang mengacu pada orang, benda, atau hal-hal yang bersifat abstrak semacam perasaan atau kualitas, misalnya kursi, bangunan, persetujuan, keputusan, dan konsep.
kata kerja (verba): kata yang mengacu pada aksi, peristiwa, atau keadaan, misalnya menulis, pergi, mengira, dan memasak.
kata keterangan (adverbia): kata yang dapat memberikan keterangan tentang kapan, bagaimana, di mana, atau dalam keadaan bagaimana sesuatu berlangsung, misalnya kemarin, di Jakarta, dan dengan cepat.
kata ganti (pronomina): kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung, misalnya ia, -nya, mereka, kita, dan kami.
kata sifat (adjektiva): kata yang digunakan untuk menerangkan kualitas sesuatu, seperti ciri- ciri, wujud, warna, atau ukuran, misalnya bagus, cantik, mahal, muda, penting.
kata sandang (artikula): kata penentu (determiner) yang digunakan untuk mengawali kata benda atau kelompok kata benda, misalnya sebuah, suatu, beberapa, dan sebagian.
kata sambung (konjungsi): kata yang digunakan untuk merangkaikan dua kalimat tunggal atau lebih, misalnya dan, tetapi, setelah, sebelum, apabila, dan karena.
kata depan (preposisi): kata gramatikal yang selalu diikuti oleh benda atau kelompok kata benda, misalnya di, ke, dalam, dengan, pada, untuk, dan dari.
kata bilangan (numeralia): kata yang digunakan untuk menunjuk jumlah atau angka, misalnya satu, dua, tiga, empat, dan lima.
kata seru (eksklamasi): kata penanda wacana yang digunakan untuk mengungkapkan ketakjuban, kemarahan, keterkejutan, dan sebagainya, misalnya ah, em, oh, wah.
kelompok kata: kata kompleks. Kelompok kata meliputi kelompok nomina, kelompok verba, kelompok adjektiva, kelompok adverbia, dan kelompok preposisi. Kelompok kata berbeda dengan frasa dalam hal bahwa kelompok merupakan perluasan dari kata, sedangkan frasa merupakan bentuk singkat dari kalimat. Kelompok kata dianggap sebagai kata kompleks (apabila dianalogikan dengan kalimat kompleks), sedangkan frasa merupakan konstruksi kata-kata yang berjajar. Kelompok mengandung muatan logis sebagaimana tercermin pada pola urutannya, sedangkan frasa lebih menunjukkan bentuk fisik, yang rangkaian setiap kata di dalamnya belum diberi peran tertentu, khususnya peran sintaktis dan semantis. Pada tradisi LSF, istilah frasa hanya digunakan pada penyebutan frasa preposisional. => kelompok preposisi.
kelompok nomina: kelompok kata dengan nomina sebagai inti dan kata-kata lain sebagai penjelas. Kata-kata lain yang berfungsi sebagai penjelas itu dapat berupa nomina, verba, adjektiva, atau kata-kata yang lain. Pada contoh berikut ini, meja adalah nomina yang berfungsi sebagai inti dan kata-kata lain berfungsi sebagai penjelas. Perlu dicatat bahwa kata penjelas diperinci sesuai dengan peran dan fungsinya masingmasing.
kelompok verba: kelompok kata dengan verba sebagai inti dan kata-kata lain sebagai penjelas. Pada contoh berikut ini belajar adalah kata inti dan akan adalah kata penjelas.
kelompok adjektiva: kelompok kata dengan adjektiva sebagai intinya. Kelompok adjektiva dibentuk dengan menggabungkan adjektiva dan adverbia.
kelompok adverbia: dalam bahasa Inggris, kelompok kata dengan inti adverbia dan penjelas yang berupa adverbia lainnya. Pada contoh kelompok adverbia dalam bahasa Inggris berikut ini, easily (dengan mudah) merupakan inti dan very merupakan penjelas.
Akan tetapi, padanannya dalam bahasa Indonesia-yaitu dengan sangat mudah–terdiri atas tiga kata. Kata sangat berfungsi sebagai penjelas dan dua kata sisanya dengan mudah yang berfungsi sebagai inti merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
kelompok preposisi: kelompok kata yang mengandung preposisi sebagai inti dan katakata lain sebagai penjelas. Pada contoh berikut ini, setelah merupakan preposisi yang menjadi inti dan tepat merupakan penjelas.
frasa preposisional berbeda dengan kelompok preposisi. Pada frasa preposisional tidak terdapat kata inti dan kata penjelas, sedangkan pada kelompok preposisi terdapat preposisi utama yang berfungsi sebagai kata inti dan terdapat kata lain yang berfungsi sebagai penjelas.
Contoh di ruang kelas di bawah ini menunjukkan bahwa di bukan preposisi menjadi inti dan ruang kelas juga tidak memberikan penjelasan kepada di.
Perbedaan lain antara kelompok preposisi dan frasa preposisional adalah bahwa unsur selain unsur inti pada kelompok preposisi dapat dihilangkan, sedangkan pada frasa preposisional tidak dapat karena preposisi pada frasa preposisional bukan unsur inti dan kelompok nomina yang mengikutinya juga bukan penjelas.
keterangan: unsur kalimat yang biasanya dipenuhi oleh adverbia. Keterangan bersifat sirkumstansial atau yang meliputi keterangan tempat, keterangan waktu, atau keterangan cara.
klasifikasi (nomina), mengklasifikasikan (verba): pengelompokan, mengelompokkan. => laporan.
klausa: gugusan kata yang terdiri atas setidak-tidaknya subjek dan predikator. Dilihat dari strukturnya, klausa dan kalimat itu sama.
=> kalimat.
konjungsi: kata sambung. => kalimat kompleks
konteks (nomina), kontekstual (adjekstiva): lingkungan tempat bahasa digunakan untukberinteraksi dengan sesama, baik secara lisan maupun tulis.
Apabila bahasa yang terikatoleh norma budaya yang digunakan untuk berinterasi itu adalah teks, lingkunganbeserta situasi yang melingkupinya adalah konteks. Jadi, bahasa selalu terungkap sebagaiteks dalam konteks. Dengan konteks, bahasa yang digunakan dalam interaksi itu dapat saling dimengerti.
kritik: tanggapan atau kecaman yang disertai pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu karya atau pendapat.
Sumber : buku k13 Bahasa Indonesia kelas XI
genre: secara sempit, jenis teks atau wacana; secara luas, konteks budaya yang melatarbelakangi lahirnya teks. => teks.
Pada konteks budaya yang lebih luas, genre adalah proses sosial yang berorientasi padatujuan yang dicapai secara bertahap. Dikatakan sosial karena manusia berkomunikasidengan menggunakan genre atau teks; dikatakan berorientasi pada tujuan karena orang menggunakan genre atau teks untuk mencapai tujuan komunikasi;
dan dikatakan bertahap karena untuk mencapai tujuan tersebut, biasanya dibutuhkan beberapa tahap melalui pembabakan dalam struktur teks. => struktur teks.
habitat: tempat tinggal khas bagi orang atau masyarakat. Di bidang biologi, istilah ini berartilingkungan kehidupan bagi organisme, seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan.
hierarki (nomina), hierarkis (adjektiva): urutan tingkatan atau jenjang. Di bidang biologi, terdapat urutan tingkatan dari yang tinggi menuju yang rendah: keluarga, order, genus,dan spesies.
humor: lucu; jenaka; keadaan dalam cerita yang menggambarkan kelucuan atau kejenakaan.
invertebrata: tidak bertulang belakang. => vertebrata.
kalimat: gugusan kata dalam satuan ortografis yang diawali oleh huruf besar dan diakhiri oleh tanda titik (.). Dalam LSF, kalimat tidak dibedakan dengan klausa dalam hal bahwa kalimat dan klausa mempunyai kedudukan yang sama dalam tata bahasa, yaitu keduanya mengandung setidak-tidaknya subjek dan predikator. => klausa.
Menurut kompleksitasnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat simpleks dan kalimat kompleks.
kalimat simpleks: kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal) hanya mengandung satu struktur: subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan).
Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu ada dalam kalimat. Pada contoh berikut ini yang dimaksud verba utama adalah menulis. Verba tinggal pada unsur subjek dianggap bukan verba utama. Kalimat tersebut mempunyai satu struktur, yaitu subjek^predikator^keterangan cara.
Pak guru yang tinggal di rumah dinas itu mengajar dengan baik
subjek predikator keterangan cara
kalimat kompleks: kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur. Struktur yang satu dan struktur yang lain biasanya dihubungkan oleh konjungsi, tetapi sering pula hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan tidak ditunjukkan oleh tanda baca apa pun. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat kompleks parataktik dan kalimat kompleks hipotaktik.
kalimat kompleks parataktik: kalimat kompleks yang terdiri atas dua struktur atau lebih yang dinyatakan dengan hubungan konjungtif sejajar dengan makna, antara lain dan, tetapi, dan atau. Contoh berikut ini mengandung dua verba utama, yaitu masing-masing disebut, dalam dua struktur yang dirangkaikan oleh konjungsi dan. Contoh tersebut mempunyai dua struktur (yang kebetulan sama), yaitu masing-masing subjek^predikator^pelengkap. Struktur 1 dan struktur 2 berhubungan secara sejajar dengan konjungsi dan.
kalimat kompleks hipotaktik: kalimat kompleks yang dapat dinyatakan dengan hubungan konjungtif tidak sejajar dengan makna, antara lain apabila, jika, karena, dan ketika. Pada contoh berikut ini, struktur 1 dan struktur 2 dirangkaikan dengan konjungsi apabila. Kedua struktur itu berhubungan secara tidak sejajar. Struktur 2 menjadi syarat berlangsungnya kejadian pada struktur 1.
Adapun menurut fungsinya, kalimat dapat diklasifikasikan menjadi kalimat imperatif, kalimat deklaratif, dan kalimat interogatif.
kalimat imperatif: kalimat yang berfungsi untuk memerintah. Contoh: Ambilkan aku minum! kalimat deklaratif: kalimat yang berfungsi untuk menyampaikan informasi atau berita. Contoh: Akhir-akhir ini, harga buku mahal.
kalimat interogatif: kalimat yang berfungsi untuk bertanya. Terdapat dua macam kalimat interogatif, yaitu kalimat interogatif yang dijawab ya atau tidak dan kalimat interogatif yang jawabnya berupa informasi.
Secara berturut-turut kedua jenis kalimat interogatif itu dapat dicontohkan sebagai berikut: Dapatkah Anda berenang? dan Pukul berapakah Anda pulang?
kapiler: jenis pembuluh darah.
kata: satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, yang dapat berupa morfem tunggal atau morfem gabungan. => morfem. Kata dapat digolongkan menjadi jenis kata. (Jenis kata di bawah ini tidak disusun menurut abjad).
kata benda (nomina): kata yang mengacu pada orang, benda, atau hal-hal yang bersifat abstrak semacam perasaan atau kualitas, misalnya kursi, bangunan, persetujuan, keputusan, dan konsep.
kata kerja (verba): kata yang mengacu pada aksi, peristiwa, atau keadaan, misalnya menulis, pergi, mengira, dan memasak.
kata keterangan (adverbia): kata yang dapat memberikan keterangan tentang kapan, bagaimana, di mana, atau dalam keadaan bagaimana sesuatu berlangsung, misalnya kemarin, di Jakarta, dan dengan cepat.
kata ganti (pronomina): kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung, misalnya ia, -nya, mereka, kita, dan kami.
kata sifat (adjektiva): kata yang digunakan untuk menerangkan kualitas sesuatu, seperti ciri- ciri, wujud, warna, atau ukuran, misalnya bagus, cantik, mahal, muda, penting.
kata sandang (artikula): kata penentu (determiner) yang digunakan untuk mengawali kata benda atau kelompok kata benda, misalnya sebuah, suatu, beberapa, dan sebagian.
kata sambung (konjungsi): kata yang digunakan untuk merangkaikan dua kalimat tunggal atau lebih, misalnya dan, tetapi, setelah, sebelum, apabila, dan karena.
kata depan (preposisi): kata gramatikal yang selalu diikuti oleh benda atau kelompok kata benda, misalnya di, ke, dalam, dengan, pada, untuk, dan dari.
kata bilangan (numeralia): kata yang digunakan untuk menunjuk jumlah atau angka, misalnya satu, dua, tiga, empat, dan lima.
kata seru (eksklamasi): kata penanda wacana yang digunakan untuk mengungkapkan ketakjuban, kemarahan, keterkejutan, dan sebagainya, misalnya ah, em, oh, wah.
kelompok kata: kata kompleks. Kelompok kata meliputi kelompok nomina, kelompok verba, kelompok adjektiva, kelompok adverbia, dan kelompok preposisi. Kelompok kata berbeda dengan frasa dalam hal bahwa kelompok merupakan perluasan dari kata, sedangkan frasa merupakan bentuk singkat dari kalimat. Kelompok kata dianggap sebagai kata kompleks (apabila dianalogikan dengan kalimat kompleks), sedangkan frasa merupakan konstruksi kata-kata yang berjajar. Kelompok mengandung muatan logis sebagaimana tercermin pada pola urutannya, sedangkan frasa lebih menunjukkan bentuk fisik, yang rangkaian setiap kata di dalamnya belum diberi peran tertentu, khususnya peran sintaktis dan semantis. Pada tradisi LSF, istilah frasa hanya digunakan pada penyebutan frasa preposisional. => kelompok preposisi.
kelompok nomina: kelompok kata dengan nomina sebagai inti dan kata-kata lain sebagai penjelas. Kata-kata lain yang berfungsi sebagai penjelas itu dapat berupa nomina, verba, adjektiva, atau kata-kata yang lain. Pada contoh berikut ini, meja adalah nomina yang berfungsi sebagai inti dan kata-kata lain berfungsi sebagai penjelas. Perlu dicatat bahwa kata penjelas diperinci sesuai dengan peran dan fungsinya masingmasing.
kelompok verba: kelompok kata dengan verba sebagai inti dan kata-kata lain sebagai penjelas. Pada contoh berikut ini belajar adalah kata inti dan akan adalah kata penjelas.
kelompok adjektiva: kelompok kata dengan adjektiva sebagai intinya. Kelompok adjektiva dibentuk dengan menggabungkan adjektiva dan adverbia.
kelompok adverbia: dalam bahasa Inggris, kelompok kata dengan inti adverbia dan penjelas yang berupa adverbia lainnya. Pada contoh kelompok adverbia dalam bahasa Inggris berikut ini, easily (dengan mudah) merupakan inti dan very merupakan penjelas.
Akan tetapi, padanannya dalam bahasa Indonesia-yaitu dengan sangat mudah–terdiri atas tiga kata. Kata sangat berfungsi sebagai penjelas dan dua kata sisanya dengan mudah yang berfungsi sebagai inti merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
kelompok preposisi: kelompok kata yang mengandung preposisi sebagai inti dan katakata lain sebagai penjelas. Pada contoh berikut ini, setelah merupakan preposisi yang menjadi inti dan tepat merupakan penjelas.
frasa preposisional berbeda dengan kelompok preposisi. Pada frasa preposisional tidak terdapat kata inti dan kata penjelas, sedangkan pada kelompok preposisi terdapat preposisi utama yang berfungsi sebagai kata inti dan terdapat kata lain yang berfungsi sebagai penjelas.
Contoh di ruang kelas di bawah ini menunjukkan bahwa di bukan preposisi menjadi inti dan ruang kelas juga tidak memberikan penjelasan kepada di.
Perbedaan lain antara kelompok preposisi dan frasa preposisional adalah bahwa unsur selain unsur inti pada kelompok preposisi dapat dihilangkan, sedangkan pada frasa preposisional tidak dapat karena preposisi pada frasa preposisional bukan unsur inti dan kelompok nomina yang mengikutinya juga bukan penjelas.
keterangan: unsur kalimat yang biasanya dipenuhi oleh adverbia. Keterangan bersifat sirkumstansial atau yang meliputi keterangan tempat, keterangan waktu, atau keterangan cara.
klasifikasi (nomina), mengklasifikasikan (verba): pengelompokan, mengelompokkan. => laporan.
klausa: gugusan kata yang terdiri atas setidak-tidaknya subjek dan predikator. Dilihat dari strukturnya, klausa dan kalimat itu sama.
=> kalimat.
konjungsi: kata sambung. => kalimat kompleks
konteks (nomina), kontekstual (adjekstiva): lingkungan tempat bahasa digunakan untukberinteraksi dengan sesama, baik secara lisan maupun tulis.
Apabila bahasa yang terikatoleh norma budaya yang digunakan untuk berinterasi itu adalah teks, lingkunganbeserta situasi yang melingkupinya adalah konteks. Jadi, bahasa selalu terungkap sebagaiteks dalam konteks. Dengan konteks, bahasa yang digunakan dalam interaksi itu dapat saling dimengerti.
kritik: tanggapan atau kecaman yang disertai pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu karya atau pendapat.
Sumber : buku k13 Bahasa Indonesia kelas XI