Liputan6.com, Surrey, Inggris - Sebuah temuan antariksa baru berupa galaksi sebesar Milky Way , namun dengan bentuk yang sangat transparan seperti hantu, memicu berbagai pertanyaan di benak para astrofisikawan.
Obyek unik yang diberi nama NGC1052-DF2 itu, tampaknya tidak mengandung materi gelap.
Dilansr BBC pada Kamis (22/3/2018), jika dugaan tersebut benar, maka bisa jadi merupakan galaksi pertama dari jenisnya. Hal itu dikarenakan, dewasa ini, materi gelap dianggap penting sebaagi struktur pembentuk alam semesta.
90 Persen Galaksi di Alam Semesta Masih Menjadi 'Misteri'
Pancaran Misterius dari Galaksi Lain Bukti Keberadaan Alien?
Dalam hasil studi yang diterbitkan di jurnal Nature, para ilmuwan awalnya tidak meneliti galaksi bebas materi gelap. Namun, tanpa disengaja, fokus mereka mengarah pada galaksi ultra-difus yang lebih besar, yang kemudian diketahui terlihat sangat transparan.
Galaksi hantu ini serupa dengan ukuran galaksi spiral yang telah dikenal sebelumnya, tetapi memiliki fraksi dari jumlah bintang.
Ketika Prof Pieter van Dokkum, penulis utama studi ini, pertama kali melihat NGC1052-DF2, ia mengagumi dan menyebutnya seperti cahaya hantu di langit.
Galaksi memiliki sangat sedikit bintang, tetapi banyak dari mereka dikelompokkan bersama dalam gugus yang luar biasa terang.
Ketika tim peneliti mempelajari perilaku gugus ini, mereka menemukan bahwa bintang-bintang tampaknya bergantung pada massa galaksi .
"Ada sekitar lima kali lebih banyak materi gelap di galaksi daripada materi biasa," jelas Dr Michelle Collins, seorang fisikawan di University of Surrey, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
"Ketika Anda melangkah lebih jauh dari galaksi, Anda memiliki bintang yang lebih sedikit dan materi yang lebih gelap. Halo gelap jauh lebih luas daripada bintang-bintang di galaksi," tambahnya.
Peranan Penting Materi Gelap pada Galaksi
Karena memiliki massa yang lebih besar dari materi normal, materi gelap diyakini memegang gas yang diperlukan untuk membentuk galaksi sementara.
"Jadi galaksi ini harus membentuk cara yang berbeda, mungkin dari interaksi dalam gas yang mengalir ke, atau meniup dari galaksi yang lebih besar," kata Dr Katherine Mack, seorang astrofisikawan dari North Carolina State University.
Bagi Mack, aspek paling menarik dari galaksi ini adalah potensinya untuk membuktikan bahwa materi gelap -- sampai sekarang secara luas berteori tetapi tidak secara langsung diamati -- adalah nyata.
Jika materi gelap hanyalah efek gravitasi yang tidak dapat dijelaskan dari materi biasa, efeknya akan terlihat di galaksi ini.
"Jadi hal itu akan masuk akal jika materi gelap adalah substansi nyata, yang dapat hadir atau tidak, terpisah dari masalah biasa," tambah Mack.
Tim penelitian ini memiliki laporan ilmiah lain, yang akan melihat lebih dekat pada gugus bintang yang terang, dan mungkin mengungkap lebih banyak misteri NGC1052-DF2