Menjadi seorang dosen terlihat keren dan terpelajar. Ini termasuk dalam profesi yang juga diincar sebagian orang, terutama mereka yang sangat concern soal pendidikan. Profesi ini akan sangat cocok untuk Anda yang kebetulan punya bakat mengajar dan tetap punya minat untuk belajar, dua hal yang tidak dimiliki semua orang.
Kalau ternyata Anda ingin menekuni profesi sebagai dosen, mungkin Anda bisa melihat tujuh fakta menarik soal profesi dosen di bawah ini:
1. Dosen VS Guru
Apa sih perbedaan antara guru dan dosen? Bukankah keduanya sama-sama pengajar? Jelas berbeda dong. UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen memberikan definisi yang jelas soal perbedaan antara guru dan dosen.
Menurut UU No 15/2005 pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Sementara menurut UU No 15/2005 pasal 1 ayat 2, dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
2. Dosen Harus Selalu Belajar
Dalam definisi dosen sudah disebutkan kalau dosen juga merupakan ilmuwan, jadi mereka yang menekuni profesi dosen ini harus siap belajar terus menerus karena penting untuk keilmuannya. Kondisi ini ditambah dengan fakta kalau ilmu pengetahuan selalu berkembang
Jadi seorang dosen haruslah siap dengan perubahan dan juga perkembangan, terutama yang sesuai dengan bidang yang ditekuninya.
3. Menjadi Dosen Harus Punya Kualitas Akademik yang Tinggi
Tentu saja dong, jenjang akademik seorang dosen memang lebih tinggi dari pada guru biasa.
Misalnya kalau Anda ingin menjadi dosen untuk mahasiswa setingkat program sarjana, maka Anda haruslah lulusan program pascasarjana. Sementara bila Anda berminat mengajar mahasiswa pascasarjana, maka mau tidak mau Anda haruslah lulusan program doktor.
Makin tinggi level pendidikan Anda, maka makin tinggi kualitas akademik Anda, yang membuat keahlian Anda dipertimbangkan universitas-universitas yang membutuhkan tenaga dosen.
4. Pengakuan Dosen Sebagai Tenaga Profesional
Yang pasti seseorang tidaklah serta merta menjadi seorang dosen profesional, karena harus memiliki sertifikasi sebagai tenaga professional terlebih dahulu.
Untuk mendapatkan sertifikasi, para dosen haruslah memenuhi beberapa persyaratan, di antaranya memiliki pengalaman kerja dua tahun sebagai tenaga pendidik di perguruan tinggi, dan lulus ujian sertifikasi yang diadakan perguruan tinggi terakreditasi.
Selain ujian sertifikasi, ada juga ujian kompentensinya loh. Ujian ini dalam bentuk penilaian portofolio yaitu penilaian pengalaman akademik dan professional dengan portofolio si dosen tersebut. Selain itu juga ada penilaian berdasarkan kemampuan, dokumen, plus rekomendasi dari para atasan, mahasiswa dan rekan seprofesi.
5. Masa Kerja Dosen Cukup Panjang
Buat Anda yang ingin pensiun lebih lama, mungkin profesi ini dapat dilirik.
Baik dosen yang diangkat pemerintah mau pun yang bekerja untuk institusi pendidikan, sama-sama memiliki masa kerja yang cukup panjang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Yang pasti seorang dosen mencapai batas usia pensiun bila sudah berusia 65 tahun, bahkan bila berprestasi bisa mencapai 70 tahun! Sangat berbeda dengan karyawan biasa yang memasuki masa pensiun begitu berusia 55 tahun.
6. Dosen Punya Pekerjaan Tambahan Selain Mengajar
Yup, selain mengajar mahasiswanya, seorang dosen ternyata punya pekerjaan sampingan yang berupa studi dan penelitian yang hasilnya bisa berguna untuk masyarakat dan negara.
Kedua aktivitas itu bisa berupa penulisan buku teks, penelitian yang sesuai dengan bidangnya, mengikuti pendidikan non-gelar dan lain sebagainya. Bisa dikatakan tiada hari tanpa berurusan dengan textbook dan juga bahan bacaan.
7. Profesi Dosen Mudah Mendapatkan Beasiswa atau Biaya Penelitian
Lembaga penyalur beasiswa baik dalam mau pun luar negeri sangat memprioritaskan profesi dosen karena dianggap mudah mentransfer pendidikan yang didapatnya pada orang lain. Jadi jangan heran kalau banyak dosen yang kuliah gratis, atau mendapatkan sponsor biaya penelitian untuk pendidikannya secara mudah. Mereka bahkan termasuk pihak yang diutamakan untuk seminar, symposium dan juga training.