Jika kamu ingin membuat sebuah pergelaran teater kamu harus melakukan publikasi besar-besaran. Selain teknik publikasi yang besar-besaran, maka yang dipublikasikan juga harus membuat masyarakat calon penonton merasa penasaran untuk menonton. Kamu pernah dengar ada pertunjukan ludruk yang dimainkan oleh para artis terkenal? Itu salah satu contoh kecil dalam upaya memperkenalkan kembali pertunjukan teater tradisional yang ada di Indonesia. Di Bali ada event yang namanya “Bali Agung Show” kerap menggelar pertunjukan teater yang dimainkan oleh ratusan orang aktris, aktor, penari, musisi, bahkan binatang seperti gajah, burung, unta, kambing, bebek, ikan, macan, dan sebagainya. Mendengar berita para pemainnya saja sudah sangat menarik, apalagi melihat kenyataannya. Jadi konsep pemilihan pemain akan sangat berpengaruh pada nilai publikasi. Selain konsep pemilihan pemain, pemilihan lakon yang akan digelar juga berpengaruh pada perhatian calon penonton. Apakah lakon yang akan disajikan bertemakan kekinian seperti yang kita rasakan, kita pikirkan, kita bicarakan hari ini? Ataukah mau mengambil cerita masa lampau yang pada umumnya masyarakat tidak tahu sehingga penasaran untuk tahu. Peristiwa masa lampau yang menjadi misteri masyarakat memiliki nilai publikasi ketika disajikan dalam pertunjukan teater. Konsep penyutradaraan menentukan juga bahwa pergelaran yang akan dilaksanakan mendapat perhatian masyarakat penonton atau tidak. Apakah mau mengusung nama besar? Memilih sutradara terkenal untuk garapan yang kita rencanakan atau bisa saja pejabat tinggi.
Misalkan masyarakat penonton akan penuh perhatian manakala ada sebuah garapan teater yang akan digelar disutradarai oleh presiden misalnya. Pada lingkup kecil oleh gubernur, wali kota, atau bahkan oleh kepala sekolah kamu.
Untuk karya-karya yang sensasional, para pejabat tinggi dapat saja ditunjuk sebagai sutradara, namun kamu tetap harus bersikukuh pada kompetensi seseorang. Penunjukan sutradara haruslah berdasarkan kemampuannya dan profesional di bidangnya. Konsep pemilihan pemain sama dengan konsep pemilihan sutradara, dapat orang terkenal, atau dapat orang profesional. Kamu tinggal memilih mana yang paling sesuai dengan latar belakang penciptaan karya pergelaran teater.
Setelah menentukan lakon, pemain, dan sutradara, kemudian dimana karya teater itu akan digelar? Apakah di gedung teater yang besar dan mewah, di lapangan sepak bola, di atas air, di tepi pantai, di mall, atau di tempat yang sangat sederhana. Penentuan tempat harus sesuai dengan konsep-konsep lainnya dan membuat masyarakat penonton mendapat kemudahan akses untuk menyaksikannya.
Penggunaan properti secara lengkap dan mewah, atau secara sederhana namun efektif akan membuat takjub penonton yang menyaksikannya.
Misalkan masyarakat penonton akan penuh perhatian manakala ada sebuah garapan teater yang akan digelar disutradarai oleh presiden misalnya. Pada lingkup kecil oleh gubernur, wali kota, atau bahkan oleh kepala sekolah kamu.
Untuk karya-karya yang sensasional, para pejabat tinggi dapat saja ditunjuk sebagai sutradara, namun kamu tetap harus bersikukuh pada kompetensi seseorang. Penunjukan sutradara haruslah berdasarkan kemampuannya dan profesional di bidangnya. Konsep pemilihan pemain sama dengan konsep pemilihan sutradara, dapat orang terkenal, atau dapat orang profesional. Kamu tinggal memilih mana yang paling sesuai dengan latar belakang penciptaan karya pergelaran teater.
Setelah menentukan lakon, pemain, dan sutradara, kemudian dimana karya teater itu akan digelar? Apakah di gedung teater yang besar dan mewah, di lapangan sepak bola, di atas air, di tepi pantai, di mall, atau di tempat yang sangat sederhana. Penentuan tempat harus sesuai dengan konsep-konsep lainnya dan membuat masyarakat penonton mendapat kemudahan akses untuk menyaksikannya.
Penggunaan properti secara lengkap dan mewah, atau secara sederhana namun efektif akan membuat takjub penonton yang menyaksikannya.