*BUKU SANAD ILMU KH. ABU HASAN SYADZILI ASKANDAR*
Guru adalah laksana cahaya yang menerangi kegelapan, dengan seorang gurulah, seorang murid tahu tentang arti kehidupan yang baik dan tertata, bahkan sampai akhir hayatpun ilmu dari seorang guru akan terus menemaninya, begitu indahnya saat saat belajar dengan guru , dan mengajarkan ilmu dari guru kita yang dikagumi, itulah pengaruh guru yang luar biasa, sehingga terus mengalir tanpa putus kesetiap kehidupan manusia yang ditemuinya, alangkah baiknya apabila kita mengenal sanad guru kita yang kita kagumi dan hormati.
Dalam permulaan Kitab Shahih Muslim dari Muhammad bin Abdillah bin Qahzad dari Ahli Marwin, dia berkata: Saya mendengar Abdan bin Utsman berkata: Saya mendengar Abdulloh bin Mubarok berkata: Sanad adalah bagian dari agama. Seandainya tidak ada sanad maka orang akan berkata semaunya.
Imam Syafii RA berkata: Orang yang mencari hadits dengan tanpa sanad maka seperti pencari kayu bakar pada malam hari yang membawa kayunya, sementara pada kayu tersebut terdapat ular, namun ia tidak mengetahuinya.
Sebagian Ulama Salaf berkata: Sanad adalah ibarat pedang bagi orang yang berperang. Jika ia tidak punya pedang maka dengan apa ia akan berperang?.
Juga dikatakan: Sanad itu laksana tangga yang digunakan untuk naik.
Imam ats-Tsabat Yahya bin Ma'in berkata: Sanad yang tinggi itu mendekatkan kepada Allah dan Rasul-Nya yang terpercaya.
Muhammad bin Hatim berkata: Sesung-guhnya Allah memuliakan dan memberi keutamaan terhadap ummat ini dengan sanad. Dan sanad itu tidak ada pada setiap ummat, baik yang dahulu maupun yang baru. Oleh karena itu, mencari sanad adalah sesuatu yang paling penting dan sinar terang dari beberapa perbuatan mendekatkan diri kepada Allah.
Secara umum seperti yang diungkapkan oleh Imam Nawawi, sesungguhnya sanad itu adalah sesuatu yang penting dicari, dan sebaiknya para pengajar dan pencari ilmu bisa mengetahuinya dan jelek sekali jika tidak mengetahuinya. Karena sesungguhnya para guru manusia adalah orang tuanya dalam agama yang sekaligus menyambung antara manusia dan Allah Tuhan semesta alam.
Bagaimana tidak dianggap jelek ketidaktahuan seseorang kepada gurunya, sedangkan menyambung mereka dengan mendoakan dan memuji mereka diperintahkan. Oleh karena itulah maka para Ulama terpercaya memperhatikan hal itu dengan cara menerbitkannya (mengulas satu persatu).