Ketika Nabi Yunus ditelan ikan, beliau kemudian berdoa dengan doa beliau yang terkenal dalam Q.S. Al-Anbiya’:
لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين
“Tidak ada tuhan selain Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim”
Seketika beliau diselamatkan dan dikeluarkan oleh Allah dari perut ikan. Namun beliau terlempar di tanah yang tandus, sehingga beliau mengalami kelaparan. Setelah itu Allah menumbuhkan sebuah pohon untuknya, pohon itu disebut pohon ”Yaqthiin”.
Cerita ini disebutkan Allah dalam Q.S. As-Shoffat 142-146:
فَٱلْتَقَمَهُ ٱلْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ. فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ. لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ. فَنَبَذْنَٰهُ بِٱلْعَرَآءِ وَهُوَ سَقِيمٌ. وَأَنۢبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّن يَقْطِينٍ.
“Maka dia ditelan ikan besar dalam keadaan tercela. Maka sekiranya ia tidak termasuk orang yang banyak berrzikir. Niscaya ia akan tetap tinggal dalam perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian kami lemparkan ia ke daratan yang tandus, sedang ia sakit. Kemudian untuknya Kami tumbuhkan pohon “Yaqthiin”.”
”Yaqthiin” dipahami oleh para mufassir sebagai semua pohon yang tidak mempunyai batang seperti semangka, mentimun dan labu (Tafsir Al Wasith). Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas mengatakan ia adalah labu. (Tafsir Ibnu Katsir)
Kenapa Labu? Pohon dan buah labu dikenal memiliki banyak keistimewaan yang cocok dengan kondisi Nabi Yunus pada saat itu. Inilah beberapa kelebihan pohon labu:
Pertama, daunnya banyak dan lebar, sehingga bisa melindungi Nabi Yunus dari terik panas matahari di pantai terbuka yang tidak ada pepohonan.
Kedua, daunnya tidak disukai lalat, bahkan bisa mengusir lalat, sehingga menjadi pelindung bagi Nabi Yunus dari lalat dan gangguannya.
Ketiga, buahnya memiliki keistimewaan, yakni bisa dimakan begitu muncul tanpa menunggu matang, alias bisa dimakan mentah maupun matang.
Keempat, buahnya mudah dipetik karena menjalar di atas tanah, sehingga Nabi Yunus tidak perlu bersusah payah memetiknya.
Kelima, buahnya mudah dikunyah oleh mulut dan dicerna oleh lambung.
Keenam, buahnya bisa menghilangkan haus, sehingga yang memakannya tidak perlu minum.
Ketujuh, menstabilkan dan menenangkan temperamen.
Kedelapan, mencegah panas dalam.
Para ilmuwan muslim mengatakan Allah telah mengumpulkan untuk Nabi Yunus dalam pohon labu ini makanan nutrisi, tempat berlindung dan obat.
As-Suddy mengatakan, Ketika keluar dari perut ikan, keadaan Nabi Yunus seperti bayi yang baru dilahirkan (Tafsir Ibnu Katsir). Sedangkan Ibnu Mas’ud berpendapat bahwa Nabi Yunus pada saat itu seperti ayam yang dicabut bulunya (Tafsir Ibnu Katsir).
Oleh karena itu tidak heran, jika Allah menyebut perlindungan Allah kepadanya sebagai sebagian ”nikmat” Allah kepada Nabi Yunus dalam QS Al Qolam 49-50:
لو لا أن تداركه نعمة من ربه لنبذ بالعراء وهو مذموم . فاجتباه ربه فجعله من الصالحين
”Sekiranya dia (Yunus) tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela’, lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang yang sholih”
Wallahu A’lam
*Gus Afifuddin rejoso Jombang*