*MAKNA DAN HAKIKAT IDUL FITRI*
KH. M. Ali Maghfur Syadzili Iskandar | www.manbaulfalah.or.id
Pertama kali di laksanakannya Idul Fitri bertepatan pada Tahun kedua Hijriyyah. Begitu pula Idul Adha. عيد (‘Ied): diambilkan dari masdar ‘Aud/عود yang mempunyai pengertian; Kembali. Karena, hari raya ini senantiasa kembali setiap tahun. Atau mempunyai pengertian; Allah mengembalikan kebaikan, rasa bahagia pada hambanya. Terlebih Mendapat Pengampunan Dosa. Dan selanjutnya lebih Populer dengan istilah Perayaan. Sedang الفطر (Al Fithri): Terlepas dari puasa.
Jadi secara harfiyah. Idul Fitri; Kembali tidak berpuasa atau perayaan terlepas puasa. Oleh karena itu ada yang mengatakan (Sayyidina Ali KW.);
ليس العيد لمن لبس الجديد, إنما العيد لمن طاعته تزيد. وليس العيد لمن تجمل باللباس والمركوب, إنما العيد لمن غفرت له الذنوب
“Idul Fitri bukanlah bagi orang yang mempunyai pakaian baru. NamunIdul Fitri, hanyalah untuk orang yang taatnya bertambah. Idul Fitribukanlah bagi orang yang bersolek dengan pakaian dan kendaraan. Namun, Idul Fitri hanyalah untuk orang yang dosa-dosanya di ampuni”.
Sangat dianjurkan (baca:disunnahkan) waktu perayaan Idul Fitri, mengucapkan selamat hari raya dan sejenisnya, bersalam-salaman serta mengucapkan:
تقبل الله منكم أحياكم الله لأمثاله كل عام وأنتم بخير
(Taqabbalallahu Minkum Ahyaakumullah Li Amtsaalihi Kulla ‘Aamin Wa Antum Bi Khair)
“Semoga Allah menerima (amal) Kalian semua. Semoga Allah memanjangkan Umur kalian di tahun-tahun yang sama, dan kalian senantiasa dalam keadaan baik”.
Sebagai penutup. Seluruh amalan yang dilakukan di bulan ramadhan dari mulai amalan puasa, shalat tarawih, qiyamu lailatul qadar, zakat fitrah, shadaqah, tadarrus al-Qur’an dan lainnya. Semua amal tersebut apabila dilakukan dengan penuh keimanan kepada Allah dan keikhlasan, hanya berharap balasan dari Allah maka amalan tersebut menjadi “sarana” untuk menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan masa lalu. Hal ini sesuai dengan janji Rasulullah SAW.;
ﻣﻥ ﻗﺎم رمضان ﺇيمانا ﻮاحتسابا غفر له ﻣﺎ تقدم ﻣﻥ ذنبه
“Barang siapa yang menghidupkan malam Ramadhan dengan penuh Iman kepada Allah dengan ikhlas maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
تفسير القرطبي – (ج 2 / ص 292)
وروى النسائي أيضا عن عبد الرحمن بن عوف قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (إن الله تعالى فرض صيام رمضان [ عليكم ] وسننت لكم قيامه فمن صامه وقامه إيمانا واحتسابا خرج من ذنوبه كيوم ولدته أمه).
“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mewajibkan puasa Ramadhan atas kalian dan menganjurkan atas kalian. Dan aku mensyariatkan bagi kalian shalat malam di dalamnya. Maka, berangsiapa puasa dan shalat malam (pada bulan Ramadhan) dengan keimanan dan pengharapan akan ridha Allah akan keluar dari dosa-dosanya sebagaimana hari ia dilahirkan oleh ibunya”. (H.R. Nasa’i).