Kisah Dakwah Uje

Ustaz Jefri Al-Buchori lahir di Jakarta, anak ketiga dari pasangan Ismail Modal (alm) dan Tatu Mulyana. masa kecilnya dihabiskan di daerah Pangeran Jayakarta dimana lingkungan sekitarnya terdapat banyak bar dan diskotek. Jefri tidak pernah merasakan kelas 4 sekolah dasar karena pada saat bersekolah di SD 07 Karang Anyar, ia lompat kelas dari kelas 3 ke kelas 5. Sejak kecil ia telah menunjukkan ketertarikan pada mata pelajaran agama dan kesenian. Setamat SD, Jefri dan kedua kakaknya bersekolah di Pesantren modern di Daar el-Qolam Gintung, Balaraja, Tangerang. Sejak kecil Jefri telah menunjukkan bakat untuk tampil dengan meraih prestasi MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) hingga tingkat provinsi.
Uje, demikian biasa ustaz jefri disapa pernah berkisah bahwa masa mudanya kerap diidentikkan dengan narkoba, disko, dan bermain bola bilyar. “Gue itu dulu dutanya setan di dunia.” Selepas Madrasah (setingkat SMA) ia melanjutkan pada akademi Broadcasting di Rawamangun, Jakarta, namun tidak selesai kuliah dikarenakan lebih mementingkan bermain bilyar.
Kariernya di bidang dakwah dimulai pada tahun 2000 saat menggantikan kakaknya yang menjadi imam di sebuah masjid di Singapura.
Pekerjaan kakaknya untuk memberikan khutbah di masjid-masjid dekat rumah di wilayah Pangeran Jayakarta, Jakarta diberikan pada UJE. Pada satu kesempatan saat menjadi imam, jamaah masjid bubar menolak dipimpin oleh tukang mabok.
Uje sebagai pendakwah mulai dikenal orang secara luas pada tahun 2002 untuk ceramah dan doa dalam berbagai acara di televisi. Dalam berdakwah Uje berpakaian koko yang modis menyesuaikan selera anak muda. Dengan gaya dakwahnya tersebut, Ustaz Uje berhasil mengambil hati dan perhatian para kawula muda.
(Sumber: diolah dari Wikipedia)

Sumber : Buku K13 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas ix