Adakah tahapan yang dapat dilakukan dalam proses kreatif?



Lahirnya teori-teori dari para ilmuwan besar seperti Eistein, Newton, Comte, Clark, terkait dengan proses kreatif, sampai lahirnya gagasan-gagasan kreatif seseorang dalam praktik penelitian di sekolahnya adalah hasil dari proses kreatif yang mereka tempuh.
Keterkaitan pernyataan mengenai teori dengan tahapan-tahapan proses reatif adalah adanya beberapa aspek kegiatan yang meliputi: persiapan, inkubasi, iluminasi, dan evaluasi. Intuisi berada pada tahap iluminasi, artinya sebelum intuisi datang, sesungguhnya seseorang telah memikirkan masalah keilmuan yang dihadapinya. Intuisi bukan hanya menyangkut proses pemecahan masalah, melainkan proses identifikasi masalah. Intuisi merupakan salah satu faktor penting dalam kreativitas keilmuan, sehingga pandangan Clark (1983) yang dikembangkan Kohler dalam Supriadi (1998) mengatakan intuisi merupakan suatu perwujudan dari kesadaran tingkat tinggi, dan intuisi tidak datang tanpa sebab. Ia didahului oleh proses berpikir dan didasari oleh perilaku dalam penguasaan yang cukup terhadap bidang ilmu yang ditekuni oleh individu.
Perilaku kreatif dalam bidang ilmu seni musik terlihat dalam cara: berpikir, bersikap, dan berkreasi atau berbuat kreatif ketika menghadapi masalahmasalah keilmuan. Berpikir kreatif secara operasional dirumuskan sebagai suatu proses yang tercermin dari kelancaran, fleksibelitas, dan orsinalitas dalam berpikir.
Donald Jack Davis dalam Pekerti (2007) merangkum beberapa perilaku kreatif yang relevan dengan pendidikan seni musik, diantaranya adalah perilaku berikut
(1) Perseptual, yaitu mencakup sikap dalam melihat, mengamati dan mengenali lingkungannya; melihat, mengamati, dan mengenali karya seni musik; mengembangkan kepekaan-pemahaman.
(2) Pemahaman, yaitu mencakup sikap dalam memahami bahasa tentang ungkapan seni musik, memahami seniman dan dunia seninya.
(3) Responsif, yaitu tanggap dalam sikap belajar dan belajar menghayati.
(4) Analitik, yaitu mencakup sikap mengklasifikasikan, mendeskripsikan, menjelaskan dan menginterprestasikan seni musik.
(5) Mengevaluasi, yakni meliputi sikap mengkritisi, mengungkapkan, dan memprediksi karya musik.
(6) Eksekusi, yakni meliputi sikap mengembangkan kreativitas, mensintesiskan, belajar menggunakan alat dan media ungkap dalam berolah musik, serta membuat dan menyajikan karya seni musik.
(7) Menilai, yaitu mencakup berbagai jenis sikap penilaian sebuah karya musik.

Pembentukan pribadi yang harmonis dapat dilakukan dengan cara memperhatikan kebutuhan perkembangan kemampuan dasar melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni.
Pada dasarnya setiap orang yang lahir ke dunia ini dibekali sifat kreatif, inovatif dan unik.  jika sedang menjalankan proses belajar dan mampu mendesain kehidupannya yang lebih baik dan menyenangkan, maka kreativitas adalah sebuah piranti dalam mengubah dan membuat jurus-jurus praktis yang tepat dan kena sasaran yang siap pakai untuk siapa saja yang mendambakan kehidupan lebih sukses dan estetis. Kesuksesan berakar dari ide dan gagasan yang cemerlang, dimana konsep kreatif untuk mewujudkan kreativitas seseorang akan menunjukkan kepada cara cemerlang ide yang akan membawa ke tempat tujuan. Kehidupan kreatif dapat meningkatkan pengertian dan apresiasi akan berbagai gagasan baru, sesama manusia dan dunia secara umum.
Kreativitas pada akhirnya harus tumbuh dari perpaduan unik antara ciri kepribadian dan kecerdasan pribadi yang menjadikannya berbeda. Untuk mempelajari cara mengembangkan dan meningkatkan kreativitas siswa harus mulai memupuk dan mengembangkan jiwa kreatif. Ada empat unsur dasar sebagai pembentuk jiwa kreatif, yakni Core. Core merupakan inti.
Energi
Memetakan zona kenyamanan yakni bagaimana cara menilai jiwa kreatif dan CORE?
Cari tahu: seberapa besarkah rasa ingin tahu siswa tentang jiwa kreatif?
Seberapa besarkah rasa ingin tahu siswa dalam mengendalikan dorongan mencipta, bereksperimen dan membangun jiwa kreatif?
Olah Keterbukaan: seberapa terbukakah Anda dalam kehidupan kreatif?
Risiko: seberapa beranikah siswa menanggung risiko ketika akan menncoba sesuatu yang kreatif?
Energi: seberapa besarkah/seberapa tinggikah semangat siswa dalam melakukan hal kreatif?
Jiwa kreatif akan tumbuh dan berkembang jika dalam menyikapi masalah hidup siswa jika melakukannya dengan dilanda rasa ingin tahu dengan kekuatan bertanya, berolah keterbukaan dalam bersikap fleksibel dan hormat dalam menghadap hal baru, keberanian dalam menanggung risiko untuk meninggalkan zona kenyamanan, dan penuh dengan energi sebagai pendorong kerja, serta pemercik hasrat.
Jordan Ayan seorang pelopor kreativitas dan kreator yang ulung dan unggul, dalam bukunya yang berjudul Bengkel Kreativitas (2002:13) dikatakan kreativitas membuka pikiran dan menjadikan semangat dan merasa hidup. Siswa dapat menyalurkan kreativitas melalui kegiatan berolah seni atau berkreasi musik.