Pendekatan dalam menafsirkan AL Qur'an

MEMBENTUK GENERASI INTELEKTUAL QUR'ANI
--------------------------------------------------------------
Oleh: Thobary Syadzily
Al-Qur'an sebagai "Hudal Linnas (هدى للناس) dapat memberikan bimbingan dan petunjuk kepada manusia untuk bisa memecahkan setiap permasalahan hidupnya (problem solving). Namun, itu memerlukan penafsiran Al-Qur'an secara baik dan benar berdasarkan pendekatan2 (approach) ilmu tafsir itu sendiri supaya orang2 atau kelompok2 manusia tidak mentafsirkan Al-Qur'an secara sembarangan berdasarkan kepentingan hawa nafsunya, yang akibatnya akan membawa kesesatan dan merugikan Islam sendiri.
Dengan demikian, untuk membentuk Generasi Intelektual Qur'anic, maka kita harus mengetahui dan mengkaji pendekatan2 tersebut. Adapun pendekatan2 yang ada di dalam kitab tafsir Al-Qur'an itu beraneka ragam, yaitu:
1. Pendekatan Sejarah (Historical Approach), seperti: Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Qurthubi dll.
2. Pendekatan Sosial (Social Approach), seperti: Tafsir Jalalain, Tafsir Munir, Tafsir Al-Maroghi dll.
3. Pendekatan Saintifik (Scientific Approach), seperti: Tafsir Al-Jawahir.
4. Pendekatan Sufi (Sofistic Approach), seperti: Tafsir Ruhul Ma'ani / Tafsir Alusi.
5. Qur'anic Approach (Pendekatan Al-Qur'an), seperti: Tafsir Adwa'ul Bayan.
6. Pendekatan Hadits (Hadits Approach), seperti: Tafsir Ad-Durrul Manshur dll.
7. Dan sebagainya.
Begitupula seorang generasi Intelektual Qur'ani harus memahami metode2 yang terdapat di dalam penafsiran Al-Qur'an. Adapun metode2 penafsiran Al-Qur'an itu beraneka ragam, namun pada dasarnya terbagi kepada 4 bagian besar, yaitu:
1. Al-Manhaj At-Tahlily (Metode Analisis).
2. Al-Manhaj Al-Ijmaly (Metode Global).
3. Al-Manhaj Al-Muqorin (Metode Komparatif).
4. Al-Manhaj Al-Maudhu'i (Metode Topikal).