Ternyata lingkungan fisik tempat
hidup manusia di permukaan bumi ini berbeda-beda. Ada wilayah yang bergunung dan berbukit,
tanahnya kurang subur, iklimya tidak nyaman. Kondisi yang demikian
akan menyulitkan penduduknya, baik di bidang ekonomi maupun transportasi. Sebaliknya
ada pula wilyah permukaan bumi yang topografinya landai, iklimnya nyaman, curah
hujan cukup, tanahnya subur. Bagi daerah yang subur, topografinya landai cukup sumber
air iklimnya nyaman, menjadi pusat konsentrasi penduduk untuk melakukan kegiatan dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Aktivitas penduduk dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya cenderung dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya, walaupun
tidak sepenuhnya mutlak. Konsentrasi penduduk cenderung terjadi pada
daerah-daerah yang topografi datar, tanahnya subur, dekat dengan sumber air, dan iklimnya sejuk.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia mampu
mengurangi pengaruh lingkungan alamnya, karena ada factor-faktor intern dalam
diri manusia yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai kesulitan.
1. Hubungan kondisi fisik wilayah dengan aktivitas penduduk
Hubungan
aktivitas penduduk yang berkaitan dengan kondisi fisik dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Aktivitas penduduk di wilayah dataran tinggi : Di dataran tinggi
kegiatan ekonomi penduduk cenderung ke bidang pertanian lahan kering. Ladang
pertanian yang dibudidayakan adalah hortikultura antara lain, sayur-sayuran,
buahbuahan, dan tanaman hias.
Aktivitas penduduk di wilayah pegunungan : Disamping dimanfaatkan
sebagai areal hutan, wilayah pegunungan banyak dibudidayakan perkebunan, seperti
kina,karet dan teh. Penduduk yang bermukim di daerah pegunungan sebagian ada
yang bekerja sebagai buruh perkebunan
Aktivitas penduduk di wilayah dataran rendah : Dataran randah
merupakan daerah tempat untuk konsentrasi penduduk, karena itu daerah dataran rendah
sangat cocok untuk pemukiman penduduk dengan pola konsentris. Aktivitas
penduduk terdiri atas berbagai jenis, mulai dari pertanian, perikanan tambak,
Bidang pertanian, perkebunan dan perikanan bias dikembangkan karena tersedianya
air yang cukup, disamping iklimnya yang menunjang untuk pertumbuhan tanaman
dataran rendah. Disamping itu bidang industri dan jasa di dataran rendah dapat
berkembang secara optimal,hal ini bisa terjadi karena ditunjang oleh adanya
sara dan prasarana berupa transportasi jalan raya dan jalan kereta api, pusat
pertokoan dan perdagangan serta pendidikan.
Aktivitas penduduk di wilayah pantai : Penduduk yang bertempat tinggal di pantai
tidak selalu bermata pencaharian sebagai nelayan. Hal ini tergantung pada
kondisi pantainya, jika pantainya curam dan terjal tentu saja akan mencari
jalan lain, misalnya sebagai petani, atau sebagai pencari sarang burung walet,
seperti misalnya di pantai Karangbolong Gombong. Mengapa demikian karena pada
pantai yang tebingnya terjal menyulitkan dipakai sebagai pelabuhan ikan. Tetapi
jika pantainya landai justru mata
pencahariannya sebagai nelayan
menangkap ikan, karena pantai yang landai, gelombang laut tidak terlalu besar,
baik untuk dijadikan dermaga tempat berlabuhnya kapal-kapal motor para nelayan.
2. Hubungan kondisi fisik wilayah dengan persebaran flora di Indonesia
Curah hujan yang cukup tinggi di
daerah tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis tanaman. Oleh karena itu,
daerah tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan saja menyimpan
berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai
paru-paru dunia. Faktor-faktor
yang memengaruhi persebaran flora dan fauna antara lain :
1. faktor bentang alam atau
relief tanah,
2. faktor manusia,
3. faktor iklim, mencakup curah
hujan, temperatur udara, angin, dan kelembapan udara,
4. faktor tanah.
Faktor-faktor tersebut diatas
menyebabkan di Indonesia
memiliki berbagai jenis hutan, antara lain sebagai berikut :
Hutan hujan tropis, dengan ciri-ciri: ( pohonnya berdaun lebar, daunnya
menghijau sepanjang tahun, terdapat tumbuhan epifit, lumut, palem, dan pohon
panjat sejenis rotan.)
Hutan musim, terdapat di daerah tropis yang memiliki musim hujan
dan kemarau. Ciri-ciri hutan musim adalah: ( pohonya jarang, ketinggian pohon
antara 12 - 35 meter, pada musim kemarau daunnya meranggas dan musim penghujan
bersemi.)
Hutan sabana atau savana, yaitu padang rumput yang diselingi pepohonan perdu.
Hutan savana atau sabana banyak terdapat di daerah tropis yang curah hujannya
relative kurang. Di wilayah Indonesia,
padang sabana
banyak dijumpai di daerah Nusa Tenggara.
Hutan bakau atau mangrove, merupakan hutan khas di daerah pantai
tropik. Keberadaan hutan bakau sangat membantu mengamankan pantai dari bahaya
abrasi, yakni pengikisan lapisan tanah oleh gelombang laut.
Manfaat hutan
Keberadaan hutan menjadi potensi
sumber daya alam yang menguntungkan bagi devisa negara. Di samping itu hutan
memiliki aneka fungsi yang berdampak positif terhadap
kelangsungan kehidupan manusia.
Manfaat langsung : Secara langsung hutan menghasilkan berbagai
jenis kayu dan nonkayu yang berperan penting sebagai bahan produksi.
Manfaat tidak langsung : Secara tidak langsung hutan memiliki
berbagai fungsi, antara lain:
Fungsi klimatologis, sebagai
penyegar atau pembersih udara.
Fungsi orologis, sebagai
penyaring atau pembersih air.
Fungsi strategis, sebagai sarana
pertahanan dan perlindungan dalam peperangan.
Fungsi estetis, untuk keindahan
dan sarana rekreasi.
Fungsi hidrologis, berperan
menyimpan air hujan.
3. Hubungan kondisi fisik wilayah dengan Persebaran Fauna di Indonesia
Keberadaan hutan tropis yang
subur merupakan surga bagi aneka satwa, mulai dari berbagai jenis hewan melata,
mamalia, aneka ragam serangga sampai pada jenis burung. Secara umum persebaran
fauna di Indonesia
dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:
a. Kelompok fauna Asiatis (kelompok barat), adalah hewan yang
berada di wilayah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
Wilayah itu dulu dikenal sebagai Paparan Sunda, yang merupakan bagian dari
Benua Asia. Adapun jenis-jenis hewannya antara lain badak, gajah, rusa, tapir,
banteng, kerbau, kera, harimau, babi hutan, dan sebagainya.
b. Kelompok fauna Australis Asiatis (kelompok tengah), merupakan
campuran fauna Asia dan Austalia, meliputi jenis hewan yang berada di wilayah Sulawesi,
Nusa Tenggara, dan Maluku. Wilayah
kelompok tengah dan timur dipisahkan oleh
Garis Weber. Contoh jenis fauna ini antara lain anoa, babi rusa, komodo, burung maleo, tarsius,
dan lain-lain.
c. Kelompok fauna Australis (kelompok timur), merupakan kelompok
hewan yang berada di Paparan Sahul, meliputi wilayah Papua dan pulau-pulau
kecil sekitarnya. Contoh fauna di wilayah ini antara lain kanguru, walabi,
koala, burung cenderawasih, kakatua, kasuari, dan jenis burung berwarna
lainnya.