Indonesia
merupakan Negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi,
baik di daratan, maupun dasar laut. Kondisi yang demikian ini ternyata
mempunyai hubungan yang erat dengan aktifitas dengan manusianya. Masi
ingatkah kalian pada kondisi social suatu wilayah tidak akan terlepas
dari keadaan fisiknya. Satu ciri utama kajian geografis adalah mengakaji
saling hubungan antara unsur fisik dan unsure social di permukaan bumi.
Pemanfaatan
lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tergantung pada kondisi
lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh pada kegiatan manusia untuk
megelola dan memanfaatkan kondisi lingkungan fisiknya untuk
kesejahteraan hidupnya.
A. Bentuk-Bentuk Dataran
Ternyata
di Indonesia ini memiliki bentang alam atau bentuk permukaan bumi yang
ada di daratan berbeda-beda. Ada yang disebut dataran tinggi, ada yang
disebut dataran rendah, dan ada yang disebut pantai.
Dataran yang dikenal di Indonesia antara lain :
Dataran tinggi: Bandung, Sukabumi, Gya dan Alas.
Dataran rendah : Karawang, Sidoarjo.
Dataran pantai : Pantai utara pulau jawa, Pantai timur sumatera, Kalimantan Barat.
1. Wilayah dataran tinggi
Dataran
tinggi adalah bentuk muka bumi yang relatif datar yang letaknya di
daerah yang tinggi yaitu memiliki ketinggian antara 700-800 meter di
atas permukaan laut
2. Wilayah pegunungan
Pegunungan
merupakan deretan atau rangkaian gunung yang tinggi dibandingkan daerah
sekitarnya. Pegunungan memiliki ketinggian 500 m di atas permukaan
laut.
3. Wilayah dataran rendah
Dataran
rendah adalah bentuk permukaan bumi yang relative datar dan letaknya di
daerah yang rendah memiliki ketinggian dari 600 m di atas permukaan
laut.
4. Wilayah dataran pantai
Dataran pantai adalah daerah yang letaknya ditepi laut di mana sejauh air pasang masih bisa mencapai daratan.
B. Hubungan Kondisi Fisik Dengan Aktifitas Penduduk
Ternyata
lingkungan fisik tempat hidup manusia di permukaan bumi berbeda-beda.
Ada wilayah yang bergunung dan berbukit, tanahnya kurang subur, iklimnya
tidak nyaman. Kondisi yang demikian akan menyulitkan penduduknya, baik
dibidang ekonomi, maupun transportasi. Sebaliknya ada pula wilayah
permukaan bumi yang tropografinya landai, iklimnya nyaman, curah
hujannya cukup, tanahnya subur. Bagi daerah yang subur tropografinya
landai cukup sumber air iklimnya nyaman, menjadi pusat akumulasi
penduduk untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Aktifitas
penduduk dalam memenuhi hidupnya cenderung dipengaruhi oleh lingkungan
fisiknya, walaupun tidak sepenuhnya mutlak. Kosentrasi penduduk
cenderung terjadi pada daerah-daerah yang topografi datar, tanahnya
subur, dekat sumber air dan iklimya sejuk. Dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia maupun mengurangi
pengaruh lingkungan alamnya, karena ada faktor-faktor endogen dalam diri
manusia yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai kesulitan. Hubungan
aktifitas penduduk yang berkaitan dengan kondisi fisik dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1. Aktivitas penduduk di wilayah dataran tinggi
Aktifitas
penduduk karena daerah ini beriklim sejuk. Di dataran tinggi kegiatan
ekonomi penduduk cenderung dibidang pertanian lahan kering. Ladang
pertanian yang dibudidayakan adalah hortikultura antara lain,
sayur-sayuran, buah-buahan dan taman hias.
2. Aktivitas penduduk di wilayah pegunungan
Disamping
dimafaakan sebagai areal hutan, wilayah pegunungan banyak dibudidayakan
perkebunan, seperti kina, karet dan the. Penduduk yang bermukim di
daerah pegunungan sebagian ada yang bekerja sebagai buruh perkebunan.
3. Aktivitas penduduk di wilayah dataran rendah
Dataran rendah merupakan dataran tempat untuk kosentrasi
Penduduk,
karena itu daerah dataran redah sangat cocok untuk pemukiman penduduk
dengan pola kosentris. Aktivitas penduduk terdiri atas berbagai jenis,
mulai dari pertanian, perikanan, tambak.
Dibidang
pertanian, perkebunan dan perikanan bisa dikembangkan karena
tersedianya air yang cukup, di samping iklimnya yang menunjang untuk
pertumbuhan tanaman dataran rendah. Disamping itu bidang industri dan
jasa di dataran rendah dapat berkembang secara optimal, hal ini bisa
terjadi karena ditunjang oleh sarana dan prasarana berupa transportasi
jalan raya dan jalan kereta api, pusat pertokoan dan perdagangan serta
pendidikan.
4. Aktivitas penduduk wilayah pantai
Penduduk yang bertempat tinggal di pantai tidak selalu bermata pencaharian
sebagai nelayan. Hal ini tergantung pada kondisi pantainya curam dan
terjal tetentu saja akan mencari jalan lain, misalnya sebagi petani,
atau pencari sarang burung walet seperti misalnya di pantai Karangbolog
Gombong. Karena pada pantai yang tebingnya terjal menyulitkan dipakaii
sebagai pelabuhan ikan.
Tetapi
jika pantainya landai justru mata pencahariannya sebagai nelayang
penangkap ikan, karena pantai yang landai, gelombang laut tidak terlalu
besar, baik dijadikan dermaga tempat berlabuhnya kapal-kapal motor para
nelayan.
C. Hubungan Kondisi Geografis Dengan Transportasi
Kegiatan
transportasi memiliki hubungan erat dengan kondisi fisik suatu daerah
dan kegiatan ekonomi suatu daerah. Pada daerah dataran tinggi ongkos
transportasi relative mahal karena medan yang berbukit, tanjakkan, dan
banyak berbelok-belok, berpengaruh terhadap pemakaian bahan bakar. Tidak
jarang pada daerah berbukit dan bergunug seperti di Irian Jaya
transportasi untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lain tidak
lewat daratan, tetapi lebih banyak menggunakan pesawat terbang. Berbeda
dengan di dataran rendah, sarana jalan yang datar dan tidak ada
tanjakan, ongkos transportasi relative murah, dan berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi penduduk.
Indonesia
memilki wilayah yang beragam yang terdiri dari berbagai pulau yang
menjadi kendala yang perlu disikapi dalam kaitannya dengan sarana dan
prasarana transportasinya. Jenis sarana transportasi yang ada di
Indonesia masih ada yang bersifat dominan dan berbeda-beda.
a. Di Pulau Jawa
Sarana
transportasi sungai di Jawa dewasa ini sudah tidak banyak digunakan
karena, sungai di Jawa relative pendek-pendek. Disamping itu di Jawa
sudah dikembangkan transportasi darat, karena prasarana angkutan sudah
maju disbanding pulau-pulau lain, seperti jalan raya, jalan tol, jalan
kereta api. Demikian pula sarana transportasi udara di pulau Jawa sudah
berkembang sebagai alternative dari transportasi darat.
b. Di Pulau Sumatera
Di
wilayah timur Sumatera yang berawa-rawa dan memiliki banyak
sungai-sungai panjang dikembangkan alat angkutan air berupa perahu dan
sampan. Untuk transportasi antar pulau-pulau kecil digunakan speedboad
dan jel foil. Jadi alat transportasi yang dominan adalah angkutang
sungai.
c. Di Pulau Kalimantan
Ondisi
geografis di pulau Kalimantan memilki banyak sungai-sungai besar dan
panjang-panjang. Pembangunan jalan raya antar propinsi belum berkembang.
Oleh karena itu sesuai dengan kondisi fisiknya maka prasarana
transportasi yang berkembang di sana adalah sungai, alat transportasi
yang dominan perahu dan sampan.
d. Di Sulawesi, Maluku dan Papua
Transportasi
yang dikembangkan di Sulawesi sesuai kondisi fisiknya demikian juga
yang ada di Maluku dan Papua. Dominan menggunakan pelayaran pantai dan
feri.http://yesi-tatawi.blogspot.co.id/2009/01/kondisi-fisik-wilayah-geografis.html