nasehat penuh hikmah dalam memasuki Islam secara kaffah (ind ing)

Wahai Mukmin! Kita harus tahu bahwa kita tidak diciptakan tanpa hikmah, karena Tuhan kita, Allah (swt), menciptakan kita dalam Hikmah-Nya. Oleh sebab itu, bukan hanya bahwa kalian harus makan, minum dan menghibur diri kalian, tetapi juga perlu memperhatikan orang-orang di sekitar kalian yang memerlukan senyum, nasihat, pencerahan, pendidikan, akhlak dan ihsan. Di samping apa yang kita berusaha lakukan untuk diri kita, ada juga hal-hal lain yang perlu kita lakukan untuk masyarakat, dan jika kita tidak memenuhinya, itu artinya kita pelit dalam membagi apa yang kita miliki kepada orang lain.
Shaykh Hisham Kabbani

Wahai Muslim! Berusahalah berbicara tentang Rahmat Allah (swt), dengan demikian kalian akan mendapatinya. Jika kalian hanya membicarakan tentang azab, kalian akan diberi azab bersama mereka. Itu tidak perlu! Biarkan mereka senang. Bila kalian membuat orang senang dengan Sang Khaliq, maka Allah akan senang dengan kalian. Jangan tunjukkan akhlak yang buruk. Berusahalah untuk membuatnya tetap di bawah kendali, kalau tidak maka ego yang akan mengendalikan kalian. Ketika itu terjadi, maka kita merugi. Semoga Allah memberkati kita dan mengampuni kita.
Shaykh Hisham Kabbani
 
Wahai Muslim! Janganlah seperti orang-orang yang suka meniru orang-orang kafir, pergi ke pojok-pojok jalan berusaha untuk merekrut orang-orang menentang cinta Rasul ﷺ. Jangan dengarkan mereka dan jangan biarkan anak-anak kalian mendengarnya! Ajari anak-anak kalian muhabbatu ‘n-Nabi ﷺ (Cinta pada Nabi ﷺ), kalau tidak kita akan tersesat. Kita akan menjadi orang yang merugi dan kita akan kehilangan identitas kita.
Identitas kita tanpa Nabi ﷺ tidak berarti. Jika kita tidak dapat mengatakan bahwa kita adalah pecinta Nabi ﷺ, kita tidak mempunyai identitas, dan pada saat itu identitas kita adalah bersama Setan. Orang yang tidak menerima identitas Nabi ﷺ sebagai yang diberi Allah otoritas tertinggi di dunia dan akhirat, dan yang tidak senang dengan Mawlid Nabi ﷺ , Allah (swt) akan mengirimkan orang itu kepada Iblis.
Shaykh Hisham Kabbani​

 Nabi ﷺ mengikatkan sebuah batu ke perutnya (untuk meringankan) laparnya tetapi yang selalu kita lakukan adalah makan! Allah memberi nikmat kepada Ummat an-Nabi ﷺ dengan segala sesuatu untuk dimakan dan diminum, walaupun begitu kita masih saja mengeluh.
Saya berbicara mengenai sekelompok orang, bukan semua orang pada umumnya. Allah memberi kita segala macam, tetapi kita tetap mengeluh. Dia memberi kita di dunia dengan apa yang tidak diberikan kepada orang-orang sebelum kita, khususnya para Sahabat (r), yang tidur di atas tikar dari jerami. Sekarang kita tidur di kasur yang besar, tetapi tetap saja kita tidak bahagia, kita harus menggantinya setiap 2 tahun sekali.
Shaykh Hisham Kabbani​

Sayyidina Aziz Mahmud Hidaya (qaddas Allahu sirrahu) diberi tugas untuk memanaskan air wudu untuk syekhnya, ia memegangnya sambil menunggu syekhnya datang. Ketika air wudu itu menyentuh tangan syekhnya, beliau berkata, “Ouch! Apa yang kau lakukan wahai anakku? Cintamu telah membakar kami!” Bayangkan apa yang dapat dicapai oleh cinta seorang Sufi! Untuk mencintai Allah ﷻ seperti itu, pertama kita harus mencintai Nabi ﷺ, dan sebelum itu kita harus mencintai syekh kita karena beliau membawa kita pada cinta tingkat tinggi bagi Nabi kita.

Ketika kalian berada di jalan yang Haqq, apa yang terjadi? Orang-orang akan mengutuk kalian. Orang-orang akan menentang kalian. Setan mengirimkan seluruh bala tentaranya untuk mengejar Ahl as-Sunnah wal-Jama`at. Ia tidak ingin mereka berdiri tegak. Allah ingin agar Ahl al-Haqq berdiri tegak. Jadi, apa yang harus mereka lakukan? Mereka harus bersabar. Jika kalian kehilangan kesabaran kalian, kalian akan menjadi Ahl al-Baatil. Mengerti?
Jadi, apa yang penting – untuk berada di jalan yang haqq, menolak yang batil, dan menegakkan yang haqq dengan cara bersabar. Itulah yang akan dinilai Allah terhadap kita. Itulah yang dapat kalian bawa ke akhirat. Tidak ada yang dapat kalian bawa bersama kalian. Kalian akan terperangkap jika kalian tidak bisa membawa Surat al-`Ashr bersama kalian.
Shaykh Hisham Kabbani

 Rasa nyeri, kesedihan, dan kesulitan adalah penting, dalam arti mereka memberi petunjuk kepada kita. Mereka mendorong seseorang menuju keselamatan dan mengarahkan kalian kembali ke jalan dan keadaan yang Allah ﷻ ridai. Ketika seseorang berada dalam kesulitan, ia menjadi ingat dan menjadi sadar terhadap Allah ﷻ . Ketika seseorang dalam keadaany nyeri, ia ingat Allah ﷻ . Ketika orang sedang sedih, ia ingat Allah ﷻ . Ketika seseorang sedang sakit, ia ingat Allah ﷻ . Ketika seseorang sedang dalam keadaan kesepian atau depresi, ia ingat Allah ﷻ . Ketika seseorang merindukan orang yang ia sayangi, ia ingat Allah ﷻ .
~ Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

Wahai manusia! Setan tidak pernah suka manusia berada dalam kedamaian. Untuk menipu kalian, ia menggunakan orang-orang yang mengatakan, “Kami adalah orang-orang Surgawi, kami adalah orang-orang yang membawa spiritualitas, datanglah kepada kami!” tetapi jika kalian mengikuti mereka, kalian hanya akan mendapati lebih banyak masalah. Ketika kalian duduk bersama orang Surgawi sejati, pertemuan itu menghilangkan beban berat dari kalian dan memberi kalian kepuasan. Oleh sebab itu, mintalah kepada Tuhan kalian untuk membimbing kalian menuju orang-orang-Nya yang sejati!
~Shaykh Nazim Adil an-Naqshbandi

Allah (swt) tidak menciptakan kita untuk makan dan minum, tetapi hanya untuk beribadah kepada-Nya, tidak ada yang lain. Bahkan tidur dengan istri kalian adalah ibadah; itu adalah sebuah contoh bagi kalian bahwa segala sesuatu yang baik yang kalian lakukan adalah ibadah: menjenguk orang sakit adalah ibadah; membawakan air bagi orang yang haus adalah ibadah.
Shaykh Hisham Kabbani

 Allah sayang kepada kalian, jika kalian sederhana, tetapi Dia akan menghukum kalian jika kalian membangkang, jadi pilihlah mana yang kalian inginkan. Bahkan jika seseorang datang dan berteriak di hadapan kalian, apa yang harus kalian katakan kepadanya? “Semoga Allah mengampunimu dan mengampuniku, wahai saudaraku.” Kalian harus memaafkannya. Jadi, jangan harapkan ganjaran dari manusia. Dengan apa mereka akan memberi ganjaran kepada kalian, dengan jam, dengan sebuah cincin? Tetapi bila kalian sabar dan tawaduk, Allah akan memberi ganjaran pada kalian. Jangan biarkan (nasihat) ini masuk dari satu telinga dan keluar dari telinga lainnya.
Shaykh Hisham Kabbani

 Sekarang orang-orang datang dengan kesulitan mereka. Apa kesulitan kalian dibandingkan dengan Nabi (s) dan Sahabat? Kalian hidup dalam standar yang sangat tinggi dan kalian tidak tidur dalam keadaan lapar. Nabi Muhammad (s) mengikat perutnya dengan batu karena lapar.  Tanya pada mereka, apakah ada yang mengikat batu karena lapar? Tidak ada. Jadi, ucapkan “Alhamdulillah,” kalian harus menjadi syaakir. Lihatlah orang-orang di Afrika, mereka sekarat karena lapar. Allah memberi kalian Nikmat-Nya yang terbaik. Itulah sebabnya kita harus bersyukur.
 
Seorang pria mendatangi Nabi ﷺ dan berkata, “Aku mencintaimu.” Nabi ﷺ bersabda, “Kalau begitu pakailah penderitaan sebagai jubahmu: bukalah dirimu untuk menanggung penderitaan karena engkau mencintaiku, dan belajarlah untuk menjalani kehidupan yang keras (dengan tawaduk), karena mungkin suatu hari nikmat Allah akan berakhir dan engkau telah siap.” Itu artinya jika seseorang menyakiti kalian, mengutuk, menggunjing atau menyebarkan gosip tentang kalian, tetaplah diam. Bila kalian tawaduk, Allah ﷻ akan mengangkat derajat kalian.
Shaykh Hisham Kabbani

 Kita menderita di dunia ini bukan karena Allah menginginkan kita menderita; kita menderita karena perbuatan yang kita lakukan. Orang mengatakan, “Oh, kita menderita karena Allah menghukum kita.” Huh, bukankah begitu? Benar?
Apakah Allah menghukum Nabi ﷺ? Nabi ﷺ mengalami penderitaan. Beliau dicaci-maki, beliau disiksa, beliau menderita, beliau berjuang demi kemaslahatan umat. Apakah menurut kalian Allah menghukumnya? Allah memberi ganjaran. Jangan pikir bila kalian menderita berarti kalian sedang dihukum; kalian sedang diberi ganjaran. Jika kalian sabar, kalian akan mencapai amanat kalian – mereka akan memberikan permata kalian ke tangan kalian. Jika kalian tidak sabar – mereka akan memberikan permen, cukup.
Apa yang dimaksud rahmatan li’l-`alamiin? Kesalahan kita adalah bahwa kita menilai orang lain. Kita mengatakan, “Oh, orang ini tidak salat — ia adalah orang yang tidak baik; ia murtad!” Bagaimana kalian mengetahuinya? Itu adalah penilaian Allah. Kalian nilai diri sendiri. Karena Nabi ﷺ bersabda, ” Man `arafa nafsahu faqad `arafa Rabbahu – siapa yang mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhannya.”
Shaykh Hisham Kabbani


Misalnya, beberapa orang berkata, “Orang ini telah memberi sumbangan,” dan ia merasa senang melihat namanya ada di mana-mana. Allah (swt) berfirman agar kalian malakukan amalan shalihan dengan syarat bahwa kalian laa tusyriku bi rabbika ahada, jangan pamer atau berpikir bahwa kalian telah melakukan sesuatu yang baik, karena itu adalah syrik tersembunyi. Kalian mungkin menunjukkan amal baik kalian kepada orang lain dan membuat mereka merasa seolah-olah mereka berutang budi pada kalian. Tidak seorang pun yang berutang pada kalian, justru kalianlah yang berutang kepada Allah (swt) atas kekayaan kalian! Jadi, jangan mengklaim bahwa kalian telah melakukan sesuatu yang baik, itu adalah syirik tersembunyi dan membuat kalian menyekutukan Allah (swt).
Nabi ﷺ melarang hal itu, dengan mengatakan, “Jangan merasa bangga dengan apa yang kalian lakukan, karena jika kalian bangga, amal itu akan dicampakkan dan menjadi mati dalam Hadratillah. Setiap orang yang melihat bahwa Allah yang membuatnya melakukan amal itu, maka Allah akan menghilangkan kebanggaan itu darinya.”
Allah (swt) Maha Mengetahuia apa yang ada di dalam kalbu dan jiwa manusia. Ego (nafs) kita senang mengatakan, “Aku telah melakukan ini dan itu.” Misalnya, politikus naik ke panggung untuk memenangkan pemilihan dan mereka berkata, “Aku telah melakukan ini dan itu untuk kalian,” kemudian setelah itu mereka membagi-bagikan uang. Ketika mereka melakukan itu, Allah mematikan semua kebaikan yang telah mereka lakukan dan menunjukkan kepada mereka bahwa mereka telah melakukan kesalahan di tempat yang salah!
Shaykh Hisham Kabbani

 Kita harus mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah (swt) dan kita harus mengikuti apa yang diperintahkan oleh Nabi (s) kepada kita.
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا.
Tinggalkan apa yang dilarang oleh Nabi (s) dan terimalah apa yang beliau berikan. (Surat al-Hasyr, 59:7)
Apapun yang dibawa oleh Nabi (s) kepada kalian untuk dilakukan, kalian harus melakukannya; bukan melakukannya sebagian saja; dan apapun yang beliau larang, kalian harus berhenti melakukannya: itu adalah bingkai utama dari adab.
Setiap bagian dari Fiqh dalam Islam dan setiap ayat dari kitab suci al-Qur’an mempunyai adab khusus tersendiri, jalan untuk mengikutinya; kalian tidak bisa mengikutinya dari tengah atau dari akhir, tetapi harus menjalankan dengan seluruh ayat. Sama halnya dengan hadits, kalian harus menjaga semua pertimbangan dari sebuah hadits, bukan hanya mengambil sebagian dari atas atau dari bawah. Kalian juga tidak bertanggung jawab terhadap apa yang ditinggalkan Syariah. Jadi itu tidak seperti mentalitas orang Barat di mana ketika kalian mengatakan kata “Syari’ah” mereka ketakutan.
Untuk menghilangkan pengaruh Setan dan untuk mendapatkan fadilah, selalu mulai sesuatu dengan, “Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Rahiim” lalu kirimkan shalawat atas Nabi (s).
Syari`ah adalah adab, dan setiap aspek dari Syari`ah mempunyai adab, bahkan untuk melakukan awrad, pertama kali kalian harus mengucapkan Syahadat, asy-hadu an laa ilaaha illa-Llah wa asy-hadu anna Muhammadan `abduhu wa rasuuluh, karena itu membersihkan kita, membersihkan dosa-dosa kita, dan menjadikan kalian suci di hadapan `amal yang akan kalian lakukan sesuai dengan Syari`ah. Jadi murid harus mengikuti jalan ini.
كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم فهو أقطع أو(فهو ابتر)
Nabi (s) bersabda, “Setiap perbuatan yang tidak dimulai dengan ‘Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Rahii’ adalah terputus, tidak ada kelanjutannya.” (Ahmad, al-Musnad)
Setiap `amal yang kalian lakukan tanpa ‘Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Rahiim’ adalah tanpa kemajuan dan tanpa hasil. Jadi hal pertama yang tertulis di sini adalah sesuatu yang dapat memberi kemajuan dan manfaat bagi kalian. Jadi kita mulai dengan “Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Rahiim,” yang artinya, “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Kemudian kita kirimkan shalawat atas Nabi (s). Kalian tidak dapat memulai hanya dengan membaca Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Rahiim, tetapi harus menambahkan dengan “Alhamdulillahi rabbi ‘l-`alamiin wa ‘sh-shalaatu wa ‘s-salaamu `alaa Sayyidina Muhammad wa `alaa aalihi wa shahbihi ajma`iin, amaa ba`d”, seperti cara memulai menulis surat. Dalam setiap amal, kalian harus berusaha untuk melenyapkan Setan, karena setiap amal yang kalian lakukan, Setan berusaha untuk merusaknya! Jadi para saadaat an-Naqsybandiyuun berusaha untuk mengajarkan kita adab pada segala hal yang kita lakukan dan kita akan membahasnya dalam semua aspek, seperti halnya kalian menarik sesuatu agar lebih kuat dan lebih kuat lagi, lalu kalian bergerak dengannya.
~ Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

Katakanlah (Wahai Muhammad), “Jika engkau (sungguh) mencintai Allah, maka ikutilah aku! Allah akan mencintaimu dan menggampuni dosa-dosamu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Surat Aali-‘Imraan, 3:31)
Jadi itu artinya, bila kita mencintai Nabi ﷺ kita tidak boleh marah dengan semua orang, khususnya ibu kita. Jangan membentak ibumu! Kalian tidak bisa masuk Surga jika ibu kalian tidak rida dengan kalian. Ciumlah tangan ibu kalian setiap hari dan kalian akan diampuni.
Perbuatan apapun dapat Allah ampuni, tetapi bila kalian menyakiti hati seseorang dengan cara apapun, dengan mengatakan sesuatu yang buruk atau memarahi mereka, maka tidak ada ampunan! Mengapa? Allah akan mengampuni, tetapi kalian harus meminta maaf dari orang yang hatinya telah kalian sakiti. Allah akan mengatakan kepada kalian, “Pertama, datangi dulu hamba-Ku (dan mintalah maaf)!”
Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

 ----------------------------------------------------------------------

Say (O Muhammad), “If you (really) love Allah, then follow me! Allah will love you and forgive your sins, and Allah is Oft-Forgiving, Most Merciful. (Surat Aali-‘Imraan, 3:31)
So it means if we love the Prophet ﷺ we must not be angry with anyone, especially our mother.Don’t scold your mother! You cannot enter Paradise if your mother is not happy with you. Kiss your mother’s hand daily and you might be forgiven.
Any action Allah might forgive, but if you break someone’s heart in any way, by saying bad things or shouting at them, there is no forgiveness! Why? Allah will forgivem but you have to ask forgiveness from the one whose heart you broke. Allah will tell you, “First go to my servant (and ask forgiveness)!”
Shaykh Hisham Kabbani
 The Frame of Adab is Shari`ah:
We have to follow what Allah (swt) ordered us and we have to follow what the Prophet (s) ordered us.
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا.
Leave what Prophet (s) forbade and take what he ordered. (Surat al-Hashr, 59:7)
Whatever the Prophet (s) brought you to do you must do, not to do only some of it or part of it, and what he prohibited you to do you must stop doing: that is the main frame of adab. Every part of Fiqh in Islam and everyayah of Holy Qur’an has its own particular adab, its way to follow; you cannot follow from the middle or the end, but must go with the entire ayah. Similarly with Hadith, you have to keep all considerations of a Hadith, not take part from the top or bottom. Also, you are not responsible for anything that Shari`ah left out. So it is not like the mentality of Western people, that when you say the word “Shari`ah” they are afraid.
To Eliminate Shaytan’s Influence and for Benefit, Always Begin with “Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Raheem” and Send Salawaat on Prophet (s)
Shari`ah is adab and every aspect of the Shari`ah has an adab, even to do the awraad you must first reciteShahaadah, ash-hadu am laa ilaaha illa-Llah wa ash-hadu anna Muhammadan `abduhu wa rasooluh, because that cleans us, takes away all sins, and brings you pure in front of the `amal you are going to do according to Shari`ah. So the mureed has to follow this way.
كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم فهو أقطع أو(فهو ابتر)
The Prophet (s) said, “Any action which does not begin with ‘Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Raheem’ is cut off; it has no continuity.” (Ahmad, al-Musnad)
Any `amal you do without ‘Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Raheem’ is without progress and fruits. so the first thing written here is something from which you get benefit and fruits. So we begin withBismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Raheem, which means “In the Name of Allah, the Most Beneficent, the Most Merciful” and then we send salawaat on the Prophet (s). You cannot begin with Bismillahi ‘r-Rahmani ‘r-Raheem only, but must add on “Alhamdulillahi rabbi ‘l-`alameen was-salaatu was-salaamu `alaa Sayyidina Muhammad wa `alaa aalihi wa sahbihi ajma`een, amaa ba`d”, which is the way to begin a letter, as well. This is jumping on the train of adab. In any `amal you must try to eliminate Shaytan, because any `amalyou do Shaytan will try to spoil! So thesaadaat an-Naqshbandiyoon are trying to teach us adab on everything we do and we will go through it in every aspect, like when you are pulling something to become stronger and stronger, and then you move with it.
~ Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

 Don’t Show Off or Become Proud of Your Deeds
For example, some people say, “This man or this woman gave to this charity,” and they are happy for people to see their names everywhere. Allah (swt) said you have to make `amalan salihan on the condition that you laa tushriku bi rabbika ahada, do not show-off or think you did something good, as that is hidden partnership. You might show your good actions to others and make them feel as if they owe you something. No one owes you anything, rather you owe Allah (swt) your wealth! So don’t claim that you did something good, which is a hidden shirk and making yourself partner to Allah (swt).
Prophet ﷺ prohibited that, saying, “Don’t be proud of anything you do because if you become proud, that `amal will be put down and killed in Allah’s Presence. Anyone who sees that Allah allowed and made him do that goodness, then Allah will take that pride from him.”
Allah (swt) knows what is in the hearts and souls of people. Our ego likes to say, “I did this and that.” For example, politicians go on stage and to win the election they say, “I did this and that for you,” and then afterwards they bring the money down. When they do that, Allah kills in them all the good they did and shows them they did the wrong thing in the wrong place!
Shaykh Hisham Kabbani

We suffer in this dunya not because Allah wants us to suffer but according to what we are doing we are suffering. People they say, “O we are suffering because Allah is punishing us.” Huh it’s not? Correct?
Did Allah punish the Prophet ﷺ? The Prophet ﷺ was suffering. He was abused he was tortured he was suffering, he was struggling for the benefit of the Ummah. Do you think Allah is punishing him? Allah is rewarding. Don’t put in your mind if you are suffering you are being punished; you are being rewarded. If you are patient you reach your trust – they give you your jewels in your hand. If you are not patient – they give you candies, enough.
What is rahmatan li’l-`alameen? Our mistake is we judge others. We say, “O this one is not praying – he is a bad person; he is out of Islam!” How do you know? It is Allah’s judgment. You judge yourself. Because the Prophet ﷺ said, “man `arifa nafsahu faqad `arafa rabbahu – who knows himself knows his Lord.”
Shaykh Hisham Kabbani

A man came to the Prophet ﷺ and said, “I love you.” Prophet ﷺ said, “Then wear affliction as your cloak: open yourself to carry affliction because you love me, and learn to live a hard life (of humbleness), as perhaps one day Allah’s favours may end and then you will be prepared.” It means if someone hurts, curses, backbites or spreads false rumours about you, keep quiet. When you are humble, Allah ﷻ raises you.
Shaykh Hisham Kabbani

People today come with their difficulties. What is your difficulty compared to the Prophet (s) and Sahaaba? You are living in a very high standard and you are not sleeping from hunger. Prophet Muhammad (s) was tying his stomach with a stone from hunger.
Ask them anyone did any one tie a stone from hunger? No one. no.
Say Alhamdulillah, you have to be shaakir. Look those who are in Africa they are dying from hunger. Allah gave you the best of His favors. That is why we have to be thankful.
Shaykh Hisham Kabbani

Allah is merciful to you if you are modest, and He will punish you if you are tyrannical, so chose whatever you want. Even if someone comes and shouts in your face, what do you have to say to him? “May Allah forgive you and me, my brother.” You have to forgive. So don’t expect a reward from human beings. What are they going to reward you with, a watch, a ring? But if you are patient and humble, Allah will reward you. Don’t let it go into one ear and out the other ear.
Shaykh Hisham Kabbani

Allah (swt) didn’t create us to eat and drink, but only to worship Him and nothing else. Even to sleep with your wife is worship; that is an example to tell you everything good you do is worship: visiting a sick person is worship; bringing water to a thirsty person is worship.
Shaykh Hisham Kabbani
 
O People! Shaytan never likes human beings to be in peace. To deceive you, it uses those who say, “We are heavenly people, we are spirituality-carrying people, come to us!” but if you follow them, you only find more and more troubles. When you sit with a real heavenly one, it takes heaviness from you and gives you contentment. Therefore, ask your Lord to guide you to His true ones!
~Shaykh Nazim Adil an-Naqshbandi 

Pain, sadness and difficulty are important in that they serve to guide us. They propel one towards safety and so direct you back to the way and state that Allah ﷻ wants you to be in. When one is in a difficulty, he or she remembers and becomes conscious of Allah ﷻ .When one is in pain, he or she remembers Allah ﷻ . When one is in sadness he or she remembers Allah ﷻ . When one is sick he or she remembers Allah ﷻ . When one is in any state of loneliness or depression, he or she remembers Allah ﷻ . When one longs for someone that he or she cares for, one remembers Allah ﷻ .
~ Mawlana Shaykh Hisham Kabbani
 
When you are on haqq what happens? People are going to curse you. People come against you. Shaytan sends his whole army to come after Ahl as-Sunnah wal-Jama`at. He doesn’t want them to stand up. Allah wants Ahl al-Haqq to stand up. So what do they have to do? To be patient. If you lose patience, you go to Ahl al-Baatil. Understood?
So what is important – to be on haqq, to refuse baatil, and to stand for haqq by being patient. In that is what Allah will judge us. That is what you can take with you to akhira. There is nothing for you to take with you. You are going to be stuck if you cannot take surat al-`Asr with you.
Shaykh Hisham Kabbani
 
Sayyidina Aziz Mahmud Hidaya (qaddas Allahu sirrahu) was given the task of heating wudhu water for his shaykh, which he kept close to his body, waiting for the shaykh to arrive. When that water touched the shaykh’s hands, he said, “Ouch! What did you do, O my son? Your love has burned us!” Imagine the love a Sufi can attain! To love Allah ﷻ in such a way we must first love the Prophet ﷺ, and before that we must love our shaykh as he takes us to the high level of love for our Prophet.
  
Prophet ﷺ tied a stone to his stomach (to alleviate) his hunger and all we are doing is eating! Allah is favoring Ummat an-Nabi ﷺ with everything to eat and drink and yet we complain.
I am speaking about certain groups of people, not everyone in general. Allah gives us everything and still we complain. He gave us in dunya what He did not give to anyone before us, especially the Sahaabah (r), who slept on mattresses made of straw. Today we sleep on big mattresses and still we are not happy, we have to change them every two years.
Shaykh Hisham Kabbani

Our identity is with Prophet Muhammad ﷺ
O Muslims! Don’t be like those who imitate unbelievers, running on the corner of every street trying to recruit people against the love of Prophet ﷺ. Don’t give an ear or let your children listen to that! Teach your children muhabbatu ‘n-Nabi ﷺ (Love for Prophet ﷺ), or else we are lost. We will be losers and we will lose our identity.
Our identity without Prophet ﷺ has no meaning. If we cannot say we are lovers of Prophet ﷺ, we have no identity, then our identity is with Shaytan at that time. Anyone who does not accept the identity of Prophet ﷺ as the highest to whom Allah (swt) gave authority in dunya and akhirah, and to be happy with Prophet’s birthday, Allah (swt) will send that person to Iblees (Shaytan).
Shaykh Hisham Kabbani


O Muslims! Try to speak of the Mercy of Allah (swt), then you will find it. If you speak only of punishment, you will be punished with them. No need! Let them be happy. When you make people happy with the Creator, then Allah will be happy with you. Don’t show bad character. Try to keep it under control, or else your ego controls you. When our ego controls us, we lose. May Allah bless us and forgive us.
Shaykh Hisham Kabbani

O Believers! We have to know that we have not been created without wisdom, as our Lord, Allah (swt), created us in His wisdom. Therefore, it is not only that you have to eat, drink and entertain yourself, but to also take care of those around you who are in a need of a smile, advice, enlightenment, education, good character, good behavior and moral excellence. Besides what we are trying to do for ourselves, there are other things we need to do for the community, and if we don’t fulfill that need it means we are stingy in giving to others what we have.
Shaykh Hisham Kabbani