Nilai Estetis Tari,Unsur-Unsur Tari, Hasil Pengamatan Pertunjukan Tari

Nilai Estetis Tari
Estetis dapat diidentikan dengan keindahan yang tidak dapat dilepaskan dengan konsep-konsep yang ada pada filsafat. Keindahan dapat dibagi menjadi 2, yaitu keindahan ciptaan Tuhan, diantaranya pelangi, awan, gunung, lembah, dll. Dan keindahan ciptaan manusia, diantaranya lukisan, patung, karya musik, tari dll.
Nilai estetik dalam sebuah karya tari harus memiliki tingkat kebaikan dan kegunaan. Nilai estetik tari merupakan ekspresi pengaturan rasa, pengalaman jiwa, dan sikap seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Sebuah karya tari yang di dalamnya mengandung nilai estetis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Karya tari tersebut dapat mengungkapkan keharmonisan antara bentuk tari dan isi.
b.      Karya tari tersebut menarik atau menggugah.
c.       Karya tari tersebut dapat membawa penonton masuk ke dalam dunia khayal yang ideal.
d.      Karya tari tersebut dapat membebaskan penonton dari suasana ketegangan.
e.       Karya tari tersebut menyajikan suatu kebulatan organik.
f.       Karya tari tersebut dapat mendorong akal penonton menuju perpaduan mental dan spiritual.

Unsur-Unsur Tari

a.                 Ragam Gerak
Ragam gerak dapat dilihat dari kepala, diantaranya olahan gerak mata, gerak kepala, dan olahan raut wajah. Sementara ragam gerak dari anggota tubuh bagian tengah, diantaranya ragam gerak tangan. Secara anatomi, lengan terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu lengan atas, lengan bawah, telapak tangan, jari, dan ruas jari. Pembagian itu mempermudah ragam gerak tari. Ragam gerak kaki antara satu daerah dengan daerah lainnya hampir sama.
b.                Bentuk Iringan
Bentuk iringan terbagi menjadi dua, yaitu jenis musik iringan tari internal yang meliputi olahan vokal, suara, lagu, atau efek bunyi yang dihasilkan dari tubuh penari. Dan jenis musik eksternal meliputi pola-pola dari alat musik, contohnya di Bali yang terkenal adalah gamelan gong-nya.

c. Kostum
                        Kostum tari merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari wujud tari. Namun kostum tari untuk sarana upacara, berbeda dengan kostum untuk pertunjukan. Kostum tari-tarian untuk upacara tidak begitu mengutamakan estetika dan lebih sederhana, sedangkan kostum tari-tarian untuk kepentingan pertunjukan dirancang sedemikian rupa agar tercipta kesan mendalam bagi penonton.
d.    Pola Lantai
Pola lantai pada sebuah tarian adalah posisi yang dilakukan baik oleh penari tunggal maupun kelompok. Pada tari-tarian yang berfungsi sebagai sarana upacara yaitu lebih sering dipakai pola lantai melingkar, karena lingkaran sebagai simbol alam duania dan dianggap sakral.
 
Hasil Pengamatan Pertunjukan Tari

Tulisan hasil pengamatan pertunjukan tari diantaranya berisi data-data yang terdiri atas :
a.       Judul / nama tarian
b.      Penciptanya / koreografernya
c.       Sinopsis
d.      Jumlah penarinya
e.       Rias dan kostum yang digunakan
f.       Iringan yang digunakan ( internal/ eksternal )
g.      Bentuk dan setting panggung
h.      Tata pencahayaan
i.        Lamanya pementasan
j.        Properti yang digunakan
k.      Keunikan-keunikan yang dijumpai selama pertunjukan