Seni adalah alat komunikasi yang halus karena simbolis yang terkandung
dalam karya seni yang bersangkutan sehingga dalam seni dituntut lebih
banyak persyaratan untuk dapat mengungkapkan misi yang akan di
sampaikan.
Pengertian apresiasi tidak terbatas pada kemampuan mengungkap misi, baik yang menyampaikan (berupa karya) maupun yang menerima misi (pemirsa atau pemerhati seni). Pada prinsipnya, apresiasi seni merupakan aktivitas mental yang mencakup penghargaan yang bersifat subjektif, namun bagi kritikus seni penilaian sebuah karya tetap akan menjurus pada objektivitas.
Kritikus adalah orang-orang yang memilki pengetahuan tentang seni lebih banyak sehingga dapat menilai lewat penalaran dan keilmuan. Untuk menikmati suatu karya seni diperlukan pemahaman yang menyeluruh tentang seluk beluk karya seni. Untuk memahami lebih jauh terlebih dahulu harus melalui tahap permulaan, yaitu definisi seni tari itu sendiri. Di bawah ini adalah pendapat beberapa tokoh seni.
1.Kamala Devi Chattopadhyaya Seorang kritikus dan seniman India, mendefinisikan tari sebagai gerakan-gerakan luar yang ritmis dan lama kelamaan tampak mengarah pada bentuk-bentuk tertentu.
2.Corry Hartong Menurut Corry Hartong, tari ialah gerakan yang berbentuk dari ritmis dari badan di dalam ruang.
3.Soedarsono Seorang kritikus seni yang mendefinisikan tari sebagai ekspresi jiwa manusia melalui gerakan-gerakan ritmis yang indah. Dari batasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa media dasar seni tari adalah gerak, apakah semua gerak badan, seperti joget dangdut yang tidak baku juga dapat dikatakan seni.
Joget dangdut dan senam adalah gerak-gerak ritmis yang telah mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Kegiatan manusia tersebut terkadang hampir sama kenyataannya dengan batasan seni tario, yang pada hakikatnya berbeda. Bila kita amati dengan seksama, letak perbedannya adalah tuntutan dan tujuannya. Ini adalah kata yang mudah diucapkan. Makna indah buhkan hanya mengarah pada tuntutan keluwesan tubuh, kelemah lunglaian, atau gerakan-gerakan yang halus saja, melainkan mengarah pada enak dan sedap dipandang mata, menyenangkan, atau memikat pemirsa.
Tuntutan keindahan yang terkandung dalam ungkapan dalam gerak distilir yang ritmis untuk seni tari pada hakikatnya berbeda, nilai keindahannya dapat diartikan luas, karena ungkapan gerak tari dari awal hingga akhir merupakan suatu rangkaian yang memiliki kesatuan makna. Nilai keindahan kemolekan, kecantikan tidak mutlak untuk sebuah seni tari karena keindahan seni tari terletak pada keselarasan antara gerak yang dilakukan dengan tujuan tari yang bersangkutan. Kata indah di sini berarti bahwa gerak tari disesuaikan dengan karakter tokoh yang dibawakan, contohnya seorang penari Gambyong pareanom yang halus dengan langkah gajah oling (maju ke kiri kebyok kanan, maju kanan gebyok kiri) tidak boleh sembarangan melakukan gerakan, seperti penari joget dangdut , tetapi perlu penjiwaan.
Dari contoh itu dapat dikatakan bahwa indah berarti jika seorang penari dalam membawakan tarian sesuai dengan perwatakan dan karakter yang dituntut dari tarian yang bersangkutan.
Tujuan apresiasi adalah mengarahkan penafsiran pada suatu karya tari agar memilki kemampuan dalam menikmati, menghargai jenis-jenis karya tari secara baik dan positif. Tari adalah dalah salah satu jenis gerak selain senam, bela diri, akrobatik, atau pantomime. Sebagai seni, tari memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan seni-seni lain. Seni tari secara umum memiliki aspek-aspek gerak, ritmis, keindahan, dan ekspresi. Selain itu, seni tari memilki unsur-unsur ruang, tenaga, dan waktu. Ruang berhubungan dengan posisi, tingkatan, dan jangkauan.
Posisi berhubungan dengan arah hadap dan arah gerak. Arah hadap, seperti menghadap kedepan, kebelakang, serong kanan, dan serong kiri, arah gerak, contohnya menuju kedepan, kebelakang, memutar, atau zigzag. Tingkatan berhubungan dengan tinggi rens\dahnya posisi duduk dan level tinggi dengan posisi kaki dijinjitkan atau dengan meloncat-loncat,. Jangkauan berhubungan dengan gerak yang panjang atau pendek, gerak yang besar atau kecil. Tenaga sangat dibutuhkan dalam seni tari karena dengan tenaga, tari yang ditampilkan lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari sangat berhubungan dengan rasa dan emosi, bukan dengan kekuatan otot.
Gerakan tari yang dikendalikan dan diatur dengan tenaga yang berbeda-beda akan membangkitkan kesan yang mendalam, bukan hanya bagi penonton, juga bagi si penari.
Jenis dan Peran Seni Tari dalam Konteks Masyarakat dan Budaya Seni tari sangat berhubungan dengan keadaan masyarakat dan budaya setempat. Oleh karena itu, fungsi peranan, fdan jenis-jenisnya pun sangat berhubungan dengan masyarakat dan budaya setempat. Bahkan dalam perkembangannya, seni tari dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dan budayanya. Fungsi dan Peranan Seni Tari Sebagai suatu kegiatan, seni taeri memiliki beberapa fungsi, yaitu seni tari sebagai sarana upacara, seni tari sebagai hiburan, seni tari sebagai media pergaulan, seni tari sebagai penyaluran terapi, seni tari sebagai media pendidikan, seni tari sebagai pertunjukkan, dan seni tari sebagai media katarsis. (Wardhana, 1990 : 21-36).
a.Seni tari sebagai sarana upacara. Tari dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini banyak macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting dalam kehidupan manusia..
b.Seni tari senagai hiburan Tari sebagai hiburan harus bervariasi sehingga tidak menjemukan dan menjenuhkan. Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang sederhana, tidak muluk-muluk, diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan derngan cara yang menarik.
c.Seni tari sebagai penyaluran terapi. Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental. Bagi masyarakat timur, jenis tarian ini pantangan kerena persaan iba atau tak sampai hati.
d.Seni tari sebagai media pendidikan Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, se[erti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang.
e.Seni tari sebagai media pergaulan. Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan . kegiatan tari, seperti latihan tari yang rutin atau pementasan tari bersama, adalah sarana pergaulan yang baik.
f.Seni tari sebagai media pertunjukkan Tari bukan hanya sarana upacara atau hiburan, tari juga bisa berfungsi sebagai pertunjukkan yang sengaja di garap untuk di pertontonkan. Tari ini biasanya dipersiapkan dsengan baik, mulai dari latihan hingga pementasan, diteliti dengan penuh perhitungan. Tari yang dipentaskan, lebih menitikberatkan pada segi artistiknya, penggarapan koreografi yang mantap, mengandung ide-ide, interprestasi, konsepsional serta memiliki tema dan tujuan.
g.Seni tari sebagai media katarsis Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media media katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh orang yang telah mencapai taraf atas, dalam penghayatan seni Jenis-Jenis Tari Tradisi Nusantara. Tradisional atau sering disebut tradisi berarti warisan budaya yang sudah cukup lama hidup dan berkembang secara turun menurun. Tari sebagai hasil kebudayaan juga merupakan seni yang sudah cukup lama hidup berkembang secara turun menurun. Jenisnya sangat banyak yang tersebar hampir di seluruh wilayah Nusantara.
Pada umumnya, tari-tari tradisional digarap secara baik dengan memperhatikan kaidah-kaidah seni pertunjukan sehingga tari tradisional merupakan seni yang bernilai artistik cukup tinggi. Tari tradisi semacam ini disebut tari tradisional klasik.
Tario tradisional klasik mempunyai cirri-ciri yangbtelah mengalami pengolahan dan penggarapan gerak secara berkembang, yaitu keindahan yang di salurkan melaluim pola-pola gerak yang telah ditentukan . gerakan itu melampaui kebutuhan minimal yang diperlukan oleh konteksnya, dan ukuran-ukuran. Keindahannya yang telah terbukti melampaui batas-batas daerah. Jenis-jenis tari berdasarkan fungsinya Berdasarkan fungsinya, tari di bagi menjadi tiga jenis, yaitu tari upacara, tari pergaulan atau hiburan, dan tari pertunjukkan. Tari Upacara.
a.Upacara keagamaan. Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, Gambuh, dan lain-lain (bali). Ngalase (Jawa Barat), Senyang (Jawa Timur), dan Seblang (Banyuwangi) Randai, Tortor (Sumatera) Tari Gantan dan Tari Huda (Kalimantan) Tari Mon dan Tari Tewadan (Papua) Tari Reko Tenda (plores) Tari Ma'gellu, Tari Pa'gellu, Tari Bissu, dan Tari Bataran (Sulawesi).
b.Upacara Kebesaran Keistanaan (Kraton) Tari Legong Kraton (Bali) Tari Bedoyo Semang (Yogyakarta), Bedoyo Kesawang, (Surakarta), Srimpi (jawa Timur), dan Beskalan (Situbondo) Gending Sriwijaya (Palembang) Tari Patudu dan Tari Pojoge (Makassar) Tari Gembu (Sumenep).
c.Upacara Penting dalam kehidupan manusia Upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan Tari Manimbo (Toraja) Upacara Khitanan dirayakan dengan tari Sisingan (Subang) dari Tari Jaranan Buto (Blitar) Upacara Perkawinan dimeriahkan dengan Tari Beksan, Tari Lawung (Yogyakarta) Upacara kematian menggunakan Tari Ma'bodang (Sulawesi), Tari Ma'maropkha, Tari Ma'Randing (Sulawesi) Upacara maju perang menggunakan Tari Mandau (Kalimantan), Tari Karja (Sulawesi Timur).
sumber : http://kuliah-seni.blogspot.co.id/2012/09/pengertianfungsijenisdan-peran-seni-tari.html
Pengertian apresiasi tidak terbatas pada kemampuan mengungkap misi, baik yang menyampaikan (berupa karya) maupun yang menerima misi (pemirsa atau pemerhati seni). Pada prinsipnya, apresiasi seni merupakan aktivitas mental yang mencakup penghargaan yang bersifat subjektif, namun bagi kritikus seni penilaian sebuah karya tetap akan menjurus pada objektivitas.
Kritikus adalah orang-orang yang memilki pengetahuan tentang seni lebih banyak sehingga dapat menilai lewat penalaran dan keilmuan. Untuk menikmati suatu karya seni diperlukan pemahaman yang menyeluruh tentang seluk beluk karya seni. Untuk memahami lebih jauh terlebih dahulu harus melalui tahap permulaan, yaitu definisi seni tari itu sendiri. Di bawah ini adalah pendapat beberapa tokoh seni.
1.Kamala Devi Chattopadhyaya Seorang kritikus dan seniman India, mendefinisikan tari sebagai gerakan-gerakan luar yang ritmis dan lama kelamaan tampak mengarah pada bentuk-bentuk tertentu.
2.Corry Hartong Menurut Corry Hartong, tari ialah gerakan yang berbentuk dari ritmis dari badan di dalam ruang.
3.Soedarsono Seorang kritikus seni yang mendefinisikan tari sebagai ekspresi jiwa manusia melalui gerakan-gerakan ritmis yang indah. Dari batasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa media dasar seni tari adalah gerak, apakah semua gerak badan, seperti joget dangdut yang tidak baku juga dapat dikatakan seni.
Joget dangdut dan senam adalah gerak-gerak ritmis yang telah mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Kegiatan manusia tersebut terkadang hampir sama kenyataannya dengan batasan seni tario, yang pada hakikatnya berbeda. Bila kita amati dengan seksama, letak perbedannya adalah tuntutan dan tujuannya. Ini adalah kata yang mudah diucapkan. Makna indah buhkan hanya mengarah pada tuntutan keluwesan tubuh, kelemah lunglaian, atau gerakan-gerakan yang halus saja, melainkan mengarah pada enak dan sedap dipandang mata, menyenangkan, atau memikat pemirsa.
Tuntutan keindahan yang terkandung dalam ungkapan dalam gerak distilir yang ritmis untuk seni tari pada hakikatnya berbeda, nilai keindahannya dapat diartikan luas, karena ungkapan gerak tari dari awal hingga akhir merupakan suatu rangkaian yang memiliki kesatuan makna. Nilai keindahan kemolekan, kecantikan tidak mutlak untuk sebuah seni tari karena keindahan seni tari terletak pada keselarasan antara gerak yang dilakukan dengan tujuan tari yang bersangkutan. Kata indah di sini berarti bahwa gerak tari disesuaikan dengan karakter tokoh yang dibawakan, contohnya seorang penari Gambyong pareanom yang halus dengan langkah gajah oling (maju ke kiri kebyok kanan, maju kanan gebyok kiri) tidak boleh sembarangan melakukan gerakan, seperti penari joget dangdut , tetapi perlu penjiwaan.
Dari contoh itu dapat dikatakan bahwa indah berarti jika seorang penari dalam membawakan tarian sesuai dengan perwatakan dan karakter yang dituntut dari tarian yang bersangkutan.
Tujuan apresiasi adalah mengarahkan penafsiran pada suatu karya tari agar memilki kemampuan dalam menikmati, menghargai jenis-jenis karya tari secara baik dan positif. Tari adalah dalah salah satu jenis gerak selain senam, bela diri, akrobatik, atau pantomime. Sebagai seni, tari memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan seni-seni lain. Seni tari secara umum memiliki aspek-aspek gerak, ritmis, keindahan, dan ekspresi. Selain itu, seni tari memilki unsur-unsur ruang, tenaga, dan waktu. Ruang berhubungan dengan posisi, tingkatan, dan jangkauan.
Posisi berhubungan dengan arah hadap dan arah gerak. Arah hadap, seperti menghadap kedepan, kebelakang, serong kanan, dan serong kiri, arah gerak, contohnya menuju kedepan, kebelakang, memutar, atau zigzag. Tingkatan berhubungan dengan tinggi rens\dahnya posisi duduk dan level tinggi dengan posisi kaki dijinjitkan atau dengan meloncat-loncat,. Jangkauan berhubungan dengan gerak yang panjang atau pendek, gerak yang besar atau kecil. Tenaga sangat dibutuhkan dalam seni tari karena dengan tenaga, tari yang ditampilkan lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari sangat berhubungan dengan rasa dan emosi, bukan dengan kekuatan otot.
Gerakan tari yang dikendalikan dan diatur dengan tenaga yang berbeda-beda akan membangkitkan kesan yang mendalam, bukan hanya bagi penonton, juga bagi si penari.
Jenis dan Peran Seni Tari dalam Konteks Masyarakat dan Budaya Seni tari sangat berhubungan dengan keadaan masyarakat dan budaya setempat. Oleh karena itu, fungsi peranan, fdan jenis-jenisnya pun sangat berhubungan dengan masyarakat dan budaya setempat. Bahkan dalam perkembangannya, seni tari dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dan budayanya. Fungsi dan Peranan Seni Tari Sebagai suatu kegiatan, seni taeri memiliki beberapa fungsi, yaitu seni tari sebagai sarana upacara, seni tari sebagai hiburan, seni tari sebagai media pergaulan, seni tari sebagai penyaluran terapi, seni tari sebagai media pendidikan, seni tari sebagai pertunjukkan, dan seni tari sebagai media katarsis. (Wardhana, 1990 : 21-36).
a.Seni tari sebagai sarana upacara. Tari dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini banyak macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting dalam kehidupan manusia..
b.Seni tari senagai hiburan Tari sebagai hiburan harus bervariasi sehingga tidak menjemukan dan menjenuhkan. Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang sederhana, tidak muluk-muluk, diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan derngan cara yang menarik.
c.Seni tari sebagai penyaluran terapi. Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental. Bagi masyarakat timur, jenis tarian ini pantangan kerena persaan iba atau tak sampai hati.
d.Seni tari sebagai media pendidikan Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, se[erti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang.
e.Seni tari sebagai media pergaulan. Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan . kegiatan tari, seperti latihan tari yang rutin atau pementasan tari bersama, adalah sarana pergaulan yang baik.
f.Seni tari sebagai media pertunjukkan Tari bukan hanya sarana upacara atau hiburan, tari juga bisa berfungsi sebagai pertunjukkan yang sengaja di garap untuk di pertontonkan. Tari ini biasanya dipersiapkan dsengan baik, mulai dari latihan hingga pementasan, diteliti dengan penuh perhitungan. Tari yang dipentaskan, lebih menitikberatkan pada segi artistiknya, penggarapan koreografi yang mantap, mengandung ide-ide, interprestasi, konsepsional serta memiliki tema dan tujuan.
g.Seni tari sebagai media katarsis Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media media katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh orang yang telah mencapai taraf atas, dalam penghayatan seni Jenis-Jenis Tari Tradisi Nusantara. Tradisional atau sering disebut tradisi berarti warisan budaya yang sudah cukup lama hidup dan berkembang secara turun menurun. Tari sebagai hasil kebudayaan juga merupakan seni yang sudah cukup lama hidup berkembang secara turun menurun. Jenisnya sangat banyak yang tersebar hampir di seluruh wilayah Nusantara.
Pada umumnya, tari-tari tradisional digarap secara baik dengan memperhatikan kaidah-kaidah seni pertunjukan sehingga tari tradisional merupakan seni yang bernilai artistik cukup tinggi. Tari tradisi semacam ini disebut tari tradisional klasik.
Tario tradisional klasik mempunyai cirri-ciri yangbtelah mengalami pengolahan dan penggarapan gerak secara berkembang, yaitu keindahan yang di salurkan melaluim pola-pola gerak yang telah ditentukan . gerakan itu melampaui kebutuhan minimal yang diperlukan oleh konteksnya, dan ukuran-ukuran. Keindahannya yang telah terbukti melampaui batas-batas daerah. Jenis-jenis tari berdasarkan fungsinya Berdasarkan fungsinya, tari di bagi menjadi tiga jenis, yaitu tari upacara, tari pergaulan atau hiburan, dan tari pertunjukkan. Tari Upacara.
a.Upacara keagamaan. Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, Gambuh, dan lain-lain (bali). Ngalase (Jawa Barat), Senyang (Jawa Timur), dan Seblang (Banyuwangi) Randai, Tortor (Sumatera) Tari Gantan dan Tari Huda (Kalimantan) Tari Mon dan Tari Tewadan (Papua) Tari Reko Tenda (plores) Tari Ma'gellu, Tari Pa'gellu, Tari Bissu, dan Tari Bataran (Sulawesi).
b.Upacara Kebesaran Keistanaan (Kraton) Tari Legong Kraton (Bali) Tari Bedoyo Semang (Yogyakarta), Bedoyo Kesawang, (Surakarta), Srimpi (jawa Timur), dan Beskalan (Situbondo) Gending Sriwijaya (Palembang) Tari Patudu dan Tari Pojoge (Makassar) Tari Gembu (Sumenep).
c.Upacara Penting dalam kehidupan manusia Upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan Tari Manimbo (Toraja) Upacara Khitanan dirayakan dengan tari Sisingan (Subang) dari Tari Jaranan Buto (Blitar) Upacara Perkawinan dimeriahkan dengan Tari Beksan, Tari Lawung (Yogyakarta) Upacara kematian menggunakan Tari Ma'bodang (Sulawesi), Tari Ma'maropkha, Tari Ma'Randing (Sulawesi) Upacara maju perang menggunakan Tari Mandau (Kalimantan), Tari Karja (Sulawesi Timur).
sumber : http://kuliah-seni.blogspot.co.id/2012/09/pengertianfungsijenisdan-peran-seni-tari.html