Strategi Pembelajaran

Strategi mempunyai pengertian sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan siswa dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap materi pembelajaran memerlukan strategi sesuai dengan karakteristiknya. Analisis internal dan eksternal dengan mempertimbangkan karakteristik lingkungan, karakteristik siswa, kebijakan sekolah, sosial-ekonomi siswa, ketersediaan materi bahan ajar, dan lain-lain, menjadi pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran. Untuk pembelajaran kritik tari, demi meningkatkan kreativitas yang masih terpendam dalam diri siswa, siswa diajak mengkiritik: nilai estetis, nilai etis dan nilai sosial. Dengan mengamati dan berpartisipasi aktif mempelajari tari dari sebuah video/mengamati tari yang berada di lingkungan siswa kemudian dikritik, diharapkan siswa terlatih afektif, dan kognitifnya serta faham konteks tarinya di masyarakat. Artinya siswa belajar dari untuk kreatif melalui pengamatannya, kemudian siswa mengkritik sebuah tarian menjadi sebuah tulisan hasil karya siswa. Belajar dari identifikasi permasalahan, representarsi/penyajian permasalahan, perencaaan pemecahan, menerapkan/ mengimplementasikan perencanaan, menilai perencanaan dan menilai hasil pemecahan (Made Wena, 2011). Esensi dari pendekatan ini adalah suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Melalui kegiatan ini siswa melakukan kritik terhadap karya tari yang dilakukan siswa lainnya. Dengan melakukan kritik akan saling mengembangkan ide-ide siswa. Siswa berkembang ide-idenya dalam menuliskan kritik dan memecahkan masalah, maka siswa dapat menumbuhkan kemampuan sikap kreatif dan kritis siswa dalam belajar. Dengan pembelajaran melalui kritik tari ini, maka siswa yang memiliki kompetensi menulis akan lebih berkembang, begitu pula siswa yang memiliki kompetensi seni tari juga berkembang. Demikian pula melalui diskusi mengenai penyajian yang mereka lakukan, membentuk siswa dalam mengembangkan kemampuan argumen. Dengan demikian pula, maka kemampuan mengemukakan pendapat secara lisan dan tulisan akan terbina.