Pergelaran Teater konseptual



konseptual pagelaran teater yang meliputi konsep pemilihan lakon, konsep pementasan, pemilihan pemain, konsep penyutradaraan, dan konsep penggunaan properti. Konsep-konsep ini muncul sebagai realisasi atau jawaban atas pertanyaan kenapa kita menggelar pertunjukan teater.
Setiap kegiatan selalu ada motivasi dibelakangnya. Apakah karya teater itu untuk kebutuhan festival, politis, dan pelestarian atau hanya untuk kebutuhan presentasi saja? Jika siswa telah menentukan bahwa garapan Anda dilatar belakangi oleh salah satu kebutuhan tertentu, maka akan berimplikasi kepada penentuan seluruh unsur pendukung pergelaran dimaksud. Contoh disebuah kota besar dimana masyarakatnya telah terpengaruh oleh produk-produk seni industri, tidak punya pilihan lagi untuk mencari alternatif tontonan selain televisi dan konser dangdut. Sementara itu tidak ada karya dan tidak ada peristiwa pertunjukan lain yang dapat diapresiasi selain dua hal tersebut di atas. Jika ingin membuat sebuah pergelaran teater harus melakukan publikasi besar-besaran. Selain teknik publikasi yang besar-besaran, maka yang dipublikasikan juga harus membuat masyarakat calon penonton merasa penasaran untuk menonton. Kita pernah dengar dan nonton pertunjukan ludruk yang dimainkan oleh para artis terkenal? Itu salah satu contoh kecil dalam upaya memperkenalkan kembali pertunjukan teater tradisional yang ada di Indonesia. Di Bali ada event yang namanya “Bali Agung Show” kerap menggelar pertunjukan teater yang dimainkan oleh ratusan orang aktris, aktor, penari, musisi, bahkan binatang seperti gajah, burung, unta, kambing, bebek, ikan, macan, dan sebagainya. Mendengar berita para pemainnya saja sudah sangat menarik, apalagi melihat kenyataannya.
 Jadi konsep pemilihan pemain akan sangat berpengaruh pada nilai publikasi. Selain konsep pemilihan pemain, pemilihan lakon yang akan digelar juga berpengaruh pada perhatian calon penonton. Apakah lakon yang akan disajikan bertemakan kekinian seperti yang kita rasakan, kita pikirkan, kita bicarakan hari ini? Ataukah mau mengambil cerita masa lampau yang pada umumnya masyarakat tidak tahu sehingga penasaran untuk tahu. Peristiwa masa lampau yang menjadi misteri masyarakat memiliki nilai publikasi ketika disajikan dalam pertunjukan teater. Konsep penyutradaraan menentukan juga bahwa pergelaran yang akan dilaksanakan mendapat perhatian masyarakat penonton atau tidak. Apakah mau mengusung nama besar? Memilih sutradara terkenal untuk garapan yang kita rencanakan, atau dapat saja pejabat tinggi. Misalnya masyarakat penonton akan penuh perhatian manakala ada sebuah garapan teater yang akan digelar dan disutradarai oleh presiden. Pada lingkup kecil oleh gubernur, walikota, atau bahkan oleh kepala sekolah.
Untuk karya-karya yang sensasional, para pejabat tinggi dapat saja ditunjuk sebagai sutradara, namun siswa harus diyakinkan untuk bersikukuh pada kompetensi seseorang. Penunjukan sutradara haruslah berdarkan kemampuannya yang profesional di bidangnya. Konsep pemilihan pemain sama dengan konsep pemilihan sutradara, dapat orang terkenal, atau dapat professional. Tinggal pilih mana yang paling sesuai dengan latar belakang penciptaan karya pergelaran teater.
Setelah menentukan lakon, pemain, dan sutradara, kemudian dimana karya teater itu akan digelar? Apakah di gedung teater yang besar dan mewah, di lapangan sepak bola, di atas air, di tepi pantai, di mall, atau di tempat yang sangat sederhana. Penentuan tempat harus sesuai dengan konsep-konsep lainnya dan membuat masyarakat penonton mendapat kemudahan akses untuk menyaksikannya.
Penggunaan properti secara lengkap dan mewah, atau secara sederhana namun efektif akan membuat takjub penonton yang menyaksikannya.