Teknik pengolahan produk bergantung dari bahan baku dan produk akhir yang akan dibuat. Pada dasarnya teknik yang digunakan untuk pengolahan produk kesehatan terdiri atas pengeringan (pembuatan simplisia), penyulingan, dan peracikan. Pengeringan digunakan untuk menurunkan kandungan air pada bahan, baik nabati maupun hewani. Pengeringan bertujuan untuk membuat bahan menjadi awet dan praktis dalam penggunaannya. Proses pengawetan harus tepat agar tidak merusak atau menghilangkan kandungan bahan pentingnya.
Berikut ini adalah beberapa teknik pengolahan produk kesehatan yang umum digunakan, dengan contoh penerapannya untuk pengolahan rimpang jahe dan teripang.
1. Pembuatan Simplisia
Simplisia adalah bahan alami yang dikeringkan, yang digunakan sebagai obat. Simplisia dapat berupa bahan hewani maupun nabati. Pengeringan adalah proses pengurangan kadar air hingga sekitar 8-10%, bertujuan untuk membuat bahan tahan terhadap jamur. Proses pembuatan simplisia meliputi tahap pencucian, pemotongan (untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil), dan pengeringan. Pengeringan dapat memanfaatkan pengeringan alami atau menggunakan mesin pengering (dryer). Pengeringan alami dapat dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari langsung atau diangin-angin tanpa terpapar matahari langsung.
Pada pembuatan simplisia jahe, pencucian dilakukan dengan semprotan air bertekanan atau direndam di air, dan disikat secara hati-hati. Rimpang jahe kemudian dipotong-potong dengan ketebalan 7-8 mm. Potongan tersebut dijemur di atas alas anyaman bambu, tikar atau lantai. Pada waktu pengeringan, potongan-potongan rimpang jahe disebar di atas alas (jangan dalam keadaan menupuk) dan dibalik secara berkala, agar proses pengeringannya merata. Setelah pengeringan, ketebalan potongan rimpang akan menyusut menjadi 5-6 mm.
2. Pembuatan Tepung
Tepung dari bahan nabati maupun hewani untuk produk kesehatan juga dibuat dengan tujuan kemudahan penggunaan dan keawetan. Proses pembuatan tepung ada yang mengolah bahan secara utuh atau hanya !ltrat (cairan). Pembuatan tepung dari bahan meliputi tahap pencucian, pomotongan (untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil), pengeringan, dan penghalusan, seperti pada pembuatan tepung tripang atau serbuk jahe. Serbuk jahe merupakan untuk bahan minyak atsiri atau campuran jamu. Pembuatan tepung dengan memanfaatkan !ltrat bahan dilakukan pada pembuatan tepung jahe instan untuk minuman kesehatan.
Pembuatan tepung teripang dilakukan dengan cara memisahkan daging teripang dengan isi perutnya. Teripang dibelah dengan menggunakan pisau dan dicuci dengan air mengalir sehingga daging teripang betulbetul bersih. Daging tripang lalu dipotong kecil-kecil dan dikeringkan. Daging tripang yang sudah kering dihaluskan dengan blender hingga menjadi tepung teripang.
Rimpang jahe dapat diolah menjadi tepung jahe yang dapat dikembangkan menjadi aneka minuman jahe instan, seperti jahe susu, bandrek, bajigur, dan lainnya. Pembuatan tepung jahe untuk jahe instan dilakukan dengan membersihkan rimpang jahe dari kulit bagian yang membusuk, dengan menggunakan air dan pisau. Jahe lalu diparut dan ditambahkan sedikit air untuk memudahkan penyaringan. Parutan jahe disaring hingga terpisah antara !ltrat (cairan) dengan endapannya.
Filtrat yang diperoleh dari penyaringan diendapkan minimal 1 jam. Filtrat kemudian dipisahkan dengan endapannya. Filtrat direbus dengan api sedang hingga mendidih. Gula pasir dimasukan pada !ltrat mendidih dengan perbandingan 1:1. Aduk hingga gula melarut dengan sempurna. Api dikecilkan setelah !ltrat mendidih dan timbul busa. Filtrat akan berubah menjadi tepung setelah busa turun, saat itulah api dimatikan dan tepung diaduk dengan cepat secara terus menerus. Pengayakan dilakukan setelah tepung terbentuk dan dalam kondisi masih panas.
Tepung yang sudah diayak didiamkan hingga mencapai suhu ruang dan dimasukan ke dalam kemasan botol atau plastik.
3. Penyulingan
Penyulingan digunakan untuk mengambil kandungan minyak atsiri yang terdapat pada tanaman. Ada tiga jenis teknik penyulingan yaitu metode perebusan, metode pengukusan, dan metode uap langsung. Perbedaan ketiga proses ini adalah pada proses penguapan minyak atsiri dari bahan yang sudah dikeringkan dan dihaluskan menjadi serbuk. Pada ketiga proses tersebut, minyak atsiri menguap bersama uap air, dikondensasi dan dipisahkan miyak dan airnya. Hasil kondensasi berupa campuran air dan minyak atsiri yang sangat mudah dipisahkan kerena kedua bahan tidak dapat saling melarutkan.
Pada metode perebusan, bahan direbus di dalam air mendidih. Minyak atsiri dari bahan tersebut akan menguap bersama uap air. Uap air dilewatkan melalui pendingin (kondensor) agar terjadi kondensasi (perubahan uap menjadi zat cair). Proses ini menggunakan alat suling perebus.
Pada metode pengukusan, bahan dikukus. Serupa dengan metode perebusan, minyak atsiri akan menguap bersama uap air. Uap air dilewatkan melalui pendingin (kondensor) agar terjadi kondensasi (perubahan uap menjadi zat cair). Proses ini menggunakan alat suling pengukus.
Pada metode uap langsung, bahan dialiri dengan uap yang berasal dari sebuah ketel uap. Serupa dengan metode lainnya, minyak atsiri akan menguap bersama uap air. Uap air dilewatkan melalui pendingin (kondensor) agar terjadi kondensasi (perubahan uap menjadi zat cair). Proses ini menggunakan alat suling uap langsung.
4. Peracikan
Peracikan adalah penggabungkan beberapa bahan dengan komposisi tertentu. Satu bahan dapat dimanfaatkan menjadi beberapa jenis obat melalui peracikan yang berbeda-beda. Peracikan juga tergantung dari produk kesehatan yang akan dihasilkan. Produk kesehatan yang siap pakai pada umumnya minuman, obat oles atau kompres, dan dalam bentuk pil. Pada prinsipnya peracikan meliputi tahapan persiapan bahan dan alat, penimbangan bahan, peracikan, serta penyajian.
Peracikan untuk minuman kesehatan pada umumnya dilakukan dengan merebus simplisia. Air rebusan simplisia tersebut diminum sebagai obat untuk penyakit tertentu. Racikan obat kompres tradisional dapat memanfaatkan bahan-bahan segar yang dihaluskan dan dicampurkan, untuk kemudian langsung digunakan, seperti contoh resep racikan belimbing wuluh untuk obat kompres rematik. Hasil racikan serupa ini lebih baik langsung dikonsumsi dan digunakan, tidak disimpan lama setelah diracik. Peracikan yang lebih modern dapat menghasilkan produk yang lebih tahan lama dan penyajian yang lebih higienis misalnya dalam bentuk kapsul atau pil, minuman, atau obat oles dalam botol.
- Ketel dipanaskan dengan api tungku atau kompor. Api harus diusahakan hanya mengenai dasar ketel. Api yang terlalu besar dapat menjilat dinding ketel sehingga dinding menjadi sangat panas. Hal ini dapat menyebabkan gosong atau rusaknya bahan yang terdapat di dalam ketel. Penyulingan dilakukan selama 16-30 jam. Hasil kondensasi berupa campuran air dan minyak atsiri yang sangat mudah dipisahkan karena kedua bahan tidak dapat saling melarutkan. Minyak jahe yang baik berwarna kuning kecoklat-coklatan akan berada pada bagian bawah tabung hasil kondensasi.
5. Pengurangan air
Minyak jahe yang diperoleh masih mengandung sejumlah kecil air. Air ini dapat dikurangi dengan menyaring minyak melalui kertas saring berlapis magnesium karbonat. Untuk memperoleh minyak atsiri jahe dengan kandungan air yang rendah, minyak atsiri jahe harus disentrifusi dengan kecepatan tinggi atau disaring dengan penyaring mekanis.
6. Penyimpanan
Minyak atsiri disimpan di dalam botol kaca yang berwarna gelap dan kering. Botol ini harus ditutup rapat. Jerigen plastik yang berkualitas tinggi juga dapat digunakan sebagai wadah penyimpan minyak atsiri jahe.
Berikut ini adalah beberapa teknik pengolahan produk kesehatan yang umum digunakan, dengan contoh penerapannya untuk pengolahan rimpang jahe dan teripang.
1. Pembuatan Simplisia
Simplisia adalah bahan alami yang dikeringkan, yang digunakan sebagai obat. Simplisia dapat berupa bahan hewani maupun nabati. Pengeringan adalah proses pengurangan kadar air hingga sekitar 8-10%, bertujuan untuk membuat bahan tahan terhadap jamur. Proses pembuatan simplisia meliputi tahap pencucian, pemotongan (untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil), dan pengeringan. Pengeringan dapat memanfaatkan pengeringan alami atau menggunakan mesin pengering (dryer). Pengeringan alami dapat dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari langsung atau diangin-angin tanpa terpapar matahari langsung.
Pada pembuatan simplisia jahe, pencucian dilakukan dengan semprotan air bertekanan atau direndam di air, dan disikat secara hati-hati. Rimpang jahe kemudian dipotong-potong dengan ketebalan 7-8 mm. Potongan tersebut dijemur di atas alas anyaman bambu, tikar atau lantai. Pada waktu pengeringan, potongan-potongan rimpang jahe disebar di atas alas (jangan dalam keadaan menupuk) dan dibalik secara berkala, agar proses pengeringannya merata. Setelah pengeringan, ketebalan potongan rimpang akan menyusut menjadi 5-6 mm.
2. Pembuatan Tepung
Tepung dari bahan nabati maupun hewani untuk produk kesehatan juga dibuat dengan tujuan kemudahan penggunaan dan keawetan. Proses pembuatan tepung ada yang mengolah bahan secara utuh atau hanya !ltrat (cairan). Pembuatan tepung dari bahan meliputi tahap pencucian, pomotongan (untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil), pengeringan, dan penghalusan, seperti pada pembuatan tepung tripang atau serbuk jahe. Serbuk jahe merupakan untuk bahan minyak atsiri atau campuran jamu. Pembuatan tepung dengan memanfaatkan !ltrat bahan dilakukan pada pembuatan tepung jahe instan untuk minuman kesehatan.
Pembuatan tepung teripang dilakukan dengan cara memisahkan daging teripang dengan isi perutnya. Teripang dibelah dengan menggunakan pisau dan dicuci dengan air mengalir sehingga daging teripang betulbetul bersih. Daging tripang lalu dipotong kecil-kecil dan dikeringkan. Daging tripang yang sudah kering dihaluskan dengan blender hingga menjadi tepung teripang.
Rimpang jahe dapat diolah menjadi tepung jahe yang dapat dikembangkan menjadi aneka minuman jahe instan, seperti jahe susu, bandrek, bajigur, dan lainnya. Pembuatan tepung jahe untuk jahe instan dilakukan dengan membersihkan rimpang jahe dari kulit bagian yang membusuk, dengan menggunakan air dan pisau. Jahe lalu diparut dan ditambahkan sedikit air untuk memudahkan penyaringan. Parutan jahe disaring hingga terpisah antara !ltrat (cairan) dengan endapannya.
Filtrat yang diperoleh dari penyaringan diendapkan minimal 1 jam. Filtrat kemudian dipisahkan dengan endapannya. Filtrat direbus dengan api sedang hingga mendidih. Gula pasir dimasukan pada !ltrat mendidih dengan perbandingan 1:1. Aduk hingga gula melarut dengan sempurna. Api dikecilkan setelah !ltrat mendidih dan timbul busa. Filtrat akan berubah menjadi tepung setelah busa turun, saat itulah api dimatikan dan tepung diaduk dengan cepat secara terus menerus. Pengayakan dilakukan setelah tepung terbentuk dan dalam kondisi masih panas.
Tepung yang sudah diayak didiamkan hingga mencapai suhu ruang dan dimasukan ke dalam kemasan botol atau plastik.
3. Penyulingan
Penyulingan digunakan untuk mengambil kandungan minyak atsiri yang terdapat pada tanaman. Ada tiga jenis teknik penyulingan yaitu metode perebusan, metode pengukusan, dan metode uap langsung. Perbedaan ketiga proses ini adalah pada proses penguapan minyak atsiri dari bahan yang sudah dikeringkan dan dihaluskan menjadi serbuk. Pada ketiga proses tersebut, minyak atsiri menguap bersama uap air, dikondensasi dan dipisahkan miyak dan airnya. Hasil kondensasi berupa campuran air dan minyak atsiri yang sangat mudah dipisahkan kerena kedua bahan tidak dapat saling melarutkan.
Pada metode perebusan, bahan direbus di dalam air mendidih. Minyak atsiri dari bahan tersebut akan menguap bersama uap air. Uap air dilewatkan melalui pendingin (kondensor) agar terjadi kondensasi (perubahan uap menjadi zat cair). Proses ini menggunakan alat suling perebus.
Pada metode pengukusan, bahan dikukus. Serupa dengan metode perebusan, minyak atsiri akan menguap bersama uap air. Uap air dilewatkan melalui pendingin (kondensor) agar terjadi kondensasi (perubahan uap menjadi zat cair). Proses ini menggunakan alat suling pengukus.
Pada metode uap langsung, bahan dialiri dengan uap yang berasal dari sebuah ketel uap. Serupa dengan metode lainnya, minyak atsiri akan menguap bersama uap air. Uap air dilewatkan melalui pendingin (kondensor) agar terjadi kondensasi (perubahan uap menjadi zat cair). Proses ini menggunakan alat suling uap langsung.
4. Peracikan
Peracikan adalah penggabungkan beberapa bahan dengan komposisi tertentu. Satu bahan dapat dimanfaatkan menjadi beberapa jenis obat melalui peracikan yang berbeda-beda. Peracikan juga tergantung dari produk kesehatan yang akan dihasilkan. Produk kesehatan yang siap pakai pada umumnya minuman, obat oles atau kompres, dan dalam bentuk pil. Pada prinsipnya peracikan meliputi tahapan persiapan bahan dan alat, penimbangan bahan, peracikan, serta penyajian.
Peracikan untuk minuman kesehatan pada umumnya dilakukan dengan merebus simplisia. Air rebusan simplisia tersebut diminum sebagai obat untuk penyakit tertentu. Racikan obat kompres tradisional dapat memanfaatkan bahan-bahan segar yang dihaluskan dan dicampurkan, untuk kemudian langsung digunakan, seperti contoh resep racikan belimbing wuluh untuk obat kompres rematik. Hasil racikan serupa ini lebih baik langsung dikonsumsi dan digunakan, tidak disimpan lama setelah diracik. Peracikan yang lebih modern dapat menghasilkan produk yang lebih tahan lama dan penyajian yang lebih higienis misalnya dalam bentuk kapsul atau pil, minuman, atau obat oles dalam botol.
- Ketel dipanaskan dengan api tungku atau kompor. Api harus diusahakan hanya mengenai dasar ketel. Api yang terlalu besar dapat menjilat dinding ketel sehingga dinding menjadi sangat panas. Hal ini dapat menyebabkan gosong atau rusaknya bahan yang terdapat di dalam ketel. Penyulingan dilakukan selama 16-30 jam. Hasil kondensasi berupa campuran air dan minyak atsiri yang sangat mudah dipisahkan karena kedua bahan tidak dapat saling melarutkan. Minyak jahe yang baik berwarna kuning kecoklat-coklatan akan berada pada bagian bawah tabung hasil kondensasi.
5. Pengurangan air
Minyak jahe yang diperoleh masih mengandung sejumlah kecil air. Air ini dapat dikurangi dengan menyaring minyak melalui kertas saring berlapis magnesium karbonat. Untuk memperoleh minyak atsiri jahe dengan kandungan air yang rendah, minyak atsiri jahe harus disentrifusi dengan kecepatan tinggi atau disaring dengan penyaring mekanis.
6. Penyimpanan
Minyak atsiri disimpan di dalam botol kaca yang berwarna gelap dan kering. Botol ini harus ditutup rapat. Jerigen plastik yang berkualitas tinggi juga dapat digunakan sebagai wadah penyimpan minyak atsiri jahe.