Bumi kita terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu bersamaan dengan terbentuknya satu sistem tata surya yang dinamakan keluarga matahari. Banyak hipotesis tentang asal-usul tata surya telah dikemukakan para ahli, diantaranya :
1. Hipotesis Nebula (Kabut)
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Kemudian hipotesis ini disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796. Oleh karena itu, hipotesis ini lebih dikenal dengan hipotesis nebula kant-laplace. Pada tahap awal tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini dibentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula. Unsur gas sebagian besar berupa hydrogen. Karena gaya gravitasi yang dimilikinya, kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas dan akhirnya menjadi bintang raksasa yang disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan putarannya semakin cepat. Selanjutnya cincin2 gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas2 tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam. Dengan cara yang sama, planet luar juga terbentuk.
2. Hipotesis Planetesimal
Hipotesis planetesimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis ini mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk akibat adanya bintang laini yang hampir menabrak matahari.
3. Hipotesis Pasang Surut Bintang.
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun 1917. Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip dengan hipotesis platesimal. Namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya matahari.
4. Hipotesis Kondensasi.
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
5. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya tata surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan2 kecil.
1. Hipotesis Nebula (Kabut)
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Kemudian hipotesis ini disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796. Oleh karena itu, hipotesis ini lebih dikenal dengan hipotesis nebula kant-laplace. Pada tahap awal tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini dibentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula. Unsur gas sebagian besar berupa hydrogen. Karena gaya gravitasi yang dimilikinya, kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas dan akhirnya menjadi bintang raksasa yang disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan putarannya semakin cepat. Selanjutnya cincin2 gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas2 tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam. Dengan cara yang sama, planet luar juga terbentuk.
2. Hipotesis Planetesimal
Hipotesis planetesimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis ini mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk akibat adanya bintang laini yang hampir menabrak matahari.
3. Hipotesis Pasang Surut Bintang.
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun 1917. Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip dengan hipotesis platesimal. Namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya matahari.
4. Hipotesis Kondensasi.
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
5. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya tata surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan2 kecil.