Mengamati dengan indra tentang konsep, teknik
dan prosedur berkarya teater dalam proses apresiasi/menonton pergelaran teater Mengajukan
pertanyaan/berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami sekaligus
klarifikasi berkaitan dengan konsep, teknik, dan prosedur kekaryaan teater Mengeksplorasi,
mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan
eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data-data dari
narasumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/menambah/mengembangkan
sumber yang dijadikan bahan kajian.
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,
menganalisis data dalam bentuk kategorisasi, menghubungkan fenomena terkait
dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan. Bentuk hasil belajar: mengembangkan
interpretasi, struktur baru dalam bentuk hasil kreativitas.
Menyajikan laporan baik dalam bentuk tulisan,
dan atau presentasi karya teater berupa pergelaran.
Pada bagian ini guru menyajikan sebuah rekaman
pergelaran drama untuk diapresiasi oleh para siswa. Setelah itu bersama-sama
para siswa memaknai apa yang terlihat dan terdengar dalam pertunjukan tersebut
melalui diskusi.
Setiap siswa mungkin berbeda dalam menafsirkan
apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Biarkan perbedaan itu terjadi untuk
menghangatkan diskusi kelas. Pada akhir diskusi guru mengulas berbagai pendapat
siswa dengan tidak menyalahkan, akan tetapi membandingkan dengan
pendapat-pendapat para pakar sebagai pengetahuan bagi para siswa. Jika diskusi
berjalan cukup hangat, guru harus memelihara kondisi tersebut pada setiap
kesempatan.
tetapi jika diskusi terjadi kevakuman, maka guru
harus mencari strategi agar diskusi hangat. Kegiatan olah pikir dalam
menafsirkan makna simbol harus terbangun dan terbiasa. Silang pendapat harus
berakhir pada share pendapat dan bermuara pada saling menghargai
pendapat orang lain.
Alangkah lebih baik jika diskusi senantiasa
menghadirkan narasumber baik langsung hadir di kelas maupun melalui rekaman talk show yang sengaja disiapkan oleh guru. Tujuannya
adalah agar siswa senantiasa mendapat informasi dari sumber primer, yaitu
narasumber langsung.
Jenis simbol dalam teater pada dasarnya hanya
ada tiga yaitu simbol visual, simbol verbal, dan simbol auditif. Simbol visual
adalah simbol yang nampak dalam penglihatan penonton, meliputi seluruh wujud
bentuk dan warna termasuk tubuh para pemain. Simbol verbal adalah simbol yang diunkapkan
dengan kata-kata, baik oleh para pemain, narator, maupun dalang. Adapun simbol
auditif adalah simbol yang berbunyi atau simbol yang ditimbulkan oleh bunyi.
Segala sesuatu yang nampak di atas pentas akan
mengirimkan pesan makna kepada penonton. Begitu juga pemain yang memerankan
tokoh
Apa yang terjadi di atas pentas semata-mata
adalah simbolisasi dari pesan-pesan seniman penggarap teater untuk
mengomunikasikan gagasan-gasasan atau ide-ide keseniannya. Simbol adalah sarana
untuk menghantarkan makna pesan penggarap. Adapun pesan adalah nilai-nilai yang
dikomunikasikan kepada publik penonton untuk mendapat tanggapan dan apresiasi.
Teater adalah seni pertunjukan yang sarat dengan
simbol-simbol.
Peristiwa panggung bukanlah peristiwa yang
sebenarnya, melainkan peristiwa simbolis yang diangkat dari pengalaman
kehidupan manusia.
Penonton dapat menikmati pertunjukan teater melalui
proses penafsiran makna-makna dari simbol-simbol yang dihadirkan di atas
pentas. Simbol itu hanyalah sarana atau media untuk menyampaikan makna pesan
seniman kepada penonton. Di balik sarana simbol ada makna yang ditafsirkan penonton
tentang apa yang dimaksudkan oleh seniman. Siswa diberitahu bahwa di dalam
teknik penyampaian gagasan dalam teater dan juga seni lainnya, tidak secara
gamblang dan jelas seperti halnya pidato atau ceramah.
Seni selalu mengusung nilai-nilai secara
terselubung dalam balutan simbol hingga menarik untuk dicerna. Tidak heran jika
siswa dituntut menonton teater dengan penuh konsentrasi mengikuti jalannya
pertunjukan agar dapat memaknai apa yang dimaksudkan. Menonton teater harus
senantiasa berpikir untuk dapat menafsirkan makna pesan yang berada di balik
simbol.
Keindahan menonton teater, manakala kita mampu
menerjemahkan apa yang diungkapkan lewat sarana simbol dan mengasosiasikannya
pada pengalaman kita.
cerita tertentu adalah simbol karakteristik
tokoh cerita ciptaan sutradara. Mulai dari gesturnya, gerakannya, kostumnya,
ekspresi wajahnya, serta perkakas pendukungnya yang ada di atas pentas. Tata
cahaya juga akan memperkuat simbol visual, seperti terang, redup, merah,
jingga, kuning, biru dan sebagainya. Semua gerak laku pemain, bentuk dan warna
bendabenda artistik akan memberikan kesan simbolis pada penontonnya.
Kata-kata para pemain baik melalui dialog maupun
monolog, ataupun narasi yang dibacakan narator atau dalang adalah simbol. Makna
pesan verbal sangat bergantung pada kata-kata yang diucapkan, cara mengucapkan,
nada bicara, serta irama berbicara. Semua ungkapan kata-kata akan mengirimkan pesan
makna kepada penonton teater. Simbol melalui kata-kata atau simbol verbal
adalah simbol yang relatif mudah dicerna oleh penonton. Oleh karena sifatnya
yang langsung mengatakan sesuatu dan penonton langsung memaknai apa yang
dimaksud di balik kata-kata itu.
Setiap bunyi selalu punya arti dan setiap nada
senantiasa punya makna dalam pertunjukan teater. Sebab semua bunyi, semua nada,
lirik dan lagu secara sengaja dicipta untuk memperkuat komunikasi makna.
Hentakan kaki tokoh cerita ketika sedang marah, atau bunyi derap langkah
seperti orang berbaris adalah simbolis untuk mengesankan sesuatu. Lagu syahdu dalam
adegan romantis adalah juga simbol yang akan memperkuat adegan yang dimaksud.
Semua yang nampak, semua yang terucap, dan semua
yang terdengar adalah simbol yang dapat ditanggapi oleh penonton. Efektivitas
penggunaan jenis-jenis sarana simbolis dalam mengomunikasikan gagasan sangat bergantung
pada pengetahuan dan kemampuan teknik para pemain.