Meskipun kadang penampilan bisa dijadikan tolok ukur seorang ngerti
agama atau tidak, tapi tak jarang penampilan juga yang dipakai oknum
tertentu untuk menipu atau setidaknya membuat orang lain salah menilai.
Apa yang dipakai justru tak mencerminkan apa yang diidentikkan dengan
pakaian itu. Ini pulalah yang belakangan dipakai oleh dai-dai dan
ustad-ustad di TV untuk kepentingan industri hiburan.
1. Sorban
Orang yang bersorban, biasanya diidentikkan dengan orang yang mengerti agama, dan bahkan mengamalkan ajaran agama. Padahal, tak jarang sorban hanya jadi aksesoris belaka. Beberapa penyayi lagu religi Kristiani di Barat sana, bahkan ada yang menjadikan sorban sebagai salah satu aksesoris penampilannya. Singkatnya, sorban tak ada hubungannya seseorang ngerti agama.
2. Jubah
Seperti serban, jubah juga bagian dari pakaian budaya yang khas Arab. Ini juga tak ada hubungannya dengan seseorang ngerti agama atau tidak. Jadi, setiap kali ada orang yang datang berjubah, jangan langsung perlakukan dia layaknya seorang yang ngerti agama. Bila ia memang benar ngerti agama, maka hormatilah. Sekali lagi, jubah hanya pakaian.
3. Kemana-mana Pakai Kopiah
Ada orang-orang tertentu yang kemana-mana pakai kopiah. Memang beberapa kyai melakukan hal ini. Tapi sekadar pakai kopiah kemana-mana tidak selalu menjadi indikator bahwa seseorang ngerti agama. Muchtar Pakpahan yang aktivis perburuhan dan kebetulan agamanya Kristen, juga kemana-mana pakai kopiah.
4. Suara Bacaan Qurannya Bagus
Suara dalam membaca Alquran bagus, tidak otomatis seseorang itu mengerti agama lho. Masih ada
Ada orang-orang tertentu yang kemana-mana pakai kopiah. Memang
beberapa kyai melakukan hal ini. Tapi sekadar pakai kopiah kemana-mana
tidak selalu menjadi indikator bahwa seseorang ngerti agama. Muchtar
Pakpahan yang aktivis perburuhan dan kebetulan agamanya Kristen, juga
kemana-mana pakai kopiah.
4. Suara Bacaan Qurannya Bagus
Suara dalam membaca Alquran bagus, tidak otomatis seseorang itu mengerti agama lho. Masih ada banyak perangkat ilmu agama yang mesti dikuasainya agar seseorang bisa disebut mengerti ilmu agama. Bacaan Alquran bagus barulah salah satunya. Kalau dia tidak mengerti kandungan makna Alquran, dia belum bisa disebut ngerti agama.
5. Dikit-dikit Dalil
Kadang kita ketemu orang yang dikit-dikit berdalil, dikit-dikit keluar dalil. Jangan buru-buru kita terkecoh. Jangan-jangan itu dalil hapalan belaka. Dalilnya kadang tak relevan dengan persoalan. Sejauh mana dalil itu relevan dengan konteks masalah, kita perlu tanyakan kepada ulama lain yang lebih ketahuan keilmuannya. Ini demi menghindar dari jebakan dan tipuan oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan status keustazan dan kedaiannya.
Measha | Penulis tetap DatDut.Com
sumber ; http://www.datdut.com/kesalahan-awam-menilai-orang-alim/
4. Suara Bacaan Qurannya Bagus
Suara dalam membaca Alquran bagus, tidak otomatis seseorang itu mengerti agama lho. Masih ada banyak perangkat ilmu agama yang mesti dikuasainya agar seseorang bisa disebut mengerti ilmu agama. Bacaan Alquran bagus barulah salah satunya. Kalau dia tidak mengerti kandungan makna Alquran, dia belum bisa disebut ngerti agama.
5. Dikit-dikit Dalil
Kadang kita ketemu orang yang dikit-dikit berdalil, dikit-dikit keluar dalil. Jangan buru-buru kita terkecoh. Jangan-jangan itu dalil hapalan belaka. Dalilnya kadang tak relevan dengan persoalan. Sejauh mana dalil itu relevan dengan konteks masalah, kita perlu tanyakan kepada ulama lain yang lebih ketahuan keilmuannya. Ini demi menghindar dari jebakan dan tipuan oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan status keustazan dan kedaiannya.
Measha | Penulis tetap DatDut.Com
sumber ; http://www.datdut.com/kesalahan-awam-menilai-orang-alim/