Secara prosedural karya teater berawal dari
seorang penggagas pertama yang biasanya seorang sutradara. Beliau adalah orang
pertama yang terilhami setelah membaca naskah drama. Kadang-kadang sutradara merangkap
sebagai penulis naskah, sehingga ide-idenya dituangkan ke dalam naskahnya
termasuk cara memanggungkannya. Ide-ide itu kemudian disampaikan kepada
kelompok atau grup dimana dia berada, untuk mendapatkan respons. Setelah
mendaptkan respons positif dari kelompoknya, maka pertemuan dikembangkan menjadi
rapat perencanaan garapan teater. Semua anggota diundang untuk ikut mendukung
rencana tersebut sesuai dengan kompetensinya. Setelah sepakat untuk menggarap pertunjukan
teater, dilanjutkan dengan pembagian tugas. Tim dibagi dua menjadi tim artistik
dan tim produksi. Tim artistik terdiri atas sutradara, para calon penata, dan
para calon pemain. Tim produksi meliputi produser, sekretaris, bendahara, serta
seksi-seksi. Tim artistik melakukan pemilihan para penata dan pemilihan para
pemain, sementara tim produksi membentuk organisasi, mengangkat staf, dan
merencanakan proses garapan termasuk latihan. Dua kubu yang sama-sama mengusung
sebuah rencana pergelaran, selamanya harus kompak dan solid agar cita-cita
dapat dicapai bersama.
Penciptaan Karya
Teater
Proses berteater merupakan kegiatan mencipta
yang berpijak pada naskah yang digarap. Proses karya cipta dikoordinir oleh
sutradara yang mempunyai gagasan secara utuh. Para penata tugasnya menafsirkan
ide sutradara. Selama proses selalu berkonsultasi dengan sutradara. Kemudian hasil
tafsiran itu diwujudkan dalam bentuk karya cipta. Penata pentas mewujudkan
karya cipta pentas. Penata busana mewujudkan karyanya
Latihan Teater
Latihan dimulai dari eksplorasi atau pencarian
idiom-idiom musik, dialog, artistik pentas, rias, dan busana. Para pemain
latihannya diawali dengan olah tubuh, olah vocal, olah sukma, reading tex, dan
blocking. Sampai pada reading tex, latihan dilakukan secara sektoral. Setelah
hapal dialog, latihan digabung dengan musik dan penggunaan properti. Busana untuk
latihan menggunakan duplikat kostum yang direncanakan agar pada waktunya tidak
merasa kaku. Menjelang H -7 latihan diusahakan lengkap dengan seluruh unsur
pendukungnya. Tempat latihan sebaiknya sudah di tempat pertunjukan agar dapat
orientasi panggung. Jika tidak dapat dilakukan, penata pentas harus membuat
duplikat tempat minimal ukuran panjang kali lebarnya sama dengan tempat yang
akan digunakan pergelaran.
Menjelang H-3 latihan gladi kotor lengkap dengan
seluruh unsurnya dari awal hingga akhir. Setelah gladi kotor kemudian
mengevaluasi atas kekurangan-kekurang andari berbagai hal. Menjelang H-2
melakukan revisi atau perbaikan dari hasil evaluasi terhadap gladi kotor. Satu
hari menjelang pergelaran lakukanlah gladi bersih atau dapat dianggap pergelaran
sebenarnya untuk lingkungan dalam, namun tidak terbuka untuk penonton umum.
Setelah gladi bersih kemudian istirahat, konsentrasi sambil menunggu pergelaran
perdana.
dalam bentuk desain kostum para pemain. Penata
rias menghasilkan karya cipta desain rias para para tokoh cerita. Penata musik
mewujudkan karyanya dalam bentuk musik ilustrasi. Penata cahaya mewujudkan
karya ciptanya dalam bentuk desain pencahayaan. Sementara para pemain tugasnya
menciptakan suasana dalam tiap movement, adegan, dan babak, menciptakan irama
permainan, menciptakan dinamika permainan serta menciptakan garis-garis dalam
ruang melalui blocking. Selama proses penciptaan para pemain berada dalam
bimbingan dan arahan sutradara.
Pergelaran Teater
Pergelaran teater semata-mata merupakan
presentasi estetis hasil pencarian dan latihan melalui proses yang sangat
panjang. Agar pergelaran berjalan lancar dan sukses, harus dikelola sedemikian
rupa. Semua pihak harus bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing.
Koordinasi harus terus dilakukan agar tetap berada dalam satu spirit, yaitu
mensukseskan pergelaran. Semua tugas-tugas yang dilakukan oleh tim harus
bersumber dari satu komando agar tidak terjadi kesalahpahaman atau
miskomunikasi.
Nah sekarang jika siswa ingin menyelenggarakan
pergelaran teater, apa saja yang harus siswa siapkan dan kerjakan agar
pergelaran berjalan lancar dan sukses. Cobalah rinci seluruh kebutuhan
pergelaran dari mulai menunjuk M.C untuk memimpin jalannya acara dari awal
hingga akhir.
Evaluasi
Pada bagian ini siswa dituntut untuk melakukan
evaluasi atas apa yang telah siswa dan orang lain kontribusikan pada pergelaran
teater. Evaluasi dilakukan mulai dari proses hingga pertunjukan berakhir. Apa
yang kurang? sisi mana yang dianggap masih lemah? Semua ini berhubungan dengan
tata kerja tim artistik maupun tim produksi. Evaluasi ini siswa lakukan
sematamata untuk perbaikan di masa datang dan sebagai perbandingan bagi
adikadik kelas yang akan melakukan hal yang sama di tahun mendatang. Hasil evaluasi
ini sebagai pelajaran berharga bagi orang lain yang akan melakukan hal serupa
pada waktu berikutnya.