Berguru pada Pengalaman

Kehidupan manusia penuh dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada dirinya, baik peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan. Peristiwaperistiwa itu menjadi pengalaman yang sulit untuk dilupakan. Pengalaman itu diperoleh sejak manusia lahir sampai ia meninggal dunia. Bagi orang yang berpikir positif, pengalaman yang dialaminya akan menjadi dasar untuk melangkah menuju tahapan yang lebih baik, terutama dalam menentukan arah kehidupannya. Sebaliknya, bagi orang yang berpikir negatif, pengalaman yang dialaminya itu dapat menjadi penghalang kemajuannya. Oleh karena itu, kita harus pandai menyikapi dan mengolah pengalaman itu. Pengalaman itu tidak hanya berisi hal-hal yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Sang Pencipta, tetapi juga memperlihatkan hubungan manusia dengan manusia. Misalnya, sebagai ciptaan Tuhan, manusia harus mensyukuri apa yang ada di bumi. Rasa syukur itu dapat diwujudkan dengan memanfaatkan dan menjaga apa yang telah diberikan Tuhan itu dengan baik.
Untuk menciptakan kehidupan yang harmonis, baik di dalam keluarga maupun masyarakat, manusia harus memiliki sikap yang baik, seperti jujur, bertanggung jawab, peduli, dan suka membantu orang lain. Agar dapat menjadikan pengalaman itu sebagai guru, kita perlu mempelajari apa yang dialami dan terjadi pada manusia, baik yang terjadi pada diri sendiri, teman, saudara, keluarga, maupun orang lain (tokoh) dalam sebuah cerita.
Pengalaman seseorang juga dapat disampaikan lewat karya sastra, seperti puisi dan cerpen. Melalui karyanya para sastrawan sangat leluasa memainkan kata-kata agar apa yang disampaikannya dapat dinikmati pembaca. Mereka begitu lihai dan piawai dalam memainkan kata-kata sehingga para pembaca seakan-akan terbawa pada keadaan yang sebenarnya. Pilihan kata-kata yang mereka tautkan menjadi untaian kalimat atau frasa begitu indah untuk dibaca dan didengar.
Misalnya, puisi karya F. Maulana Rifai yang berjudul “Puisi Jalan Kehidupan” sangat menarik untuk dibaca dan dipahami isinya. Bacalah puisi berikut, kemudian diskusikan pertanyaan yang ada di bawahnya!

Puisi Jalan Kehidupan
Karya: F Maulana Rifa’i

Jalan hidup ini memanglah berliku dan terjal
bagaikan tebing tanpa titian dan pegangan
hanya seutas tali yang di’ikatkan pada pinggang
sebagai penopang agar mampu untuk mendakinya’
kehati-hatian jadi penunjuk jalan’’
kewaspada’an jadi sebuah pedoman karna bila
sekali saja terjatuh maka imanlah yang melayang
sekali terjerumus maka keyakinan mulai sirna
“YA ALLAH’’
bimbinglah kami dalam mengarungi perjalan hidup ini
agar kami tak terjatuh dan terjerumus kedalam
jurang kehancuran
yang mungkin kelak menyebabkan diri kami tiada arti
yang pada akhirnya iman dada kami ikut mati’’
“YA ALLAH’’ kuatkanlah tali pengikat keyakinan kami
jangan sampai terputus oleh keada’an
kuatkanlah pijakan kami jangan sampai terpeleset
dan jatuh kedalam jurang kehancuran “YA ROB’’....amiin
Sumber: http://www.katabijaksuper.com/2014/02/puisi-religi-jalan-kehidupan.html

Setelah membaca dan menyimak puisi berjudul “Puisi Jalan Kehidupan” tersebut, dapatkah kamu memahami isi dan maknanya? Jawab dan diskusikanlah pertanyaan di bawah ini dengan temanmu!
1) Siapakah pelaku yang dijadikan tokoh di dalam puisi di atas?
2) Apakah tokoh tersebut mengalami peristiwa penting dalam hidupnya?
3) Apakah tema yang ingin disampaikan penulis di dalam puisi tersebut?
4) Apa pesan yang ingin disampaikan penulis dalam puisi tersebut?
5) Sebagai pelajar, apa yang dapat dan harus kamu lakukan terkait dengan makna dan pesan puisi tersebut?

Puisi di atas tidak hanya menarik untuk dibaca, tetapi juga nikmat jika kita dapat memahami isinya. Tanpa disadari, penulis mengajak kita bersyukur kepada Tuhan atas segala ciptaan dan rahmat yang diberikan-Nya selama ini.
Rasa syukur itu dapat kita perlihatkan melalui perbuatan baik yang direstui- Nya dan bermanfaat bagi manusia. Agar tidak tersesat dan terjerumus dalam kehidupan yang tidak baik, kita wajib berdoa dan memohon petunjuk kepada- Nya.
Teks eksemplum termasuk teks cerita (story genre) yang mengisahkan tokoh atau pelaku. Kisah tersebut diawali dengan pengenalan tokoh, kemudian dilanjutkan dengan insiden dan peristiwa yang dialami tokoh, lalu ditutup dengan interpretasi yang muncul dari dalam diri tokoh.
Sebagai sebuah karya sastra, teks eksemplum yang berisi pengalaman hidup manusia tidak akan dapat kamu baca dan pahami maknanya apabila tidak ditulis dalam bahasa Indonesia. Apabila teks sastra ini ditulis dalam bahasa lain (bahasa Inggris atau daerah), tentu tidak semua dapat kamu pahami. Kamu tidak akan dapat mengetahui ilmu (pesan-pesan) yang disampaikan penulisnya. Oleh karena itu, kamu harus mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan kepada bangsa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional yang telah mampu menyatukan keberagaman suku, budaya, dan agama dalam wujud keindonesiaan, sebagai bahasa yang mampu menjadi wahana untuk menyerap ilmu dan gagasan, maupun sebagai bahasa yang berperan untuk menyampaikan informasi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Sumber : Buku K13  Bahasa Indonesia  kelas IX