gerak pada tari



Gerak merupakan bentuk refleksi spontan dari gerak batin manusia atau dapat dikatakan sebagai media yang paling tua untuk berkomunikasi. Sebagaimana dikemukakan Suparjan, dkk (1982: 8) bahwa ”gerak yang berfungsi sebagai materi pokok tari hanyalah gerakan-gerakan dari tubuh manusia yang telah diolah dari gerak wantah menjadi suatu bentuk gerak tertentu, dalam istilah kesenian gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi”.
Seorang kritikus tari dari Amerika Serikat, yakni John martin dalam bukunya The Modern Dance menyatakan bahwa gerak adalah pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan manusia (Soedarasono. 1978:15).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa gerak merupakan gejala yang paling primer dari manusia dan gerak merupakan media yang paling tua untuk menyatakan keinginan-keinginanya atau sebagai bentuk refleksi spontan dari gerak batin manusia. Sebagai contoh dapat kita lihat pada perilaku bayi, anak kecil yang belum pandai berbicara serta orang bisu dalam menggekspresikan/ mengungkapkan keinginannya dinyatakan dengan menggerak-gerakan anggota tubuhnya.
Dengan demikian, gerak merupakan unsur utama dalam tari. Namun gerak yang dimaksud adalah bukan gerak nyata sesuai dengan realita melainkan yang sudah mengalami stilasi dan distorsi yang sifatnya ekspresif. Bentuk gerak ekspresif adalah bentuk yang diungkapkan agar dapat dinikmati dengan rasa.
Berkaitan dengan hal tersebut, Susane K Langer dalam Soedarsono (1978) menyatakan bahwa gerak-gerak ekspresif ialah gerak-gerak yang indah, yang dapat menggetarkan perasaan manusia. Adapun gerak yang indah yaitu gerak yang distilir dan mengandung ritme tertentu. Indah dalam tari bukan hanya gerak halus saja tetapi gerak yang, keras, kasar, lemah, kuat penuh dengan tekanan-tekanan serta aneh pun dapat merupakan gerak yang indah. Gerak dalam tari dapat dibedakan menjadi dua macam gerak, yaitu gerak murni (nonrepresentatif) dan gerak maknawi (representatif). Gerak murni adalah gerak tari dari hasil pengolahan gerak wantah yang dalam pengungkapannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian dari gerak tersebut. Gerak murni lebih mementingkan faktor nilai keindahan saja contoh ukel, ileug, gilek, godeg jiwir soder (sampur), laras, dan sebagainya. Sedangkan gerak maknawi adalah gerak wantah yang telah diolah menjadi suatu gerak tari yang mengandung pengertian/makna. Misalnya, dalam tari nelayan pada penataan gerak mengembangkan pola aktivitas nelayan, tari tenun mengeksplor aktivitas para penenun, tari tani mengkemas atau menata aktivitas para petani di kebun sebagainya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tari merupakan media komunikasi rasa yang didasari oleh gerak ekspresif dengan substansi bakunya adalah gerak dan ritme. Gerak-gerak dalam tari harus diungkapkan secara ritmis, sehingga memunculkan karakteristik tertentu sesuai dengan kualitas ritme yang dimunculkan.
Pengertian tari tersebut terkadang menjadi kabur/kurang jelas, karena orang berjalan sambil mengayunkan tangan, berlari, berbaris, mendayung, memanjat, menumbuk padi, mencangkul dapat dimasukkan ke dalam kategori menari, sebab seluruh gerak tadi mengandung ritme tertentu. Namun demikian,gerak yang dimaksud bukanlah gerak keseharian melainkan gerak yang sudah diberi bentuk ekspresif.