Pengaruh Negatif Modernisasi terhadap Perubahan Sosial-Budaya

Pengaruh Negatif Modernisasi terhadap Perubahan Sosial-Budaya

a. Westernisasi
Westernisasi adalah suatu perbuatan seseorang yang mulai kehilangan nasionalisnya yang meniru atau melakukan aktivitas kebaratbaratan. Westernisasi dilakukan di antaranya dengan cara meniru gaya hidup bangsa Barat seperti Eropa dan Amerika. Mengapa yang ditiru adalah Eropa dan Amerika? Bangsa Eropa dan Amerika dianggap sebagai bangsa yang modern sehingga banyak anggapan bahwa meniru mereka akan disebut modern. Padahal, kalau kita cermati, gaya hidup dan perilaku bangsa Barat belum tentu sesuai dengan budaya kita. Westernisasi dapat dilihat dari cara berpakaian, cara mengisi waktu luang, dan sebagainya. Westernisasi tanpa disadari telah banyak dilakukan oleh masyarakat seperti gaya hidup yang bermewah-mewahan, gaya rambut kepirang-pirangan. Westernisasi dapat terjadi karena masyarakat seringkali menyalahartikan antara westernisasi dan modernisasi. Westernisasi dan modernisasi adalah dua hal yang berbeda.

d. Demoralisasi
Masyarakat mulai meninggalkan nilai dan norma sosial mereka. Nilai dan norma sosial yang memudar dalam masyarakat menyebabkan munculnya dekadensi moral atau demoralisasi. Dekadensi moral atau demoralisasi adalah menurunnya atau merosotnya akhlak atau moral seseorang yang ditunjukkan dari perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma dalam masyarakat. Demoralisasi yang banyak kita jumpai saat ini diantaranya adalah pembunuhan, pencurian, korupsi, pergaulan bebas dan sebagainya. Akibat dari demoralisasi selanjutnya adalah meningkatnya kriminalitas dalam masyarakat.

e. Kesenjangan Sosial Ekonomi
Kesenjangan sosial ekonomi dapat terjadi karena pembangunan dan modernisasi tidak dilaksanakan secara merata dan berimbang. Ketidakmerataan pembangunan menyebabkan hasil pembangunan yang diterima masyarakat juga belum merata. Ketidakmerataan dan ketidakseimbangan sangat membahayakan kehidupan sosial karena dapat memicu terjadinya kecemburuan sosial yang memengaruhi goyahnya stabilitas nasional. Di samping itu, kesenjangan sosial dan ekonomi akan terjadi manakala hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan dan modernisasi hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. Akibatnya, di satu pihak berkembang golongan masyarakat kaya dan serba-mewah, di sisi yang lain berkembang golongan masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Salah satu penyebab kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat adalah kemiskinan. Selain kemiskinan, sempitnya lapangan pekerjaan yang menyulitkan masyarakat mendapatkan pekerjaan juga dapat menjadi penyebab terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat.
Kesempatan mendapatkan pekerjaan bisa juga karena terbentur masalah tingkat pendidikan yang rendah. Oleh karena itu, salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi perbedaan yang sangat tajam dalam bidang sosial dan ekonomi adalah melalui pendidikan.

d. Kriminalitas
kriminalitas yang makin banyak adalah dampak lanjutan dari segala macam masalah sosial yang muncul di masyarakat. Dari hari ke hari, media massa baik cetak ataupun elektronik di dominasi oleh berita kriminal mulai dari pembunuhan, mutilasi, pembuangan bayi, penculikan, penipuan, korupsi, dan sebagainya.
Kriminalitas dapat disebut juga sebagai segala bentuk tindakan yang melanggar norma hukum. Modernisasi identik dengan industrialisasi. Pembangunan pusat-pusat industri sebagai cerminan modernisasi biasanya dibangun di daerah perkotaan. Pembangunan dan modernisasi telah mengembangkan perkotaan sedemikian rupa sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi mayarakat pedesaan. Dari tahun ke tahun, masyarakat pedesaan berbondong-bondong menuju kota untuk mengadu nasib. Namun demikian, lapangan kerja yang tersedia di kota tidak sebanding dengan banyaknya pendatang baru. Akibatnya, terjadi penumpukan tenaga kerja di perkotaan. Fenomena seperti ini akan menyebabkan makin meningkatnya jumlah kemiskinan dan makin tajamnya kesenjangan sosial ekonomi. Keadaan ini pada gilirannya nanti akan memicu kriminalitas.
Tindakan kriminal yang dilakukan makin bervariasi. Tindakan kriminal dilakukan dari cara sederhana sampai menggunakan teknologi canggih dapat kita temukan. Mulai dari membunuh, mencuri, merampok, memerkosa, korupsi, melakukan pembobolan bank menggunakan jaringan internet, pencucian uang, hingga membobol dokumen negara merupakan sebagian kecil kriminalitas yang terjadi dalam masyarakat saat ini.
Bahkan, perkembangan di sisi lain media hiburan, media massa atau media sosial lain turut berperan dalam memicu terjadinya tindakan kriminal di kalangan masyarakat.
 Faktor penyebab terjadinya kriminalitas adalah:
1) pertentangan dan persaingan
2) perbedaan ideologi politik
3) kepadatan dan komposisi penduduk
4) perbedaan kekayaan dan pendapatan
5) mentalitas yang labil
Banyaknya kriminalitas yang terjadi mengakibatkan dampak yang tidak sedikit. Adapun akibat dari kriminalitas di antaranya adalah:
1) merugikan pihak lain baik materiel maupun imateriel
2) merugikan masyarakat secara keseluruhan
3) merugikan negara
4) mengganggu stabilitas keamanan masyarakat

e. Pencemaran Lingkungan
Modernisasi dan pembangunan telah membawa pengaruh bagi perubahan sosial budaya. Berbagai kemudahan telah kita rasakan sebagai dampak dari modernisasi. Namun demikian, modernisasi, industrialisasi, dan pembangunan yang tidak dibarengi dengan analisis masalah dan dampak lingkungan (AMDAL) sering menimbulkan malapetaka, yakni berupa pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan dapat disebut sebagai dampak dari interaksi manusia dengan lingkungan alam. Teknologi dan alat mesin yang digunakan oleh pabrik pengolahan ataupun industri menimbulkan dampak berupa pencemaran bagi lingkungan.
Pencemaran merupakan perbuatan mencemari atau membuat lingkungan menjadi cemar atau kotor.
dapat disebut polutan apabila:
1). jumlahnya melebihi jumlah normal
2). berada pada waktu yang tidak tepat
3). berada pada tempat yang tidak tepat

f. Kenakalan Remaja
dalam masyarakat banyak terjadi aksi yang dilakukan oleh remaja sebagai bentuk dari makin memudarnya nilai budaya bangsa yang dimiliki oleh remaja. Kenakalan remaja disebut juga dengan istilah juvenille deliquency. Kartono (1992) menjelaskan bahwa kenakalan remaja atau juvenile delincuency sebagai gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Kenakalan remaja juga dapat diartikan sebagai semua perbuatan anak remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui masyarakat) yang ditujukan pada orang, binatang, dan atau barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain. Menurut UU di Indonesia, remaja adalah anak berusia 14-16 tahun.
pola hidup yang memperlihatkan penampilan yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarya demi diperolehnya gengsi atau prestise.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja di antaranya adalah seperti.
(1) 􀀮􀁈􀁑􀁄􀁎 􀁄􀁏􀁄􀁑􀀃 􀁕􀁈􀁐􀁄􀁍􀁄􀀃 􀁜􀁄􀁑􀁊􀀃 􀁐􀁈􀁑􀁌􀁐􀁅􀁘􀁏􀁎􀁄􀁑􀀃 􀁎􀁒􀁕􀁅􀁄􀁑􀀃 􀂿􀁖􀁌􀁎􀀃 􀁓􀁄􀁇􀁄􀀃 􀁒􀁕􀁄􀁑􀁊􀀃 􀁏􀁄􀁌􀁑􀀏􀀃 seperti perkelahian, perampokan, pembunuhan.
(2) Kenakalan remaja yang menimbukan korban materi, seperti perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan.
(3) Kenakalan remaja yang tidak menimbulkan korban di pihak lain, seperti penyalahgunaan narkoba.
(4) Kenakalan yang melawan status, sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status sebagai anak dengan cara pergi dari rumah atau membantah perintah orang tua
(5) Kenakalan remaja non kriminal adalah remaja yang cenderung menyepelekan kegiatan masyarakat atau sekolah, melamun, mudah tersinggung, dan sebagainya. Perasaannya sangat peka dan mudah terluka, cepat tersinggung dan membesar-besarkan kekurangannya sendiri.

Gejala dari kenakalan remaja bentuk tersebut diantaranya adalah seperti berikut:
(1) Mengebut di jalan
(2) Membentuk kelompok-kelompok dengan aturan tidak etis, misalnya kelompok pergaulan bebas.
(3) kelompok tawuran, pemerasan.
(4) Pengedaran gambar, atau VCD porno di kalangan anak remaja
(5) Memakai, mengedarkan, dan memasuki jaringan pemakaian narkoba dan obat-obat terlarang.
(6) Tindakan indisipliner di sekolah, di rumah, di tempat umum, misalnya tidak masuk sekolah, membolos, tawuran, tidak patuh pada orang tua, dan guru.
(8) Melakukan tindakan penyimpangan seksual yang tidak sesuai dengan nilai-nilai serta norma yang berlaku, misalnya pemerkosaan, pencabulan, kumpul kebo dan sebagainya.
(9) Melakukan tindakan kriminal misalnya : mencuri, merampok, membunuh dan sebagainya.

g. Individualisme yang Makin Tinggi
Individualisme bisa disebut sebagai perilaku yang mementingkan diri sendiri dan tidak mau tahu urusan atau kepentingan orang lain. Di kota besar, sikap individualisme tampak jelas, bahkan dengan jarak tetangga yang dekat.  Kalangan generasi muda di desa juga mulai memiliki sikap individualis yang tinggi. Kepedulian terhadap sesama yang mulai memudar sebagai salah satu gejala dari perilaku ini. Perilaku gotong royong dan tolong-menolong yang dulu menjadi ciri khas masyarakat desa, perlahan mulai memudar seiring dengan kebersamaan yang mulai memudar.
Banyak sikap individualis yang berkembang di sekitar kita di antaranya adalah menggunakan mobilephone tanpa memperhatikan keadaan di sekitarnya. Sikap individualis yang terjadi karena perkembangan teknologi ini terjadi karena mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam  beraktivitas.

Sumber : buku k13 Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IX