penyajian iklan

4) Iklan harus disajikan dalam bahasa yang bisa dipahami oleh khalayak sasarannya. Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata superlatif seperti “paling”, “nomor satu”, ”top”, atau kata-kata berawalan “ter“, dan atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menjelaskan keunggulan tersebut yang harus dapat dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari otoritas terkait atau sumber yang otentik.

5) Kalian pasti sering menjumpai iklan yang menyertakan label halal dalam kemasan produknya. Pada dasarnya, penggunaan kata ”halal” dalam iklan hanya dapat dilakukan oleh produk-produk yang sudah memperoleh sertifikat resmi dari Majelis Ulama Indonesia, atau
lembaga yang berwenang.

6) Seringkali kalian akan menemukan iklan yang menggunakan kata-kata “satu-satunya”. Pada prinsipnya, iklan tidak boleh menggunakan kata-kata “satu-satunya” atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menyebutkan dalam hal apa produk tersebut menjadi yang satu-satunya dan hal tersebut harus dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan.

7) Pernahkah kalian melihat atau membaca iklan yang mencantumkan kata “gratis”? Penggunaan kata “gratis” atau kata lain yang bermakna sama sebenarnya tidak boleh dicantumkan dalam iklan, bila ternyata konsumen harus membayar biaya lain. Masihkah kalian temukan iklan yang menggunakan kata tersebut namun ternyata pelanggan harus membayar biaya lain? Jika ya, sebutkan contohnya!

1) Isi iklan langsung menyatu dengan tubuh iklan. Tubuh iklan berisi teks yang menggunakan kaidah pernyataan, bujukan, dan perkaitan konsep. Agar dapat membujuk dan mempertahankan ingatan konsumen terhadap produk yang ditawarkan, maka diperlukan daya tarik dalam teks iklan.

3) Selain daya tarik yang tercermin dalam tubuh iklan, iklan tersebut menggunakan kaidah pernyataan berisi bujukan untuk menganjurkan hal yang tertera dalam iklan tersebut. Selain kalimat yang berupa bujukan, iklan bisa berupa kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat seruan, kalimat persilaan, kalimat ajakan, dan kalimat larangan.

4) Iklan bisa berbentuk gambar, tulisan, suara, atau rangkaian dari ketiganya.

5) Pernahkah kalian melihat iklan yang lucu? Mengapa iklan perlu trik untuk dapat ditangkap pesannya?

6) Dalam memasarkan produknya, produsen menggunakan sarana komunikasi yang berbentuk iklan, pemasaran langsung, media interaktif melalui internet, promosi penjualan, publikasi, dan penjualan personal.

7) Sasaran periklanan bisa ditentukan berdasarkan tujuannya. Tiga tujuan periklanan yakni menginformasikan (menonjolkan aspek manfaat produk), membujuk (membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan produk lain yang sejenis), dan mengingatkan (mengingatkan produkproduk yang sudah mapan).

8) Pada iklan-iklan yang dimuat di media elektronik, penggunaan warna dan gambar menjadi lebih dominan. Hal ini dikarenakan ketertarikan seorang pemirsa televisi cenderung melihat kepada warna-warna yang terang dan cerah yang melambangkan keceriaan.

9) Pada teks iklan di surat kabar, ruang untuk iklan memiliki tempat tersendiri. Ada iklan yang mengisi satu halaman penuh, ada pula iklan baris yang hanya terdiri atas dua tiga baris dengan kalimat yang disingkat sedemikian rupa sehingga hanya pembaca iklan yang terbiasa membaca iklan di koran saja yang mengetahui singkatan kata tersebut.

10) Kalian pasti sering melihat baliho yang tidak berisi iklan apapun. Itu artinya belum ada pengiklan yang bersedia memanfaatkan ruang kosong di baliho tersebut. Nah, bisakah kalian mencari tahu, isi baliho yang belum ada iklannya?

11) Untuk menyampaikan pesan iklan dari produsen kepada konsumen diperlukan media tertentu yang berguna untuk menghubungkan keduanya. Pemilihan media ini sangat penting karena berkaitan dengan keberhasilan perusahaan periklanan dalam melakukan strategi promosi penjualan. Media bisa berupa televisi, radio, majalah, koran, papan pengumuman, dan internet.

12) Media sebagai sarana menginformasikan suatu iklan menggunakan berbagai variasi gaya bahasa dalam mengiklankan produk. Gaya bahasa merupakan cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.

5) Ciri kebahasaan teks berita adalah adanya kaidah pernyataan berisi bujukan untuk menganjurkan hal yang tertera dalam iklan tersebut. Selain kalimat yang berupa bujukan, iklan bisa berupa kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat seruan, kalimat persilaan, kalimat ajakan, dan kalimat larangan.

6) Sebagai alat untuk menyampaikan informasi, iklan diharapkan menggunakan bahasa Indonesia secara tepat sesuai kaidah yang berlaku. Pelanggaran kaidah gramatika dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam iklan masih banyak terjadi. Selain penyimpangan kaidah gramatika yang berupa kelompok kata, dalam bahasa iklan pun sering dijumpai bentuk bahasa campuran, terutama dengan bahasa Inggris.