A. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat,
mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi
serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan
oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk
pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing
accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia
adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di
hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil
keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
B. Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai
informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa
melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi
di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran
uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak
manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
C. Laporan Dasar Akuntansi
Pada dasarnya proses akuntansi akan
membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan
neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan
akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal
penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang
lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang
bersifat suatu waktu tertentu saja.
1. Pihak Internal
Pihak internal adalah pihak yang berada
dalam struktur organisasi. Manajemen adalah pihak yang paling
membutuhkan laporan akuntansi yang tepat dan akurat untuk mengambil
keputusan yang baik dan benar. Contohnya seperti manajer yang melihat
posisi keuangan perusahaan untuk memutuskan apakah akan membeli gedung
untuk kanntor cabang baru atau tidak.
2. Pihak Eksteral / External
a. Investor
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor akan memberikan keuntungan yang baik, maka investor akan menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor akan memberikan keuntungan yang baik, maka investor akan menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.
b. Pemegang saham / pemilik perusahaan
Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran yang dialami perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.
Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran yang dialami perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.
c. Pemerintah
Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada pemerintah sebagaian besar berdasarkan atas informasi pada laporan keuangan perusahaan.
Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada pemerintah sebagaian besar berdasarkan atas informasi pada laporan keuangan perusahaan.
d. Kreditur
Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti meminjam uang di bank, berhutang barang pada supplyer / pemasok. Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi.
Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti meminjam uang di bank, berhutang barang pada supplyer / pemasok. Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi.
e. Pihak Lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan / informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar / mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi lainnya.
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan / informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar / mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi lainnya.
Macam dan Jenis Perkiraan atau Akun dalam Akuntansi : Harta / Aset / Aktiva, Kewajiban / Hutang / Pasiva dan Modal – Akutansi
A. Harta / Aset / Aktiva
Harta adalah benda baik yang memiliki
wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahaan. Klaim atas harta
yang tidak berwujud disebut ekuitas / equities yang dapat mendatangkan
manfaat di masa depan.
1. Harta Lancar / Aktiva Lancar / Current Assets
Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun.
Contoh : piutang dagang, biaya atau beban dibayar di muka, surat berharga, kas, emas batangan, persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan lain sebagainya.
Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun.
Contoh : piutang dagang, biaya atau beban dibayar di muka, surat berharga, kas, emas batangan, persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan lain sebagainya.
2. Harta Investasi / Aktiva Ivestasi / Investment Assets
Harta Investasi adalah harta yang diinvestasikan pada produk-produk investasi untuk mendapatkan keuntungan.
Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain.
Harta Investasi adalah harta yang diinvestasikan pada produk-produk investasi untuk mendapatkan keuntungan.
Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain.
3. Harta Tak Berwujud / Intangible Assets
Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill, dan lain sebagainya.
Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill, dan lain sebagainya.
4. Harta Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets
Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang sifatnya permanen kepemilikannya.
Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan perlengapan kantor, dan lain-lain.
Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang sifatnya permanen kepemilikannya.
Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan perlengapan kantor, dan lain-lain.
5. Harta Lainnya / Other Assets
Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar.
Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah, dan lain-lain.
Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar.
Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah, dan lain-lain.
B. Kewajiban / Hutang / Pasiva / Liabilities
Hutang adalah kewajiban perusahaan pada
pihak ketiga untuk melakukan sesuatu yang pada umumnya dalah pembayaran
uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-waktu tertentu.
1. Hutang Lancar / Kewajiban Lancar / Current Liabilities
Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun.
Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan diterima di muka, dan lain sebagainya.
Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun.
Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan diterima di muka, dan lain sebagainya.
2. Hutang Jangka Panjang / Long-Term Liabilities
Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari setahun.
Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun, hutang pinjaman jangka panjang, dan lain sebagainya.
Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari setahun.
Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun, hutang pinjaman jangka panjang, dan lain sebagainya.
3. Hutang lain-lain / Other Payable
Perkiraan atau akun ini digunakan untuk mencatat hutang lain yang tidak termasuk pada hutang lancar dan hutang jangka panjang.
Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang saham, dan lain sebagainya.
Perkiraan atau akun ini digunakan untuk mencatat hutang lain yang tidak termasuk pada hutang lancar dan hutang jangka panjang.
Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang saham, dan lain sebagainya.
C. Modal / Capital
Modal adalah hak milik atas kekayaan dan
harta perusahaan yang berbentuk hutang tak terbatas suatu perusahaan
kepada pemilik modal hingga jangka waktu yang tidak terbatas. Rumus
modal adalah harta atau aset dikurangi dengan kewajiban atau hutang.
Contoh Modal : modal disetor, prive, modal komanditer, laba ditahan, agio saham, saham preferen & biasa, simpanan-simpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain sebagainya.
Contoh Modal : modal disetor, prive, modal komanditer, laba ditahan, agio saham, saham preferen & biasa, simpanan-simpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain sebagainya.
Tambahan :
– Rumus Aktiva —> Aktiva = Kewajiban + Modal
– Rumus Aktiva —> Aktiva = Kewajiban + Modal
Proses Akuntansi Dasar – Klarifikasi, Pencatatan, Merangkum, Interpretasi Dan Pelaporan – Pengetahuan Dasar Akutansi
Akutansi memiliki proses yang terdiri
dari tahapan-tahapan untuk dapat menghasilkan laporan yang diinginkan
dan dilakukan oleh akuntan.
1. Proses Mengklarifikasi Transaksi
Tahap yang awal ini adalah di mana
dilakukan suatu pembagian transaksi suatu organisasi atau perusahaan ke
dalam jenis-jenis tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Contoh seperti membagi transaksi yang
masuk ke dalam penjualan, pembelian, pengeluaran kas, penerimaan kas dan
lain sebagainya ke dalam masing-masing bagian. Sedangkan untuk
transaksi yang jumlahnya kecil dan jarang terjadi bisa sama-sama
dimasukkan ke dalam jenis kategori yang sama yaitu transaksi rupa-rupa.
2. Proses Mencatat Dan Merangkum
Setelah melakukan pengklarifikasian data
selanjutnya adalah melakukan pencatatan. Masukkan transaksi yang ada ke
dalam jurnal yang tepat sesuai urutan transaksi terjadi atau
kejadiannya. sumber-sumber yang dapat dijadikan bukti adanya transaksi
yaitu seperti kertas-kertas bisnis semacam bon, bill, nota, struk,
sertifikat, dan lain sebagainya.
Jurnal yang umumnya ada pada jurnal
akuntasi yaitu seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal
penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas dan jurnal umum.
Setelah transaksi dimasukkan ke dalam
jurnal-jurnal yang ada, maka selanjutnya adalah memasukkan jurnal ke
dalam buku besar secara berkala. Hasil pemindahan ke dalam buku besar
tersebut akan terlihat dari rangkuman neraca percobaan.
3. Proses Menginterpretasikan Dan Melaporkan
Setelah kedua proses di atas dijalankan,
maka proses yang terakhir adalah melakukan pembuatan kesimpulan dari
kegiatan atau pekerjaan laporan keuangan sebelumnya. Segala hal yang
berhubungan dengan keuangan perusahaan diungkapkan pada laporan keuangan
tersebut.
Dari informasi laporan keuangan baik
dalam bentuk laporan rugi laba, laporan modal dan neraca seseorang dapat
mengetahui apa yang terjadi pada suatu perusahaan, apakah sudah sesuai
dengan tujuan perusahaan dan informasi tersebut dapat menjadi acuan atau
pedoman bagi manajemen untuk mengambil keputusan kebijakan pada
organisasi perusahaan demi mencapai kondisi yang diinginkan.
Memahami Persamaan Akuntansi (Contoh Kasus Sederhana Sehari-Hari)
Dalam belajar akuntansi sangat penting
untuk mengetahui persamaan akuntansi, persamaan akuntansi ini sangat
berguna dalam penyusunan laporan keuangan. Untuk mempelajari persamaan
akuntansi ini cobalah anda lihat Belajar Akuntansi Debet dan Kredit pada
Blog http://kalmet.blogspot.com
Dengan menggunakan transaksi sehari-hari
dan sederhana sebagaimana yang diuraikan dalam Belajar Akuntansi Debet
dan Kredit, maka kita dapat mempelajari bagaimana caranya mencatat
transaksi pada sisi debet dan sisi kredit. Berdasarkan yang telah
dipelajari dalam catatan Belajar Akuntansi Debet dan Kredit maka dapat
kita bentuk persamaan akuntansinya dengan cara sebagai berikut :
1. Lihatlah posisi positif pada
masing-masing unsur akuntansi sebagaimana yang telah dibahas dalam
Belajar Akuntansi Debet dan Kredit, yaitu:
– Aset bertambah berada pada posisi debet
– Kewajiban bertambah berada pada posisi kredit
– Ekuitas/Modal bertambah berada pada posisi kredit
– Pendapatan bertambah berada pada posisi kredit
– Biaya/Beban bertambah berada pada posisi debet
– Kewajiban bertambah berada pada posisi kredit
– Ekuitas/Modal bertambah berada pada posisi kredit
– Pendapatan bertambah berada pada posisi kredit
– Biaya/Beban bertambah berada pada posisi debet
2. Dengan melihat tanda positifnya maka
dapat kita bentuk persamaan akuntansinya, yaitu unsur akuntansi sisi
debet sama dengan unsur akuntansi sisi kredit, dengan persamaan sebagai
berikut:
ASET + BIAYA = KEWAJIBAN + MODAL + PENDAPATAN
3. Dalam akuntansi; Aset, Kewajiban dan
Modal merupakan komponen Neraca, sedangkan Pendapatan dan Biaya
merupakan kelompok Laba (Rugi), atas hal tersebut, maka persamaan
akuntansi dapat disederhanakan menjadi
– Kelompok Neraca, dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
Dalam persamaan ini dapat disimpulkan bahwa aset yang kita miliki didapat dari pinjaman dan atau dari modal
– Kelompok Laba (Rugi) dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
Dalam persamaan ini dapat disimpulkan
bahwa apabila Pendapatan lebih besar dari Biaya, maka selisihnya diakui
sebagai Laba, jika Pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan Biaya,
maka selisihnya akan diakui sebagai Rugi
4. Hubungan Neraca dengan Laba (Rugi)
Laporan laba (rugi) merupakan transaksi
yang dilakukan untuk satu periode tertentu dan hasil dari laba (rugi)
akan mempengaruhi modal yang dimiliki.
Hal ini berarti jika kita mengalami laba
maka modal yang kita miliki akan bertambah sebesar laba yang diperoleh,
sedangkan jika mengalami kerugian maka secara otomatis modal yang kita
miliki akan berkurang sebesar kerugian. Dengan demikian persamaan
akuntansi untuk modal adalah sebagai berikut
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)
Kesimpulan:
Persamaan akuntansi Laba (Rugi) adalah sebagai berikut:
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
Persamaan akuntansi untuk Modal adalah sebagai berikut:
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)
Persamaan akuntansi untuk Neraca adalah sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
Belajar Akuntansi Debet dan Kredit (Memahami Konsep Dengan Ilustrasi)
Seringkali kita belajar akuntansi dimulai
dari Debet dan Kredit tanpa tahu transaksi apa yang akan di debet dan
di kredit, Untuk memahami konsep debet dan kredit sebaiknya dimulai dari
ilustrasi transaksi sehari-hari pada diri sendiri.
Untuk memahami konsep debet dan kredit, yang harus kita lakukan adalah :
1. Pertama-tama kita harus mengetahui
bahwa transaksi dari akuntansi hanya melibatkan 5 (lima) unsur
transaksi, yaitu Aset (harta), Kewajiban (utang), Ekuitas/Modal
(capital), Pendapatan dan Biaya/Beban.
Dalam memahami pengertian atau definisi
atas kelima unsur transaksi tersebut, cobalah dengan menggunakan
pengertian sendiri jika definisi atau pendapat yang dikemukakan dari
para ahli dalam teori akuntansi cukup membingungkan. Untuk definisi
kelima unsur tersebut, saya coba mendefiniskan secara sederhana definisi
dari kelima unsur akuntansi sebagai berikut:
Aset adalah semua kekayaan yang kita
miliki, baik yang ada pada diri sendiri maupun tagihan pada pihak lain,
aset yang kita miliki dapat berasal dari usaha sendiri ataupun pinjaman
dari pihak lain tidak termasuk aset dari sewa
Kewajiban adalah suatu komitmen kita untuk membayar kepada pihak lain sebagai akibat pinjaman yang kita terima
Modal adalah penyertaan atau pemberian dari diri sendiri atau pihak lain untuk memulai usaha atau dalam rangka menambah usaha.
Pendapatan adalah penerimaan atas penyerahan jasa atau barang
Biaya/Beban adalah pengeluaran aset atau aset yang akan dikeluarkan sehubungan dengan jasa yang kita terima atau pengeluaran atas kegiatan usaha yang kita lakukan
Kewajiban adalah suatu komitmen kita untuk membayar kepada pihak lain sebagai akibat pinjaman yang kita terima
Modal adalah penyertaan atau pemberian dari diri sendiri atau pihak lain untuk memulai usaha atau dalam rangka menambah usaha.
Pendapatan adalah penerimaan atas penyerahan jasa atau barang
Biaya/Beban adalah pengeluaran aset atau aset yang akan dikeluarkan sehubungan dengan jasa yang kita terima atau pengeluaran atas kegiatan usaha yang kita lakukan
2. Tanamkan dalam diri kita bahwa dalam akuntansi, setiap transaksi debet harus diikuti oleh transaksi kredit sebagai lawannya
3. Dengan transaksi yang sederhana
buatlah konsep debet dan kredit yang terkait dengan 5 (lima) unsur
akuntansi, dengan cara sebagai berikut:
a. Contoh 1: Misalnya terdapat penerimaan uang gaji bulan Januari 2010 sebesar Rp 5.000.000,-
Atas transaksi tersebut, cobalah kita pikirkan apa yang kita terima? dan kenapa kita terima?
Yang kita terima adalah uang (kas) sebesar Rp 5.000.000,-
Kemudian tentukanlah uang termasuk bagian dari apa diantara kelima unsur akuntansi diatas
Dengan menggunakan definisi dari kelima
unsur akuntansi diatas, kita dapat simpulkan bahwa uang adalah bagian
dari Aset atau Harta.
Setelah itu kita harus mengetahui kenapa kita menerima uang?
Jawabannya adalah: Kita menerima uang,
karena kita telah memberikan jasa sehingga kita memperoleh penghasilan,
Dengan menggunakan definisi dari kelima unsur akuntansi diatas, kita
dapat simpulkan bahwa penghasilan dalam transaksi tersebut masuk kedalam
unsur pendapatan.
Dalam contoh transaksi diatas, kita bisa
nyatakan bahwa “Aset” mengalami penambahan berupa uang, disisi lain
“Pendapatan” juga bertambah karena ada jasa yang kita berikan.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah
mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Pendapatan, dari
kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang
kredit?
Dalam catatan ini saya akan menentukan untuk debet adalah ASET, dengan demikian yang dicatat sebagai kredit adalah PENDAPATAN
Atas transaksi tersebut kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan pendapatan bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Pendapatan bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
o Aset bertambah dan pendapatan bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Pendapatan bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang
apabila ingin mempelajari konsep debet dan kredit dalam akuntansi,
cobalah tanamkan dalam diri kita bahwa apabila Aset Bertambah maka akan
dicatat disebelah debet dan apabila berkurang akan dicatat disebelah
kredit. Untuk pendapatan; apabila Pendapatan Bertambah akan dicatat
disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.
b. Contoh 2: Misalnya kita ingin membeli kendaraan senilai Rp 100.000.000,-, secara kredit.
Dari transaksi tersebut dapat kita bayangkan apa yang kita terima? dan dengan cara apa kita terima?
Yang kita terima adalah kendaraan, dan
berdasarkan kelima unsur akuntansi diatas dapat kita simpulkan bahwa
kendaraan merupakan bagian dari Aset
Untuk memiliki kendaraan tersebut kita
membeli secara kredit, ini artinya bahwa kita mempunyai utang yang harus
dibayar. Utang dalam kelima unsur akuntansi diatas masuk dalam kelompok
Kewajiban
Dalam contoh transaksi ini, kita bisa
nyatakan bahwa “Aset” mengalami penambahan berupa kendaraan, disisi lain
“Kewajiban” juga bertambah karena ada utang yang harus dibayar sebagai
akibat kredit kendaraan.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah
mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Kewajiban, dari
kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang
kredit?
Seperti sudah ditentukan pada contoh 1
diatas, bahwa ASET apabila bertambah akan dicatat di sebelah DEBET,
dengan demikian kita harus menyepakati bahwa KEWAJIBAN apabila bertambah
harus di catat disebelah KREDIT
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan Kewajiban bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Kewajiban bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
o Aset bertambah dan Kewajiban bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Kewajiban bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang
kita sudah mengetahuai apabila Kewajiban Bertambah akan dicatat
disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.
c. Contoh 3; misalnya, kita akan membuka
usaha dalam bidang rental komputer, modal yang kita punya hanya berupa
satu unit komputer seharga Rp 10.000.000,-
Dari transaksi tersebut dapat kita bayangkan apa yang kita punya untuk membuka usaha rental komputer?
Disini dapat kita jelaskan bahwa yang
kita punya untuk menjalankan usaha rental komputer adalah sebuah
komputer dan berdasarkan kelima unsur akuntansi diatas dapat kita
simpulkan bahwa komputer merupakan bagian dari Aset
Seperti sudah dinyatakan diatas bahwa
komputer yang dipakai untuk usaha tersebut adalah milik seseorang yang
membuka usaha, dengan kata lain komputer tersebut berupa modal
Dalam contoh transaksi ini, kita bisa
nyatakan bahwa “Aset” mengalami penambahan berupa komputer, disisi lain
“Modal” juga bertambah karena ada tambahan modal dari pemilik berupa
komputer.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah
mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Modal, dari kedua
unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang
kredit?
Seperti sudah ditentukan pada contoh 1
dan contoh 2 diatas, bahwa ASET apabila bertambah akan dicatat di
sebelah DEBET, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa MODAL
apabila bertambah harus di catat disebelah KREDIT
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan Modal bertambah
o Apabila Aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Modal bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
o Aset bertambah dan Modal bertambah
o Apabila Aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Modal bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang
kita sudah mengetahuai apabila Modal Bertambah akan dicatat disebelah
kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.
d. Contoh 4; misalnya, untuk berangkat kerja kita membutuhkan ongkos untuk angkutan umum, katakanlah sebesar Rp 5.000,- perhari
Dari transaksi ini kita dapat simpulkan
bahwa untuk berangkat kerja kita harus mengeluarkan uang untuk ongkos
angkutan umum sebesar Rp 5.000,- hal ini berarti apabila kita
menggunakan jasa angkutan umum maka ada tambahan beban/biaya yang harus
dikeluarkan
Sehubungan ada beban/biaya yang harus
kita keluarkan untuk jasa angkutan umum, maka terdapat kas/uang yang
harus dikeluarkan sebesar Rp 5.000,-
Dari transaksi ini dapat kita nyatakan
bahwa Beban/Biaya akan bertambah sebesar Rp 5.000,- sebagai akibat
penggunaan jasa angkutan umum, disisi lain kas/uang akan berkurang
sebesar Rp 5.000,- yang digunakan untuk pembayaran jasa angkutan umum
Beban/Biaya jasa angkutan umum masuk kedalam kelompok Beban/Biaya, sedangkan kas/uang masuk kedalam kelompok Aset
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah
mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Beban/Biaya, dari
kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang
kredit?
Seperti sudah diketahui pada contoh 1,
contoh 2 dan contoh 3 diatas, bahwa apabila ASET berkurang akan dicatat
di sebelah KREDIT, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa
BEBAN/BIAYA apabila bertambah harus di catat disebelah DEBET
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset berkurang dan Beban/Biaya bertambah
o Apabila Aset berkurang maka akan dicatat disebelah KREDIT
o Apabila Beban/Biaya bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Aset berkurang dan Beban/Biaya bertambah
o Apabila Aset berkurang maka akan dicatat disebelah KREDIT
o Apabila Beban/Biaya bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang
kita sudah mengetahuai apabila Beban/Biaya Bertambah akan dicatat
disebelah DEBET dan apabila berkurang akan dicatat disebelah KREDIT.
Dari ke empat contoh transaksi akuntansi diatas dapat diambil kesimpulan secara umum sebagai berikut:
– ASET apabila bertambah akan dicatat disebelah Debet dan apabila berkurang akan dicatat disebelah kredit
– PENDAPATAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
– KEWAJIBAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
– MODAL apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
– BEBAN/BIAYA apabila bertambah akan dicatat disebelah Debet dasn apabila berkurang akan dicatat disebelah Kredit
– PENDAPATAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
– KEWAJIBAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
– MODAL apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
– BEBAN/BIAYA apabila bertambah akan dicatat disebelah Debet dasn apabila berkurang akan dicatat disebelah Kredit
https://solusibsi.wordpress.com/mata-kuliah/mk-semester-1/dasar-akuntansi-1/akuntansi/