Bung
Tomo adalah ikon pertempuran heroik Surabaya. Kemampuan orasinya yang
luar biasa mampu membakar semangat juang segenap rakyat Surabaya dalam
menghadapi pasukan yang sangat terlatih dan diperlengkapi dengan
perlengkapan perang yang sangat modern untuk masanya.
Bung Tomo adalah seorang
nasionalis tulen. Berulangkali dalam orasinya yang mengelegar dia
menyebut “pemuda-pemuda Indonesia di Surabaya” atau “bangsa Indonesia di
Surabaya”. Selain itu, Bung Tomo juga seorang yang sangat sportif.
Meski masyarakat Surabaya mendapat ultimatum dan provokasi dari Inggris,
dia memperingatkan “djangan moelai menembak, baroe kalaoe kita
ditembak, maka kita akan ganti menjerang mereka itu”.
Orasi Bung Tomo adalah salah
satu factor penting yang membuat mereka-mereka yang sehari-harinya
adalah tukang soto, abang becak, kusir delman, wong kampong, dan
lain-lain komponen sipil rakyat Indonesia di Surabaya, berani menghadapi
ultimatum Jenderal Mansregh laksana banteng terluka.
Pidato Bung Tomo adalah saat
yang sangat dinantikan oleh rakyat Surabaya. Sesaat sebelum Bung Tomo
mulai orasinya di radio, Surabaya bagaikan kota mati, sepi. Rakyat
berkumpul ditempat-tempat yang bisa menangkap siaran pidato Bung Tomo
yang dipancarkan oleh radio.
Setiap orang Surabaya mengaku
merinding dan gemetaran tiap kali mendengar orasi Bung Tomo. Tidak
sedikit pula yang bercucuran air mata usai mendengar pidato Bung Tomo.
Mereka merinding dan gemetar bukan karena takut terhadap ultimatum
Jenderal Mansregh, atau gentar menghadapi pertempuran besar esok hari,
tapi mereka merinding dan gemetar karena tekad yang bulat untuk
menghadapi ultimatum pasukan Inggris. Merinding untuk segera berhadapan
secara jantan, dengan dada tengadah mempertahankan kemerdekaan yang
hendak dijarah dan kehormatan bangsa yang hendak dilecehkan.
Suara Bung Tomo yang
menggelegar, pilihan kata-katanya yang cerdas dan lugas, serta teriakan
takbir yang menggetarkan jiwa tiap muslim yang mendengarnya, adalah
perpaduan sempurna dalam membakar semangat, bukan saja mereka yang asli
arek Suroboyo, namun juga pemuda-pemuda Indonesia lainnya dari suku-suku
bangsa lainnya yang tinggal di Surabaya: Ambon, Sulawesi, Batak, NTT,
Bali, Kalimantan, dan lain-lain suku bangsa untuk bersama-sama dalam
satu tekad melawan pasukan penjajah.
Tak heran, tiap kali usai pidato
Bung Tomo dipancarkan, ungkapan seperti: ”Mboh aku sing mati, opo
Inggris keparat sing mati ! Gak sudhi aku nyerah nang Inggris ! (entah
saya yang mati, atau Inggris keparat yang mati. Tidak sudi aku menyerah
kepada Inggris). Pasukan TRIP yang rata-rata berumur belasan tahun,
dengan penuh percaya diri siap bertempur menghadapi pasukan Inggris yang
pernah mengalahkan pasukan Rommel di mandala Afrika.
Berikut adalah trankrip pidato Bung Tomo berdasarkan rekaman pidatonya.
Bagian Pertama
Bismillahirrahmanirrahim…Merdeka!!!Saoedara-saoedara ra’jat djelata di seloeroeh Indonesia,teroetama, saoedara-saoedara pendoedoek kota SoerabajaKita semoeanja telah mengetahoei bahwa hari ini tentara Inggris telah menjebarkan pamflet-pamflet jang memberikan soeatoe antjaman kepada kita semoea.Kita diwadjibkan oentoek dalam waktoe jang mereka tentoekan, menjerahkan sendjata-sendjata jang kita reboet dari tentara djepang.Mereka telah minta supaja kita datang pada mereka itoe dengan mengangkat tangan.Mereka telah minta supaja kita semoea datang kepada mereka itoe dengan membawa bendera poetih tanda menjerah kepada mereka.Saoedara-saoedara,didalam pertempoeran-pertempoeran jang lampaoe, kita sekalian telah menundjukkan bahwara’jat Indonesia di Soerabajapemoeda-pemoeda jang berasal dari Maloekoe,pemoeda-pemoeda jang berasal dari Soelawesi,pemoeda-pemoeda jang berasal dari Poelaoe Bali,pemoeda-pemoeda jang berasal dari Kalimantan,pemoeda-pemoeda dari seloeroeh Soematera,pemoeda Atjeh, pemoeda Tapanoeli & seloeroeh pemoeda Indonesia jang ada di Soerabaja ini,didalam pasoekan-pasoekan mereka masing-masing dengan pasoekan-pasoekan ra’jat jang dibentuk di kampoeng-kampoeng,telah menoenjoekkan satoe pertahanan jang tidak bisa didjebol,telah menoenjoekkan satoe kekoeatan sehingga mereka itoe terdjepit di mana-manaHanja karena taktik jang litjik daripada mereka itoe, saoedara-saoedaraDengan mendatangkan presiden & pemimpin-pemimpin lainnja ke Soerabaja ini, maka kita toendoek oentoek menghentikan pertempoeran.Tetapi pada masa itoe mereka telah memperkoeat diri, dan setelah koeat sekarang inilah keadaannja.Saoedara-saoedara, kita semuanja, kita bangsa Indonesia jang ada di Soerabaja ini akan menerima tantangan tentara Inggris ini.Dan kalaoe pimpinan tentara Inggris jang ada di Soerabaja ingin mendengarkan djawaban ra’jat Indonesia,ingin mendengarkan djawaban seloeroeh pemoeda Indonesia jang ada di Soerabaja iniDengarkanlah ini hai tentara Inggris,ini djawaban ra’jat Soerabajaini djawaban pemoeda Indonesia kepada kaoe sekalianHai tentara Inggris!,kaoe menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera poetih takloek kepadamoe,menjuruh kita mengangkat tangan datang kepadamoe,kaoe menjoeroeh kita membawa sendjata-sendjata jang kita rampas dari djepang oentoek diserahkan kepadamoeToentoetan itoe walaoepoen kita tahoe bahwa kaoe sekalian akan mengantjam kita oentoek menggempoer kita dengan seloeroeh kekoeatan jang ada,Tetapi inilah djawaban kita:Selama banteng-banteng Indonesia masih mempoenjai darah merah jang dapat membikin setjarik kain poetih mendjadi merah & putih,maka selama itoe tidak akan kita maoe menjerah kepada siapapoen djuga!Saoedara-saoedara ra’jat Soerabaja,siaplah keadaan gentingtetapi saja peringatkan sekali lagi, djangan moelai menembak,baroe kalaoe kita ditembak, maka kita akan ganti menjerang mereka itu.Kita toendjoekkan bahwa kita adalah benar-benar orang jang ingin merdeka.Dan oentoek kita, saoedara-saoedara, lebih baik kita hantjur leboer daripada tidak merdeka.Sembojan kita tetap: MERDEKA atau MATI.Dan kita jakin, saoedara-saoedara,pada akhirnja pastilah kemenangan akan djatuh ke tangan kitasebab Allah selaloe berada di pihak jang benarpertjajalah saoedara-saoedara,Toehan akan melindungi kita sekalianAllahu Akbar..! Allahu Akbar..! Allahu Akbar…!MERDEKA!!!
Bagian Kedua
Bismillahirrahmanirrahim…
Merdeka!!!
Saoedara-saoedara !
Toekang-toekang betjak, saoedara-saoedara bakoel-bakoel soto, bakoel-bakoel tahoe. Saoedara-saoedara orang-orang Madoera, toekang rombengan, Saoedara-saoedara wong-wong kampoeng Suroboyo. Saoedara-saoedara arek-arek Suroboyo, pemoeda-pemoeda Suroboyo, dan saudara-saudara semua pemuda-pemuda Indonesia yang tergabung dalam pasukan-pasukannya masing-masing di Surabaya ini
Habiskanlah lawan kita ! Pertahankanlah kota kita.ini ! Toehan akan beserta kita. Insya Allah saoedara-saoedara, kemenangan akhir pasti kita yang akan mencampainya.
Allahhu Akbar ! ... Allahhu Akbar ! Allahhu Akbar !
MERDEKA !
http://sarah-solviani.blogspot.com/2012/11/cerita-menarik-lucu-dibalik-pertempuran.html