1. Pengembangan Desain
Pengembangan desain dari limbah untuk membuat produk fungsional diawali dengan riset dengan tujuan mencari data tentang potensi beberapa jenis limbah yang akan digunakan untuk bahan baku. Setiap tempat dapat memiliki jenis limbah yang berbeda-beda dan belum dimanfaatkan. Limbah yang akan dimanfaatkan untuk memproduksi produk fungsional harus memiliki jumlah yang cukup untuk masingmasing jenis, material, dan bentuk, agar produk yang dihasilkanmmemiliki standar. Jenis, material, bentuk, dan karakter dari bahan baku akan menjadi dasar untuk mencarian ide dan pengembangan produk fungsional yang akan dibuat. Penentuan bahan baku limbah yang akan digunakan menjadi dasar untuk proses eksplorasi ide desain. Desain produk fungsional harus dapat berfungsi baik selain memiliki nilai kebaruan dan nilai estetik. Proses pencarian ide menjadi sangat penting.
Ide desain produk fungsional dapatdiperoleh dengan tiga cara pen dekat an. Pendekatan pertama adalah dengan memikirkan kegiatankegiatan yang membutuhkan produkproduk fung sional. Pende katan kedua adalah dengan melakukan eksplorasimmaterial limbah untuk menghasilkan
produk fungsional. Pendekatan ketiga adalah dengan mengenali pasar sasaran dan produk fungsional yang dibutuhkan.
Apabila proses pengembangan desain dilakukan bersama-sama dalam kelompok, ingatlah selalu untuk melakukan braistorming, diskusi, dan tukar pikiran untuk memperoleh desain akhir yang memuaskan. Setelah ide diperoleh, tahap selanjutnya adalah pembuatan sketsa ide, dan pembuatan model atau prototype produk.
a. Studi tentang Kegiatan dan Fasilitas yang Dibutuhkan
Pengembangan desain dari limbah untuk membuat produk fungsional diawali dengan riset dengan tujuan mencari data tentang potensi beberapa jenis limbah yang akan digunakan untuk bahan baku. Setiap tempat dapat memiliki jenis limbah yang berbeda-beda dan belum dimanfaatkan. Limbah yang akan dimanfaatkan untuk memproduksi produk fungsional harus memiliki jumlah yang cukup untuk masingmasing jenis, material, dan bentuk, agar produk yang dihasilkanmmemiliki standar. Jenis, material, bentuk, dan karakter dari bahan baku akan menjadi dasar untuk mencarian ide dan pengembangan produk fungsional yang akan dibuat. Penentuan bahan baku limbah yang akan digunakan menjadi dasar untuk proses eksplorasi ide desain. Desain produk fungsional harus dapat berfungsi baik selain memiliki nilai kebaruan dan nilai estetik. Proses pencarian ide menjadi sangat penting.
Ide desain produk fungsional dapatdiperoleh dengan tiga cara pen dekat an. Pendekatan pertama adalah dengan memikirkan kegiatankegiatan yang membutuhkan produkproduk fung sional. Pende katan kedua adalah dengan melakukan eksplorasimmaterial limbah untuk menghasilkan
produk fungsional. Pendekatan ketiga adalah dengan mengenali pasar sasaran dan produk fungsional yang dibutuhkan.
Apabila proses pengembangan desain dilakukan bersama-sama dalam kelompok, ingatlah selalu untuk melakukan braistorming, diskusi, dan tukar pikiran untuk memperoleh desain akhir yang memuaskan. Setelah ide diperoleh, tahap selanjutnya adalah pembuatan sketsa ide, dan pembuatan model atau prototype produk.
a. Studi tentang Kegiatan dan Fasilitas yang Dibutuhkan
Produk fungsional dapat digunakan sebagai produk yang membantu kegiatan sehari-hari. Kegiatan sehari-hari seperti makan, memasak, bercocok tanam, membawa barang selalu membutuhkan produk fungsional. Ide produk baru dari limbah dapat dengan mengganti material dari produk yang sudah umum digunakan, misalnya membuat tas sekolah dari bahan limbah. Tas sekolah pada umumnya terbuat dari kain atau kanvas. Tas dari bahan limbah dapat memanfaatkan plastik bekas kemasan. Material limbah plastik bekas kemasan harus diolah agar memiliki kekuatan struktur untuk membawa buku dan peralatan sekolah. Tas tersebut akan tampil unik karena terbuat dari limbah dan nilai tambah karena bahan plastik membuat tas menjadi tahan air.
b. Studi tentang Pengguna Produk Fungsional
Ide pengembangan desain untuk produk fungsional dapat dilakukan dengan mengenali karakter dari limbah tersebut. Limbah plastik memiliki keunggulan karena tahan terhadap air. Limbah kertas dari potongan majalah memiliki corak warna yang menarik. Limbah tanaman eceng gondok memiliki serat yang kuat, sedangkan limbah batang pisang memiliki tekstur yang unik.
Penggunaan limbah dengan memanfaatkan karakter unggul dari material limbah harus disertai dengan pengetahuan tentang kelemahan material tersebut. Eksplorasi teknik pengolahan material dilakukan untuk memaksimalkan potensi keunggulan limbah dan mengurangi kelemahan yang dimiliki. Salah satu contoh kelemahan material limbah serat alam adalah ketahanannya terhadap jamur.
Pelapisan pada permukaan produk pada tahap nishing perlu dilakukan. Pilihlah larutan pelapis yang berbahan dasar air (water based) agar aman bagi pengguna produk. Semakin banyak mencari informasi tentang teknik pengolahan material, maka akan semakin banyak ide yang muncul.
c. Ide Produk Fungsional dengan Mengenali Pengguna
Produk fungsional pada dasarnya dibuat untuk memudahkan suatu kegiatan. Kegiatan yang dilakukan setiap orang dapat berbeda bergantung dari jenis pekerjaan, usia, dan gender. Pemahaman terdapat kegiatan seseorang dapat mendorong munculnya ide tentang produk fungsional apa yang dibutuhkannya. Pencarian data melalui pengamatan dan wawancara dapat dilakukan kepada pengguna untuk mengetahui kebutuhan akan suatu produk fungsional. Pengguna yang beragam memiliki kebutuhan yang sangat beragam pula. Petani tanaman hias, misalnya, melakukan berbagai kegiatan sejak persiapan lahan, persiapan bibit, penanaman, perawatan, panen hingga pengemasan dan pemasaran bunga hias yang dihasilkan. Pengendara motor membutuhkan pelindung pakaian dan sepatu di waktu hujan. Pedagang makanan membutuhkan alat mengusir lalat. Setiap kegiatan tersebut membutuhkan produk fungsional yang dapat dibuat dari bahan limbah yang diolah menjadi produk fungsional.
2. Perancangan Proses Produksi dan K3
Proses produksi suatu produk berbeda-beda bergantung dari bahan baku dan desain produknya. Tahapan pada proses produksi secara umum terdiri dari pembahanan, pembentukan, perakitan, dan nishing. Bahan baku yang pilih dan desain akhir, menentukan proses apa saja yang dilakukan pada tahap pembahanan. Proses dan kerja apa saja yang harus dilakukan dalam setiap tahap pembentukan, perakitan, dan nishing, juga bergantung dari bahan baku dan desain akhir.
3. Penghitungan Biaya Produksi
Penghitungan biaya produksi produk fungsional, pada dasarnya sama dengan cara penghitungan produk hiasan. Biaya yang harus dihitung adalah biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Bahan baku dapat terdiri atas bahan baku utama dan bahan baku tambahan. Pada produk fungsional, kebutuhan bahan baku tambahan dapat lebih banyak daripada produk hiasan.
Produk fungsional harus mempertimbangkan konstruksi dan kenyamanan penggunaan (ergonomi) sedangkan produk hiasan pada umumnya tidak harus memiliki konstruksi myang terlalu kuat.
Bahan baku dari produk fungsional yang akan dibuat adalah limbah.mLimbah dapat diperoleh dengan gratis dari rumah dan tetangga di sekitar kita atau dari pabrik yang membuang limbah tersebut, artinya tidak adambiaya bahan baku. Meskipun tidak ada biaya bahan baku namun ada biaya overhead yang harus dikeluarkan yaitu biaya membawa limbah ke tempat produksi, dapat berupa biaya jasa angkut atau biaya kendaraan.
Bahan baku limbah juga dapat diperoleh dengan membeli bahan baku dari pengumpul barang bekas. Biaya pembelian tersebut masuk ke dalam biaya bahan baku.
Biaya produksi juga termasuk biaya tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai k
b. Studi tentang Pengguna Produk Fungsional
Ide pengembangan desain untuk produk fungsional dapat dilakukan dengan mengenali karakter dari limbah tersebut. Limbah plastik memiliki keunggulan karena tahan terhadap air. Limbah kertas dari potongan majalah memiliki corak warna yang menarik. Limbah tanaman eceng gondok memiliki serat yang kuat, sedangkan limbah batang pisang memiliki tekstur yang unik.
Penggunaan limbah dengan memanfaatkan karakter unggul dari material limbah harus disertai dengan pengetahuan tentang kelemahan material tersebut. Eksplorasi teknik pengolahan material dilakukan untuk memaksimalkan potensi keunggulan limbah dan mengurangi kelemahan yang dimiliki. Salah satu contoh kelemahan material limbah serat alam adalah ketahanannya terhadap jamur.
Pelapisan pada permukaan produk pada tahap nishing perlu dilakukan. Pilihlah larutan pelapis yang berbahan dasar air (water based) agar aman bagi pengguna produk. Semakin banyak mencari informasi tentang teknik pengolahan material, maka akan semakin banyak ide yang muncul.
c. Ide Produk Fungsional dengan Mengenali Pengguna
Produk fungsional pada dasarnya dibuat untuk memudahkan suatu kegiatan. Kegiatan yang dilakukan setiap orang dapat berbeda bergantung dari jenis pekerjaan, usia, dan gender. Pemahaman terdapat kegiatan seseorang dapat mendorong munculnya ide tentang produk fungsional apa yang dibutuhkannya. Pencarian data melalui pengamatan dan wawancara dapat dilakukan kepada pengguna untuk mengetahui kebutuhan akan suatu produk fungsional. Pengguna yang beragam memiliki kebutuhan yang sangat beragam pula. Petani tanaman hias, misalnya, melakukan berbagai kegiatan sejak persiapan lahan, persiapan bibit, penanaman, perawatan, panen hingga pengemasan dan pemasaran bunga hias yang dihasilkan. Pengendara motor membutuhkan pelindung pakaian dan sepatu di waktu hujan. Pedagang makanan membutuhkan alat mengusir lalat. Setiap kegiatan tersebut membutuhkan produk fungsional yang dapat dibuat dari bahan limbah yang diolah menjadi produk fungsional.
2. Perancangan Proses Produksi dan K3
Proses produksi suatu produk berbeda-beda bergantung dari bahan baku dan desain produknya. Tahapan pada proses produksi secara umum terdiri dari pembahanan, pembentukan, perakitan, dan nishing. Bahan baku yang pilih dan desain akhir, menentukan proses apa saja yang dilakukan pada tahap pembahanan. Proses dan kerja apa saja yang harus dilakukan dalam setiap tahap pembentukan, perakitan, dan nishing, juga bergantung dari bahan baku dan desain akhir.
3. Penghitungan Biaya Produksi
Penghitungan biaya produksi produk fungsional, pada dasarnya sama dengan cara penghitungan produk hiasan. Biaya yang harus dihitung adalah biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Bahan baku dapat terdiri atas bahan baku utama dan bahan baku tambahan. Pada produk fungsional, kebutuhan bahan baku tambahan dapat lebih banyak daripada produk hiasan.
Produk fungsional harus mempertimbangkan konstruksi dan kenyamanan penggunaan (ergonomi) sedangkan produk hiasan pada umumnya tidak harus memiliki konstruksi myang terlalu kuat.
Bahan baku dari produk fungsional yang akan dibuat adalah limbah.mLimbah dapat diperoleh dengan gratis dari rumah dan tetangga di sekitar kita atau dari pabrik yang membuang limbah tersebut, artinya tidak adambiaya bahan baku. Meskipun tidak ada biaya bahan baku namun ada biaya overhead yang harus dikeluarkan yaitu biaya membawa limbah ke tempat produksi, dapat berupa biaya jasa angkut atau biaya kendaraan.
Bahan baku limbah juga dapat diperoleh dengan membeli bahan baku dari pengumpul barang bekas. Biaya pembelian tersebut masuk ke dalam biaya bahan baku.
Biaya produksi juga termasuk biaya tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai k
Proses produksi suatu produk berbeda-beda bergantung dari bahan baku dan desain produknya. Tahapan pada proses produksi secara umum terdiri dari pembahanan, pembentukan, perakitan, dan nishing. Bahan baku yang pilih dan desain akhir, menentukan proses apa saja yang dilakukan pada tahap pembahanan. Proses dan kerja apa saja yang harus dilakukan dalam setiap tahap pembentukan, perakitan, dan nishing, juga bergantung dari bahan baku dan desain akhir.
3. Penghitungan Biaya Produksi
Penghitungan biaya produksi produk fungsional, pada dasarnya sama dengan cara penghitungan produk hiasan. Biaya yang harus dihitung adalah biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Bahan baku dapat terdiri atas bahan baku utama dan bahan baku tambahan. Pada produk fungsional, kebutuhan bahan baku tambahan dapat lebih banyak daripada produk hiasan.
Produk fungsional harus mempertimbangkan konstruksi dan kenyamanan penggunaan (ergonomi) sedangkan produk hiasan pada umumnya tidak harus memiliki konstruksi myang terlalu kuat.
Bahan baku dari produk fungsional yang akan dibuat adalah limbah.mLimbah dapat diperoleh dengan gratis dari rumah dan tetangga di sekitar kita atau dari pabrik yang membuang limbah tersebut, artinya tidak adambiaya bahan baku. Meskipun tidak ada biaya bahan baku namun ada biaya overhead yang harus dikeluarkan yaitu biaya membawa limbah ke tempat produksi, dapat berupa biaya jasa angkut atau biaya kendaraan.
Bahan baku limbah juga dapat diperoleh dengan membeli bahan baku dari pengumpul barang bekas. Biaya pembelian tersebut masuk ke dalam biaya bahan baku.
Biaya produksi juga termasuk biaya tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai ketrampilan yang dimiliki pekerja dan sesuai kesepakatan antara pekerja dengan pemilik usaha atau kesepakatan dalam kelompok kerja. Biaya produksi menentukan harga jual produk.
Penentuan harga jual juga harus mempertimbangkan modal dan biaya yang sudah dikeluarkan untuk produksi.
Pada pembuatan produk fungsional dibutuhkan alat-alat kerja seperti alat potong, catok (penjepit), solder, lem tembak, dan lain-lain. Biaya pembelian alat-alat kerja tersebut dihitung sebagai modal kerja. Biaya \modal kerja ini akan terbayar dengan laba yang diperoleh dari hasil penjualan. Titik impas (Break Even Point) adalah seluruh biaya modal yangtelah dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapat titik impas, sebuah usaha akan mulai dapat menghitung keuntungan penjualan.
3. Penghitungan Biaya Produksi
Penghitungan biaya produksi produk fungsional, pada dasarnya sama dengan cara penghitungan produk hiasan. Biaya yang harus dihitung adalah biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Bahan baku dapat terdiri atas bahan baku utama dan bahan baku tambahan. Pada produk fungsional, kebutuhan bahan baku tambahan dapat lebih banyak daripada produk hiasan.
Produk fungsional harus mempertimbangkan konstruksi dan kenyamanan penggunaan (ergonomi) sedangkan produk hiasan pada umumnya tidak harus memiliki konstruksi myang terlalu kuat.
Bahan baku dari produk fungsional yang akan dibuat adalah limbah.mLimbah dapat diperoleh dengan gratis dari rumah dan tetangga di sekitar kita atau dari pabrik yang membuang limbah tersebut, artinya tidak adambiaya bahan baku. Meskipun tidak ada biaya bahan baku namun ada biaya overhead yang harus dikeluarkan yaitu biaya membawa limbah ke tempat produksi, dapat berupa biaya jasa angkut atau biaya kendaraan.
Bahan baku limbah juga dapat diperoleh dengan membeli bahan baku dari pengumpul barang bekas. Biaya pembelian tersebut masuk ke dalam biaya bahan baku.
Biaya produksi juga termasuk biaya tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai ketrampilan yang dimiliki pekerja dan sesuai kesepakatan antara pekerja dengan pemilik usaha atau kesepakatan dalam kelompok kerja. Biaya produksi menentukan harga jual produk.
Penentuan harga jual juga harus mempertimbangkan modal dan biaya yang sudah dikeluarkan untuk produksi.
Pada pembuatan produk fungsional dibutuhkan alat-alat kerja seperti alat potong, catok (penjepit), solder, lem tembak, dan lain-lain. Biaya pembelian alat-alat kerja tersebut dihitung sebagai modal kerja. Biaya \modal kerja ini akan terbayar dengan laba yang diperoleh dari hasil penjualan. Titik impas (Break Even Point) adalah seluruh biaya modal yangtelah dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapat titik impas, sebuah usaha akan mulai dapat menghitung keuntungan penjualan.