Diantara peninggalan khazanah intelektual
Kyai Abdus Syakyur yang masih terekam dalam memori ulama yang
mentransmisikan keilmuan darinya, misalnya darinya yang kemudian
diwarisi oleh putranya, Kyai Abul Fadhal yang pada akhirnya diriwayatkan
oleh Kyai Maimoen Zubair. Atau dari Kyai Abdus Syakyur yang ditransmisi
oleh Kyai Zubair Dahlan yang kemudian diriwayatkan oleh Kyai Maimoen
Zubair adalah tentang waskitanya Kyai Abdus Syakyur yang meramalkan akan
kedatangan Jepang ke Nusantara yang menjadi koloni tunggal yang dengan
sadisnya mereka mengusir kompeni Belanda yang pada akhirnya Jepang
minggat dari Nusantara pada bulan Ramadhan yang bertepatan pada tanggal
17 Agustus 1945 M (1365) sebab adanya kekalahan dalam melawan Sekutu.
Meskipun wafatnya Kyai Abdus Syakyur pada
1359 H/1940 M, akan tetapi jauh-jauh hari ia sudah mengetahui peristiwa
besar tersebut akan terjadi. Yaitu, Jepang akan datang pada tahun 1942
dan terusir secara total pada bulan Ramadhan. (Jadi syiir ini dikarang
sebelum adanya Perang Dunia). Ramalan tersebut tergubah dalam sebuah
syair:
أَرِّخِ الْيَفَا فِيْ غِشِسَا * صَفَرٍ فَكِلْ بِالْوَاحِدِ
بِقِتَالِهِمْ وَسُيُوْفِهِمْ * وَلَجَجِهِمْ وَتَعَانُدِ
وَفِيْ رَجَبٍ تَرَى عَجَبًا * وَفِيْ الشَّهْرِ الَّذِيْ بَعْدَهْ
وَفِيْ رَمَضَانَ هَمْهَمَةٌ * وَهَدَّةْ بَعْدَهُ هَدَّةْ
وَفِيْ شَوَّالْ يَشُوْلُ الْقَوْمْ * وَيَسْكُنُ فِيْ ذَوِيْ الْقَعْدَةْ
وَفِيْهَا يَخْرُجُ الْهَادِيْ * إِمَامُ الْحَقِّ لَا بَعْدَهْ
“Tarikhkanlah bahwa Jepang akan menjinakkan Nusantara pada tahun ghisy-syisâ.”
(Kalau dihitung dengan standar Abajadun
atau Hisâbul Jummal (jummal calculation), maka jumlahnya adalah 1361 H
yang bertepatan dengan tahun 1942 M). Mengosongkan dari penjajah yang lain (Belanda).
“Ia sebagai kolonial yang
menyengsarakan bangsa Indonesia. Silih berganti, peperangan, adu senjata
dan perihnya mengarungi samudera.”
“Ketika bulan Rajab (1365 H) (bertepatan dengan Juni 1945) telah terjadi sebuah keajaiban (Jepang mulai lumpuh ketika dalam Perang Dunia II), kemudian semakin lumpuh pada bulan Sya’ban (Juli 1945), yang
puncak kelumpuhannya pada 6 dan 9 Agustus 1945 sebab kedua kota pusat
Jepang, yaitu Hirosima dan Nagasaki telah dijatuhi bom atom oleh Sekutu.
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945).”
“Kemudian pada bulan Ramadhan (17 Agustus 1945) datanglah masa gembira-ria (proklamasi) bagi bangsa Indonesia.”
“Dan pada
bulan Syawwal (September 1945), penderitaan Nusantara semakin membaik
(karena sudah merdeka). Posisi Indonesia semakin tenang dengan
kemerdekaannya pada Dzul Qa’dah (Oktober 1945) (meskipun
di bulan ini telah terjadi agresi militer Belanda I yang kemudian para
kyai Nahdlatul Ulama mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945
untuk mengusir Belanda yang membonceng Sekutu yang ingin menjajah
kembali ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia).”
“Di bulan inilah Allah
menampilkan sosok pemimpin yang dapat mengayomi masyrakatnya (Soekarno),
seorang pemimpin sejati yang tidak ada duanya.”
Tulisan di atas adalah petikan dengan judul asli ‘Waskita Akan Jatuhnya Jepang (Merdeka)‘
dari buku baru berjudul “Intelektualisme Pesantren” 2015 karya Ustadz
Amirul Ulum alumni PP Al-Anwar Sarang Rembang. Semoga semakin menambah
khazanah ilmu ke-Islam Nusantara-an kita. Aamiin.
Sumber : padhang-mbulan.org, https://fahmialinh.wordpress.com/2015/08/18/kyai-abdus-syakur-jauh-hari-tahu-kapan-indonesia-merdeka-dalam-syair/