Macam Macam Tarian Mancanegara

1. Tari Bali, Indonesia.


Di Bali, pelajaran menari diberikan secara terbuka sehingga semua orang dapat menyaksikannya. Pengajar tari bali tak hanya mengajarkan gerakan tari Bali, namun juga membetulkan posisi badan agar tercapai bentuk yang sempurna. 

Fungsi Tari Bali
Secara umum fungsi daripada tari ada empat bagian, yaitu untuk sarana upacara,hiburan, pertunjukan, dan sekaligus sebagi media pendidikan. Berikut akan dijelaskan dari keempat fungsi tari, yaitu sebagai berikut:
Untuk sarana upacara
Tari-tari keagamaan adalah tari-tarian yang digunakan dalam peristiwa upacara keagamaan. Misalnya Tari Rejang, dan Tari Pendet  berfungsi sebagai persembaan kepada Dewa.
 
Tari sebagai seni pertunjukan atau tontonan
Tari pertunjukan merupakan suatu jenis tari yang bersifat khusus untuk ditonton oleh sekelompok orang.Tari sebagai pertunjukan, penyajiannya selalu mempertimbangkan nilai artistik, sehingga penikmat dapat memperoleh pengalaman estetis dari hasil pengamatannya.
Tari sebagai media pendidikan
Pendidikan seni berfungsi untuk mengembangkan kepekaan estetis melalui kegiatan berapresiasi dan pengalaman berkarya yang kreatif.Tujuan pendidikan seni yaitu untuk mengembangkan kemampuan berapresiasi dan berkarya kreatif.
2. Tari Kathak, India.
 
Kathak (Hindi: कथक, Urdu: کتھک) merupakan salah satu dari lapan bentuk tarian klasik India, berasal dari India Utara. Tarian ini boleh dijejak asalnya kepada pencerita lisan nomad India utara silam, dikenali sebagai Kathaks, atau pencerita. Pencerita ini, membuat persembahan di lapangan kampung dan laman kuil, kebanyakannya khusus dalam mengisahkan kisah mitos dan moral dari kitab, dan menokok pengisahan mereka dengan alunan tangan dan mimik muka. Ia pada asasnya merupakan teater, menggunakan alatan dan bunyi muzik bersama gerak tangan, bagi menghidupkan penkisahan. Dalam bentuk kini terkandung bekas tarian kuil dan adat, dan pengaruh pergerakan bhakti. Sejak abad ke-16 seterusnya ia menyerap sesetengah ciri tarian Parsi dan tarian Asia Tengah yang diimport oleh istana diraja era Mughal.
Terdapat tiga jurusan utama atau gharana bagi Kathak dari mana pengamal masa kini menyusur susur galurnya: gharana dari Jaipur, Lucknow dan Benares (lahir di istana Kachwaha raja Rajput, Nawab dari Oudh, dan Varanasi mengikut turutan); terdapat juga gharana Raigarh yang kurang menonjol dan lebih muda dari mana teknik ketiga-tiga gharana sebelumnya digabung tetapi menjadi terkenal kerana komposisinya yang berbeza.
Tarian Kathak merupakan salah satu lagi tarian klasikal India yang berasal dari utara India. Perkataan Kathak berasal dari perkataan India Katha yang bermaksud 'seni bercerita'.
3. Tari Flamenco, Spanyol. 
 
Tari flamenco merupakan tarian Istana Moor yang kemudian dikembangkan dan dikreasikan oleh kaum Gipsi di kota Andlusia yang akhirnya dikenal sebagai tari flamenco.
Pada dasarnya pertunjukan flamenco merupakan pertunjukan musik dan tari, sehingga terkadang menggunakan alat musik kastanyet untuk menambah warna musik yang dibawakan.
Namun tak jarang juga penari yang menolak penggunaan alat musik yang satu ini dengan alasan bisa mengurangi keindahan gerak tari flamenco.
Para penari tari flamenco biasanya menggunakan pakaian dengan warna – warna mencolok sehingga menimbulkan kesan ceria dalam tarian tersebut.
Sedangkan untuk jumlah penari dalam suatu pertunjukan tari flamenco biasanya sangat bervariasi, kadang penari membawakannya secara solo, berpasangan atau berkelompok.
Seperti kostum yang digunakan, gerakan pada tari flamenco juga menunjukan gairah sang penari dengan mengandalkan gerakan tubuh yang cepat yang enerjik dan menarik.
Disertai beberapa improvisasi gerakan yang membuat tarin ini semakin menarik. Apalagi jika ditambah gerakan penari saat menepuk tangan atau menjentikan jari di tengah – tengah gerakan tari.
Meskipun para penari sering berimprovisasi dengan gerakan tari flamenco, namun tari flamenco tetap memiliki gerakan yang menajdi ciri khas dan tidak dapat dipisahkan dari tarian tersebut.
Ciri khas dalam tari flamenco adalah gerakan filigrano dan zapateado.
Gerakan filigrabo adalah gerakan di mana penari menaikan tangannya kemudian menyimpulkan telapak tangan yang diselingi dengan tepukan tangan dan jentikan jari penari.
Sedangkan gerakan zapateado adalah gerakan di mana penari melengkungkan punggungnya sambil terus menghentakan kaki mengikuti irama.
Ketikan menampilkan tari flamenco biasanya penari seolah – olah sedang terlena dengan emosi yang ditimbulkan oleh musik dan tarian tersebut, atau sering disebut sebagai duende.
Sehingga dalam membawakan tarian ini, para penari pria dituntut untuk menampilkan sisi kemaskulinannya.
Sedangkan penari wanita dituntut untuk menampilkan ketenangan yang disertai rasa bangga dan sensualitas yang terkendali.

4. Tari Morris, Inggris.
 
Tarian ini dipertunjukkan dalam festival-festival. Dulu hanya laki-laki yang menari Morris, namun sekarang semua orang menarikan tarian ini. Biasanya kostum yang mereka pakai adalah baju putih, topi dengan hiasan bunga, dan selempang dua warna yang disematkan bel kecil. Mereka juga membawa tongkat kecil atau sapu tangan.
Sebuah tarian morris adalah suatu bentuk tarian rakyat Inggris biasanya disertai dengan musik. Hal ini didasarkan pada berirama melangkah dan pelaksanaan tokoh koreografer oleh sekelompok penari. Alat seperti tongkat, pedang, saputangan dan lonceng juga dapat dikerahkan oleh para penari. Dalam sejumlah kecil tarian untuk satu atau dua orang, langkah ini dilakukan dekat dan di sepasang pipa tembakau diletakkan di tanah liat satu sama lain di lantai.
Klaim bahwa catatan Inggris, dating kembali ke 1448, menyebutkan tari morris terbuka untuk sengketa. Tidak ada menyebutkan “morris” menari lebih awal dari abad ke-15 akhir, meskipun catatan awal seperti Bishops ‘”Visitasi Artikel” menyebutkan menari pedang, kegiatan menari guising dan lainnya serta memainkan mumming. Selanjutnya, catatan paling awal selalu menyebutkan “Morys” dalam pengaturan pengadilan, dan baik laki-laki dan perempuan yang disebutkan sebagai menari, dan sedikit kemudian di Walikota Tuhan ‘Prosesi di London. Hanya kemudian bahwa itu mulai disebutkan sebagai sesuatu yang dilakukan di paroki-paroki. Tidak tentu saja tidak ada bukti bahwa itu adalah ritual pra-Kristen, seperti yang sering diklaim.

5. Tari Kipas, Korea. 
Penari kipas dari Korea menggunakan kipas yang besar dalam berbagai warna. Lalu mereka menyatukan kipas mereka dan menggerakkannya secara teratur mengayun ke atas dan ke bawah.
Sejak demam Korea melanda Indonesia, semua hal berbau Korea pun ikut diikuti. Kita bisa melihat dari menjamurnya produk-produk fashion Korea yang laris manis di Indonesia, belum lagi meningkatnya jumlah kursus-kursus bahasa korea yang pesertanya juga bak kacang goreng. Budaya-budaya korea pun banyak menjadi fokus perhatian orang. Saya sebagai salah satu penggemar Korea (namun tidak terlalu freak) menilai, Korea Selatan sangat bagus mempromosikan budaya mereka ke dunia, khususnya lewat entertainment. Lewat K-Pop, fashion dan film-film, Korea Selatan dengan pintar mengemas juga budaya-budaya mereka, sehingga masyarakat dunia pun ‘sadar’ dengan kebudayaan mereka. Satu langkah yang patut dicontoh Indonesia.
Salah satu bukti bahwa kebudayaan Korea sudah mulai di’sadari’ oleh masyarakat dunia  adalah dengan dikenalnya salah satu tarian tradisional masyarakat Korea. Mereka suka menyebut ‘Tari Kipas Korea’ atau bahasa Koreanya Buchaechum.
Buchaechum merupakan tarian tradisional Korea dimana sekelompok wanita menari menggunakan kipas yang berhiaskan bunga Peony dan menggunakan Hanbok (tarian tradisional Korea) yang berwarna mencolok. (Wikipedia.com)
6. Tari Naga, China.
Dalam mitologi China, naga menggambarkan kegagahan, keningratan dan keberuntungan. Tari naga digunakan untuk mengusir setan dan membawa keberuntungan bagi semua orang. Penarinya memiliki kemampuan bela diri. 
  Tari Naga (karakter sederhana: ; karakter tradisional: 舞龍; pinyin: wǔ lóng) atau disebut juga Liang Liong di Indonesia adalah suatu pertunjukan dan tarian tradisional dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa. Seperti juga Tari Singa atau Barongsai, tarian ini sering tampil pada waktu perayaan-perayaan tertentu. Orang Tionghoa sering menggunakan istilah 'Keturunan Naga'(龍的傳人 atau , lóng de chuán rén) sebagai suatu simbol identitas etnis.
Dalam tarian ini, satu regu orang Tionghoa memainkan naga-nagaan yang diusung dengan belasan tongkat. Penari terdepan mengangkat, menganggukkan, menyorongkan dan mengibas-kibaskan kepala naga-nagaan tersebut yang merupakan bagian dari gerakan tarian yang diarahkan oleh salah seorang penari. Terkadang bahkan kepala naga ini bisa mengeluarkan asap dengan menggunakan peralatan pyrotechnic.
Para penari menirukan gerakan-gerakan makhluk naga ini --- berkelok-kelok dan berombak-ombak. Gerakan-gerakan ini secara tradisional melambangkan peranan historis dari naga yang menunjukkan kekuatan yang luar biasa dan martabat yang tinggi. Tari naga merupakan salah satu puncak acara dari perayaan Imlek di pecinan-pecinan di seluruh dunia.
Naga dipercaya bisa membawa keberuntungan untuk masyarakat karena kekuatan, martabat, kesuburan, kebijaksanaan dan keberuntungan yang dimilikinya. Penampilan naga terlihat menakutkan dan gagah berani, namun ia tetap memiliki watak yang penuh kebajikan. Hal-hal inilah yang pada akhirnya menjadikannya lambang lencana untuk mewakili kekuasaan kekaisaran.