Suatu hari, Uqa’il berjalan bersama Nabi Muhammad saw. Tiba-tiba seekor unta melompat berlari ke hadapan Nabi. Tidak disangka, atas ijin Allah unta itu bisa berbicara, “Wahai Rasul, lindungilah aku!” pintanya. Belum selesai unta itu mengadu, seorang Arab Badui datang sambil membawa pedang yang terhunus. “Apa yang kamu lakukan terhadap unta ini?” Tanya Nabi.
Dia menjawab, “Wahai Rasul, aku membeli unta ini dengan harga mahal, tetapi binatang ini tidak mau menuruti perintahku. Lebih baik aku menyembelihnya sehingga dagingnya bisa dimakan dan kuberikan kepada orang-orang yang membutuhkannya”.
“Mengapa kamu tidak menurut padanya?” Tanya Nabi kepada unta itu.
“Wahai Rasul, aku tidak bermaksud begitu, tapi dia telah berlaku tidak baik. Dia sering tertidur dan lupa melakukan salat isya. Jika dia berjanji rajin salat isya, maka aku akan menurut padanya.”
Nabi pun menyuruh pemilik unta itu untuk berjanji. Kemudian Nabi menyerahkan unta yang dapat berbicara itu kepadanya. Unta dan pemiliknya kemudian berjalan pulang.
Sumber: Belajar Bijaksana dari Kehidupan Binatang.
Sumber : buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti k 13 kelas IX
Dia menjawab, “Wahai Rasul, aku membeli unta ini dengan harga mahal, tetapi binatang ini tidak mau menuruti perintahku. Lebih baik aku menyembelihnya sehingga dagingnya bisa dimakan dan kuberikan kepada orang-orang yang membutuhkannya”.
“Mengapa kamu tidak menurut padanya?” Tanya Nabi kepada unta itu.
“Wahai Rasul, aku tidak bermaksud begitu, tapi dia telah berlaku tidak baik. Dia sering tertidur dan lupa melakukan salat isya. Jika dia berjanji rajin salat isya, maka aku akan menurut padanya.”
Nabi pun menyuruh pemilik unta itu untuk berjanji. Kemudian Nabi menyerahkan unta yang dapat berbicara itu kepadanya. Unta dan pemiliknya kemudian berjalan pulang.
Sumber: Belajar Bijaksana dari Kehidupan Binatang.
Sumber : buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti k 13 kelas IX