Bahan Pewarna

Pernahkah kamu membeli kue atau minuman dengan warna mencolok? Terbuat dari apakah warna tersebut? Apakah zat warna yang digunakan pada makanan tersebut berasal dari tumbuhan? Perhatikan kedua gambar di atas. Gambar 6.4 menunjukkan sayur-sayuran yang berwarna-warni. Warna yang diperoleh dari sayuran adalah pewarna alami. Gambar 6.5 menunjukkan pewarna buatan atau sintetis. Pewarna makanan sintetis dibuat dari berbagai macam bahan. Pelajarilah kegiatan “Ayo Kamu Lakukan” untuk mengetahui adanya pewarna alami atau buatan pada makanan atau minuman.

a. Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, misalnya dari tumbuhan dan hewan. Banyak sekali bahan-bahan di sekitarmu yang dapat dipakai sebagai pewarna alami. Daun suji dan daun pandan dipakai sebagai pewarna hijau pada makanan. Selain memberi warna hijau, daun pandan juga memberi aroma harum pada makanan. Kakao sering digunakan untuk memberikan warna cokelat pada makanan. Pewarna alami mempunyai keunggulan, yaitu umumnya lebih sehat untuk dikonsumsi daripada pewarna buatan. Namun, pewarna makanan alami memiliki beberapa kelemahan, yaitu cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan, warnanya mudah rusak karena pemanasan, warnanya kurang kuat (pucat), dan macam warnanya terbatas.
Contoh Bahan Pewarna Alami
1. Biru Buah murbei, buah anggur
2. Kuning Kunyit
3. Orange Wortel
4. Hijau Daun suji
5. Cokelat Kakao, karamel
6. Merah Buah naga
7. Hitam Arang (tidak dianjurkan)

b. Pewarna Buatan
Saat ini, sebagian besar orang lebih senang menggunakan pewarna buatan untuk membuat aneka makanan yang berwarna. Bahan pewarna buatan dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibanding pewarna alami, yaitu harganya murah, praktis dalam penggunaan, warnanya lebih kuat, macam warnanya lebih banyak, dan warnanya tidak rusak karena pemanasan. Penggunaan bahan pewarna buatan untuk makanan harus melalui pengujian yang ketat untuk kesehatan konsumen.
Pewarna yang telah melalui pengujian keamanan dan yang diijinkan pemakaiannya untuk makanan dinamakan permitted colour atau certified colour. Penggunaan pewarna buatan secara aman sudah begitu luas digunakan masyarakat sebagai bahan pewarna dalam produk makanan.
Namun, di masyarakat masih sering ditemukan penggunaan bahan pewarna buatan yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
Contoh penggunaan pewarna sintetis yang tidak sesuai peruntukannya adalah penggunaan pewarna tekstil untuk makanan yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. Pewarna tekstil dan pewarna cat tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan karena pewarna cat dan tekstil biasanya mengandung logam-logam berat, seperti arsen, timbal, dan raksa yang bersifat racun bagi tubuh konsumennya.

Sumber : buku k13 Ilmu Pengetahuan Alam kelas VIII