Pancasila Dan Tahlilan
-----------------------------
Saya meriwayatkan 'bil makna' dari beberapa Kyai, yang meriwayatkan dari Al Maghfurlah KH Yasin Yusuf (Da'i terkenal dari Blitar Jatim) yang telah memberikan penafsiran sederhana dan unik tentang Pancasila yang dikaitkan dg Tahlilan.
----------------------------------
KH. Yasin Yusuf berkata :
-----------------------------
Saya meriwayatkan 'bil makna' dari beberapa Kyai, yang meriwayatkan dari Al Maghfurlah KH Yasin Yusuf (Da'i terkenal dari Blitar Jatim) yang telah memberikan penafsiran sederhana dan unik tentang Pancasila yang dikaitkan dg Tahlilan.
----------------------------------
KH. Yasin Yusuf berkata :
Kalau kita ingin melihat pelaksanaan Pancasila yang benar dan tepat
maka lihatlah orang Tahlilan yang biasanya diamalkan oleh orang NU.
Satu, orang tahlilan itu pasti baca surat Al-Ikhlas yang berbunyi Qulhu Allahu ahad Allahush shomad. Itulah KETUHANAN YANG MAHA ESA dan di dalam tahlil pasti baca itu. Yang artinya Tuhan itu satu. Dan juga pasti baca La ilaha illallah (Tiada Tuhan Selain Allah)
Kedua, orang tahlilan di lingkungan NU itu siapa pun boleh datang dan ikut, tidak ada seleksi, tidak ada pertanyaan, "Kamu bisa tahlil enggak? Kalau enggak bisa, tidak boleh ikut". Di lingkungan orang NU tidak seperti itu,”. Bahkan abangan atau non muslim pun boleh ikut dan orang yang membid'ah-bid'ahkan tahlil pun dipersilakan ikut, kalau mau. Tidak ada yang dibeda-bedakan. Itulah KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Ketiga, kalau melihat di kampung-kampung, orang tahlilan itu duduknya bersila semua. Tidak dibedakan duduknya seorang pejabat, kiai, santri dan orang biasa. Semuanya duduk bersila, rata. Di samping duduknya bersila semua, rangkaian dzikir2 yg dibaca pun sama dan seragam, cara bacanya pun bareng. Itulah PERSATUAN INDONESIA terdapat dalam sila ke tiga Pancasila.
Keempat, setelah itu, menjelang dimulai, di sanalah mereka mencari pemimpin, mereka saling tuding, saling tunjuk, tapi jg saling menolak jika ditunjuk. Satunya bilang "Anda saja yang mimpin" dan yang lainnya juga bilang "Anda yang lebih pantas,” Di sinilah terjadi musyawarah kecil-kecilan mencari seorang pemimpin tahlil. Setelah satu orang terpilih, maka dialah yang memimpin tahlil. Itulah KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
Kelima, setelah tahlil selesai, "Berkat" (bingkisan berupa makanan) dikeluarkan untuk diberikan kpd orang2 yang tahlillan. Semuanya mendapatkan "Berkat" yang sama tanpa ada perbedaan baik dalam bentuk, tampilan dan isinya, semuanya sama. Itulah makna KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA . Ya memang terkadang ada sedikit tambahan "Berkat" buat yang mimpin tahlil tapi wajarlah.
Salam NKRI Harga Mati
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1099954420076097&id=917223971682477
Satu, orang tahlilan itu pasti baca surat Al-Ikhlas yang berbunyi Qulhu Allahu ahad Allahush shomad. Itulah KETUHANAN YANG MAHA ESA dan di dalam tahlil pasti baca itu. Yang artinya Tuhan itu satu. Dan juga pasti baca La ilaha illallah (Tiada Tuhan Selain Allah)
Kedua, orang tahlilan di lingkungan NU itu siapa pun boleh datang dan ikut, tidak ada seleksi, tidak ada pertanyaan, "Kamu bisa tahlil enggak? Kalau enggak bisa, tidak boleh ikut". Di lingkungan orang NU tidak seperti itu,”. Bahkan abangan atau non muslim pun boleh ikut dan orang yang membid'ah-bid'ahkan tahlil pun dipersilakan ikut, kalau mau. Tidak ada yang dibeda-bedakan. Itulah KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Ketiga, kalau melihat di kampung-kampung, orang tahlilan itu duduknya bersila semua. Tidak dibedakan duduknya seorang pejabat, kiai, santri dan orang biasa. Semuanya duduk bersila, rata. Di samping duduknya bersila semua, rangkaian dzikir2 yg dibaca pun sama dan seragam, cara bacanya pun bareng. Itulah PERSATUAN INDONESIA terdapat dalam sila ke tiga Pancasila.
Keempat, setelah itu, menjelang dimulai, di sanalah mereka mencari pemimpin, mereka saling tuding, saling tunjuk, tapi jg saling menolak jika ditunjuk. Satunya bilang "Anda saja yang mimpin" dan yang lainnya juga bilang "Anda yang lebih pantas,” Di sinilah terjadi musyawarah kecil-kecilan mencari seorang pemimpin tahlil. Setelah satu orang terpilih, maka dialah yang memimpin tahlil. Itulah KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
Kelima, setelah tahlil selesai, "Berkat" (bingkisan berupa makanan) dikeluarkan untuk diberikan kpd orang2 yang tahlillan. Semuanya mendapatkan "Berkat" yang sama tanpa ada perbedaan baik dalam bentuk, tampilan dan isinya, semuanya sama. Itulah makna KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA . Ya memang terkadang ada sedikit tambahan "Berkat" buat yang mimpin tahlil tapi wajarlah.
Salam NKRI Harga Mati
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1099954420076097&id=917223971682477