Folklor, crita tak terbukukan

Mengakujenius.com – Jejak masyaraat Indonesia sebelum mengenal tulisan dapat ditelusuri melalui folklor, mitologi, legenda, dongeng, lagu daerah, dan upacara adat. Sebelum kita membahas semuanya, terlebih dahulu kita akan mempelajari mengenai pengertian, macam-macam, dan jenis folklor dalam sejarah Indonesia. Sebelum kita membahasnya lebih jauh, alangkah baiknya kita mengetahui beberapa penjelasan berikut ini.
Pengertian Folklor
Kata “folklor” berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata “folk” dan “lore”. Kata folk berarti sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri fisik yang sama, sedangkan kata lore berarti kebudayaan yang diwariskan secara lisan atau dengan alat bantu untuk mengingat kebudayaan itu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa yang dimaksud folklore yaitu, adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun tetapi tidak dibukukan.
Nah, dari beberapa penjelasan di atas kita dapat mengathui mengenai pengertian folklore dalam konteks memahami sejarah Indonesia. Selanjutnya kita akan membahas mengenai ciri-ciri folklore secara umum.
Ciri-ciri Folklor
1. Folklore diciptakan, disebarkan, dan diwariskan secara lisan (dari mulutke mulut), dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2. Folklore bersifat tradisional, tersebar di wilayah (daerah tertentu) dalam bentuk rekatif tetap, disebarkan dantara kelompok tertentu dalam waktu yang relatif lama, dan paling sedikit adalah dua generasi.
3. Folklore menjadi milik bersama dari kelompok tertentu karena pencipta pertamanya sudah tidak diketahui sehingga anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya meski tidak diketahui penciptanya.
4. Folklore memiliki kegunaan dlam kehidupan bersama, diantaranya sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan yang terpendam.
Macam-macam Folklor
Menurut Jan Harold Brunvard, ahli folklore dari Amerika Serikat, Folklore dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tioenya adalah sebagai berikut.
A. Folklore lisan
Folklore lisan merupakan folklore yang bentuknya murni lisan, yang diciptakan, disebarluaskan, dan diwariskan secara lisan. Folklore lisan ini terlihat pada bentuk bahasa, ungkapan, cerita prosa, puisi, dan lain lain.
Untuk membahasnya lebihlanjut, folklore lisan dapat dipahami dalam beberapa bentuk berikut ini
1. Bahasa rakyat adalah bahasa yang diadikan sebagai alat komunikasi diantara rakyat dalam suatu masyarakat atau bahasa yang dijadikan sebagai sarana pergaulan dalam hidup sehari-hari, seperti logat, dialek, kosa kata bahasanya, dan julukan.
2. Ungkapan tradisional adalah ungkapan pendek yang disarikan dari pengalaman yang panjang. Peribahasa biasanya mengandung kebenaran dan kebijaksanaan, seperti peribahasa dan pepatah.
3. Pertanyaan tradisional (teka-teki). Menurut Alan Dundes, teka-teki adalah ungkapan lisan tradisional yang mengandung satu atau lebih unsur pelukisan, dan jawabanya harus diterka.
4. Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah memiliki bentuk tertentu. Fungsinya sebagai alat kendali sosial, untuk hiburan, untuk memulai suatu permainan, dan mengganggu orang lain. Contohnya pantun, syair, dan sajak.
5. Cerita prosa rakyat merupakan suatu cerita yang disampaikan secara turun-temurun (dari mulut ke mulut) di dalam masyarakat. Contohnya adalah mite, legenda, dan dongeng.
6. Nyanyian rakyat adalah sebuah tradisi lisan dari suatu masyarakatyang diungkapkan melalui nyanyian atau tembang-tembang tradisional. Berfungsi rekreatif, atau mengusir kebosanan hidup sehari-hari ataupun untuk menghindari dari kesukaran hidup sehingga dapat menjadi semacam pelipur lara. Contohnya lagu-lagu dari berbagai daerah.
B. Folklor Sebagian Lisan
Merupakan folklore yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan. Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial. Yang termasuk dalam folklor sebagian lisan adalah sebagai berikut.
1. Kepercayaan rakyat terhadap (takhayul), kepercayaan ini sering dianggap tidak berdasarkan logika karena tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, menyangkut kepercayaan dan praktik (kebiasaan). Dan diwariskan melalui media tutur kata.
2. Permainan rakyat, disebarkan melalui tradisi lisan dan banyak disebarkan tanpa bantuan orang dewasa. Contohnya teplak, galasin, bekel, dan main lompat tali.
3. Teater rakyat
Teater raktyat sering dipentaskan untuk memberikan hiburan serta sarat akan nasehat-nasehat yang baik. Serta pesan moral yang di tampilkan dalam terater rakyat.
4. Tari rakyat
Tari rakyat merupakan tarian tradisonal yang tumbuh dan dikembangkan melalui daerah-daerah tertentu yang memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing. Contohnya tari saman dari Aceh.
5. Pesta rakyat
Pesta rakyat diadakan untuk memperingati acara tertentu seperti menyambut penen raya, menyambut hari raya besar, dan lain-lain.
6. Upacara adat yang berkembang di masyarakat didasarkan oleh adanya keyakinan agama atau kepercayaan masyarakat setempat. Upacara adat biasanya dilakukan sebagai ungkapan rasa terimakasih kepada kekuatan-kekuatan yang dianggap memberi perlindungan dan kesejahteraan kepada mereka.
C. Folklor Bukan Lisan
Folklor bukan lisan merupakan folklor yang bentuknya bukan lisan, akan tetapi pembuatannya diajarkan secara lisan. Biasanya meninggalkan bentuk materiel yang berupa artefak. Hal yang termasuk folklor bukan lisan adalah sebagai berikut.
1. Arsitektur rakyat yang berupa (prasasti, bangunan-bangunan suci). Arsitektur merupakan sebuah seni atau ilmu merancang bangunan.
2. Kerajinan tangan rakyat. Awalnya dibuat hanya sekadar untuk mengisi waktu senggang dan untuk kebutuhan rumah tangga.
3. Pakaian/perhiasan tradisional yang khas dari masing-masing daerah yang berbeda.
4. Obat-obatan tradisional (kunyit dan jahe sebagai obat masuk angin.
5. Masakan dan minuman tradisional.