Manfaat belajar sejarah

Mempelajari sejarah berarti belajar memahami masa lalu, masa kini, dan masa depan.Belajar sejarah juga berarti merasakan dan menghayati semangat zaman (Zeit Geist) yang terkandung dalam setiap peristiwa sejarah di masa lalu. Kesadaran akan masa lalu dapat menjadi pedoman dalam melangkah di masa depan.Dalam mempelajari sejarah niscaya kita akan mampu memahami, menilai, dan mengambil keputusan secara lebih cermat dan bijaksana. Oleh karena itu, kegunaan sejarah dapat dilihat secara intrinsik dan kestrinsik. Berikut ini adalah penjelasannya lengkap.

Guna Sejarah Secara Intrinsik
Secara intrinsik, sejarah berguna sebagai ilmu, untuk mengetahui masa lampau sebagai pernyataan pendapat, dan sebagai profesi. Sebagai ilmu, sejarah adalah ilmu yang terbuka dan berkembang baik dari sudut teori maupun metodenya. Perkembangan ini menunjukan bahwa sejarah selalu responsif terhadap perkembangan kebutuhan masyarakat. Perkembangan teori terlihat dalam pencanangan perlunya nasionalisme dalam penulisan sejarah pada Seminar Sejarah I di Yogyakarta. Setelah pencanangan tersebut , ada pergantian “sejarah dari geladak kapal” ke sejarah yang indosentrisme. Perkembangan dalam metode sejarah pada masa ini terlihat dari penggunaan bahasa sehari-hari dalam penulisan sejarah dan dari kesempatan yang diberikan kepada siapapun untuk menjadi sejarawan, asalkan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sebagai ilmu.
Ilmu sejarah sangat dibutuhkan dalam upaya menjelaskan berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan manusia di masa lalu. Ilmu sejarah akan membantu kita memahami berbagai peristiwa penting yang mempengaruhi peradaban umat manusia sepanjang masa. Dalam konteks ini ilmu sejarah memiliki arti dan peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Secara umum arti penting ilmu sejarah dalam kehidupan bermasyarakat adalah sebagai tiang pegangan untuk melangkah ke masa depan. Dengan mempelajari sejarah kita akan dapat memahami apa yang telah terjadi dimasa lalu, apa yang kita lakukan di masa kini, dan apa yang bisa kita lakukan di masa depan. Dengan demikian, arti penting sejarah adalah sebagai kompas petunjuk arah kemajuan suatu masyarakat.

Guna Sejarah Secara Ekstrinsik
Secara Ekstrinsik sejarah dapat memberikan sumbangan dari berbagai aspek pendidikan diluar kepentingan keilmuan sejarah. Sejarah memiliki fungsi pendidikan moral, penalaran politik, kebijakan, perubahan, masa depan, keindahan, dan ilmu bantu. Peran pendidikan moral sejarah dapat dilihat dari berbagai peristiwa sejarah yang dikandungya. Di dalam berbagai peristiwa sejarah terdapat contoh-contoh tindakan dan sikap moral yang dapat diteladani atau yang harus dihindari. Misalnya dalam pergerakan nasional banyak contoh tentang tindakan yang benar dan yang salah, baik buruk, cinta dan benci, atau merdeka dan terjajah.
Peran sejarah sebagai pendidikan penalaran dapat dilihat melalui hubungan sebab akibat yang dikandung dalam setiap peristiwa sejarah. Hubungan sebab akibat ini mengantar orang yang mempelajari sejarah untuk tidak berfikir monokasual (yaitu pikiran yang menyatakan bahwa peristiwa yang terjadi karena satu alasan). Cara berfikir monokasual menafikan kesadaran manusia dan membuat manusia berfikiran sempit. Sejarah harus membuat orang berfikir plurikasual (yaitu beranggapan bahwa suatu peristiwa disebabkan oleh banyak hal. Dengan berfikiran seperti itu, segala sesuatu akan dilihat secara multidimensional.
Di Indonesia sendiri, peran sejarah sebagai pendidikan politik ditunjukan oleh ormas-ormas, antara lain melalui berbagai pelatihan. Disini perlu ditanamkan pendidikan mengenai sejarah organisasi. Sejarah sebagai pendidikan kebijakan diperlukan oleh semua lembaga penelitian. Untuk menentukan suatu kebijakan diperlukan pandangan tentang lingkungan, masyarakat dan sejarah. Misalnya, kebijakan perpajakan diambil dengan lebih dahulu mengetahui sejarah ekonomi bangsa, khususnya dalam kebijakan fiskal di masa sebelumnya, seperti sebagaimana pajak ditarik pada masa indonesianisasi atas usaha-usaha asing.
Peran sejarah sebagai pendidikan perubahan sangat diperlukan sebagai politisi, ormas-ormas, usaha-usaha, dan pribadi-pribadi. Dalam mempelajari sejarah, kelompok politisi dapat mengantisipasi sejarah gelagat perubahan. Sebagai rekonstruksi masa lalu, sejarah tidak hanya membangun masa lalu itu untuk kepentingan masa lalu sejarawan saja. Sejarah sebagai kisah nyata pengalaman hidup manusia yang unik dapat digunakan untuk memprediksi dan mengantisipasi kejadian berikutnya yang memiliki kecenderungan yang sama dengan pengalaman tersebut. Pengantisipasian sejarah tidak hanya penting bagi politisi, tapi juga bagi ormas. Mereka perlu mengenalkan kepada anggotanya tentang pentingnya pengelolaan perubahan untuk menghindari moral, penalaran, konservatisme atau radikalisme yang dapat merusak organisasi. Hal yang sama juga berlaku bagi pribadi-pribadi.Autobiografi dan biografi yang banyak bercerita tentang perubahan akan memberi inspirasi untuk melangkah.
Sejarah negara-negara yang sudah maju seperti Amerika Serikat dan Jepang yang sudah lama menjadi negara industri perlu dipelajari oleh negara-negara yang sedang melakukan industrialisasi. Hal itu ditempuh agar dimasa depan mereka dapat menghindari masalah-masalah seperti yang dihadapi negara-negara industri yang telah maju, suatu bangsa dapat merancang masa depannya sendiri.
Ketika seseorang pergi ke candi dan menemukan lukisan di dinding candi, dia dapat membayangkan keindahan pada saat lukisan itu dibuat. Ketika kita membaca sejarah kota-kota kuno di Eropa, seperti Yunani dan mesir kita dapat merasakan keindahan kota tersebut.
Dengan mempelajari sejarah, dampak-dampak dari peristiwa-peristiwa politis yang terjadi dapat dianalisis. Dengan mempelajari sejarah arsitektur, dapat direncanakan model-model arsitektur yang tepat dengan kondisi lingkungan dan zamannya. Dengan mempelajari sejarah kedokteran, misalnya kita dapat mengetahui cara menanggulangi epidemi di masa lalu. Dengan mempelajari sejarah perencanaan kota, kita dapat menyusun perencanaan kota yang tepat sehingga masalah yang terjadi di masa sebelumnya tidak terulang kembali.