Struktur teks ulasan terdiri atas orientasi, tafsiran, evaluasi, dan rangkuman.
Di samping menghasilkan struktur teks ulasan, siswa juga diminta menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen.
Unsur instrinsik, antara lain, tema, alur, plot, karakter, seting, sudut pandang.
Sedangkan unsur ekstrinsik, antara lain, unsur sosial, budaya, politik, psikologi, dan sebagainya.
a) Struktur Teks Ulasan
mengulas berdasarkan struktur teks ulasan yang terdiri atas orientasi (orientation), tafsiran (interpretative recount), evaluasi (evaluation), dan rangkuman (evaluative summation). Di dalam mengulas cerpen, hal penting yang harus siswa perhatikan adalah gambaran umum, ringkasan, serta kelebihan dan kekurangan dari cerpen tersebut.
b) Tema Cerpen “Nasihat untuk Anakku”
tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis cerita bukan sekadar mau bercerita, tetapi mau mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang mau dikatakannya itu bisa masalah kehidupan, pandangan hidupnya tentang kehidupan ini, atau komentar terhadap kehidupan ini. Semua kejadian dan perbuatan tokoh cerita, didasari oleh ide pengarang tersebut. Sebuah cerpen harus selalu mengatakan sesuatu, yaitu pendapat pengarang tentang hidup ini sehingga orang lain dapat mengerti hidup ini lebih baik.
Bagaimana pesan pengarang tersebut dikemukakan dalam cerpen? Pesan itu tentu saja tidak dikemukakan secara definitif. Pengarang menyatakan ide atau tema dalam unsur cerita. Dalam cerpen yang berhasil, tema justru tersamar dalam seluruh elemen.
Pengarang menggunakan dialog tokoh, jalan pikiran, perasaan, kejadian, latar cerita untuk mempertegas atau menyarankan isi temanya. Seluruh unsur cerita mempunyai satu arti saja dan satu tujuan. Yang mempersatukan segalanya itu adalah tema.
c) Plot Cerpen Nasihat untuk Anakku
Plot sering juga disebut alur cerita.
Contoh populer untuk menerangkan arti plot ialah begini:
“Raja mati “disebut jalan cerita,
Sedangkan “ raja mati karena sakit hati” adalah plot.
Apa yang disebut plot dalam cerita memang sulit dicari. Plot tersembunyi di balik jalannya cerita.
Jalan cerita bukanlah plot. Jalan cerita hanyalah perwujudan, bentuk wadah, bentuk jasmaniah dari plot. Guru menerangkan kepada siswa bahwa plot tidak sama dengan jalannya cerita. Contoh di atas jelas menunjukkan apa yang dimaksud dengan plot. Raja mati hanyalah bernilai berita, tidak mengandung plot, sedangkan raja mati karena sakit hati adalah plot karena tiba-tiba menjadi hiduplah imajinasi kita. Plot dengan jalannya cerita memang tidak bisa dipisahkan, tetapi harus dibedakan. Secara umum plot sering dikupas menjadi elemen-elemen berikut.
1) Pengenalan
2) Timbulnya konflik
3) Konflik memuncak
4) Klimaks
5) Pemecahan
d) Karakter
Ada beberapa jalan yang dapat menuntun kita sampai pada sebuah karakter, yaitu
(1) melalui apa yang dilakukan si tokoh,
(2) melalui ucapanucapan si tokoh,
(3) melalui penggambaran fisik tokoh,
(4) melalui pikiran-pikiran sang tokoh, dan
(5) melalui penerangan langsung (penulis membentangkan panjang lebar watak tokoh secara langsung.
e) Latar
Dalam cerpen modern latar telah digarap para penulis menjadi unsur cerita yang penting. Ia terjalin erat dengan karakter, tema, suasana cerita. Hanya tahu di mana suatu cerita terjadi tidak cukup. Latar dalam cerpen modern telah menjadi jalinan dengan unsur-unsur cerpen lainnya. Latar bukan hanya menunjukkan tempat dan waktu tetentu, melainkan juga hal-hal yang hakiki dari suatu wilayah, sampai pada macam debunya, pemikiran rakyatnya, gaya hidup mereka, dan sebagainya.
f) Sudut Pandang
Sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut pandang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita.
Pada dasarnya ada empat sudut pandang (point of view), yaitu
(1) sudut pandang serba tahu (omniscient point of view),
(2) sudut pandang objektif (objective point of view),
(3) sudut pandang orang pertama, dan
(4) sudut pandang orang kedua.
g) Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur pembentuk cerpen yang berada di luar cerpen. Unsur ekstrinsik cerpen tidak bisa lepas dari kondisi masyarakat pada saat cerpen tersebut dibuat. Unsur ekstrinsik ini memengaruhi penyajian, gaya, dan isi cerpen. Unsur ekstrinsik meliputi latar pengarang, politik, psikologi, sosial-budaya, dan agama.
Sumber :b uku K13 Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan kelas VIII
Di samping menghasilkan struktur teks ulasan, siswa juga diminta menganalisis unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen.
Unsur instrinsik, antara lain, tema, alur, plot, karakter, seting, sudut pandang.
Sedangkan unsur ekstrinsik, antara lain, unsur sosial, budaya, politik, psikologi, dan sebagainya.
a) Struktur Teks Ulasan
mengulas berdasarkan struktur teks ulasan yang terdiri atas orientasi (orientation), tafsiran (interpretative recount), evaluasi (evaluation), dan rangkuman (evaluative summation). Di dalam mengulas cerpen, hal penting yang harus siswa perhatikan adalah gambaran umum, ringkasan, serta kelebihan dan kekurangan dari cerpen tersebut.
b) Tema Cerpen “Nasihat untuk Anakku”
tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis cerita bukan sekadar mau bercerita, tetapi mau mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang mau dikatakannya itu bisa masalah kehidupan, pandangan hidupnya tentang kehidupan ini, atau komentar terhadap kehidupan ini. Semua kejadian dan perbuatan tokoh cerita, didasari oleh ide pengarang tersebut. Sebuah cerpen harus selalu mengatakan sesuatu, yaitu pendapat pengarang tentang hidup ini sehingga orang lain dapat mengerti hidup ini lebih baik.
Bagaimana pesan pengarang tersebut dikemukakan dalam cerpen? Pesan itu tentu saja tidak dikemukakan secara definitif. Pengarang menyatakan ide atau tema dalam unsur cerita. Dalam cerpen yang berhasil, tema justru tersamar dalam seluruh elemen.
Pengarang menggunakan dialog tokoh, jalan pikiran, perasaan, kejadian, latar cerita untuk mempertegas atau menyarankan isi temanya. Seluruh unsur cerita mempunyai satu arti saja dan satu tujuan. Yang mempersatukan segalanya itu adalah tema.
c) Plot Cerpen Nasihat untuk Anakku
Plot sering juga disebut alur cerita.
Contoh populer untuk menerangkan arti plot ialah begini:
“Raja mati “disebut jalan cerita,
Sedangkan “ raja mati karena sakit hati” adalah plot.
Apa yang disebut plot dalam cerita memang sulit dicari. Plot tersembunyi di balik jalannya cerita.
Jalan cerita bukanlah plot. Jalan cerita hanyalah perwujudan, bentuk wadah, bentuk jasmaniah dari plot. Guru menerangkan kepada siswa bahwa plot tidak sama dengan jalannya cerita. Contoh di atas jelas menunjukkan apa yang dimaksud dengan plot. Raja mati hanyalah bernilai berita, tidak mengandung plot, sedangkan raja mati karena sakit hati adalah plot karena tiba-tiba menjadi hiduplah imajinasi kita. Plot dengan jalannya cerita memang tidak bisa dipisahkan, tetapi harus dibedakan. Secara umum plot sering dikupas menjadi elemen-elemen berikut.
1) Pengenalan
2) Timbulnya konflik
3) Konflik memuncak
4) Klimaks
5) Pemecahan
d) Karakter
Ada beberapa jalan yang dapat menuntun kita sampai pada sebuah karakter, yaitu
(1) melalui apa yang dilakukan si tokoh,
(2) melalui ucapanucapan si tokoh,
(3) melalui penggambaran fisik tokoh,
(4) melalui pikiran-pikiran sang tokoh, dan
(5) melalui penerangan langsung (penulis membentangkan panjang lebar watak tokoh secara langsung.
e) Latar
Dalam cerpen modern latar telah digarap para penulis menjadi unsur cerita yang penting. Ia terjalin erat dengan karakter, tema, suasana cerita. Hanya tahu di mana suatu cerita terjadi tidak cukup. Latar dalam cerpen modern telah menjadi jalinan dengan unsur-unsur cerpen lainnya. Latar bukan hanya menunjukkan tempat dan waktu tetentu, melainkan juga hal-hal yang hakiki dari suatu wilayah, sampai pada macam debunya, pemikiran rakyatnya, gaya hidup mereka, dan sebagainya.
f) Sudut Pandang
Sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut pandang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita.
Pada dasarnya ada empat sudut pandang (point of view), yaitu
(1) sudut pandang serba tahu (omniscient point of view),
(2) sudut pandang objektif (objective point of view),
(3) sudut pandang orang pertama, dan
(4) sudut pandang orang kedua.
g) Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur pembentuk cerpen yang berada di luar cerpen. Unsur ekstrinsik cerpen tidak bisa lepas dari kondisi masyarakat pada saat cerpen tersebut dibuat. Unsur ekstrinsik ini memengaruhi penyajian, gaya, dan isi cerpen. Unsur ekstrinsik meliputi latar pengarang, politik, psikologi, sosial-budaya, dan agama.
Sumber :b uku K13 Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan kelas VIII