Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh dan hanya kembali
kepada-Nya. Tak ada yang luput dari pengetahuan Alloh segala yang
terjadi di ketinggian angkasa hingga di kedalaman samudra. Sholawat dan
salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Alloh Swt. berfirman, “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qoof [50] : 18)
Saudaraku, ucapan kita ini seperti anak panah, begitu lepas dari busurnya, ia akan melesat cepat tanpa bisa ditarik kembali, kemudian menemui sasaran lalu tertancap dengan kuat. Jika pun anak panah itu dilepas kembali, ia akan meninggalkan bekas. Jika bekas itu ditutupi hingga rapi, bekas itu tidak akan hilang.
Dalam salah satu hadits, Rosululloh Saw. bersabda, “Sesungguhnya ada seseorang di antara kalian yang mengucapkan suatu perkataan yang diridhoi Alloh, padahal dia sendiri menganggapnya tidak begitu penting, tapi karena ucapannya itu Alloh memberi keridhoan baginya sampai hari di mana ia menghadap Alloh pada hari kiamat. Dan, ada seseorang di antara kalian yang mengucapkan suatu perkataan yang dibenci oleh Alloh, padahal dia sendiri menganggapnya tidak begitu penting, tetapi karena perkataannya itu, Alloh mencatat kemurkaan baginya sampai hari di mana ia menghadap Alloh pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini mengingatkan kita untuk selalu sadar atas apa yang kita ucapkan, karena setiap kata-kata yang terlontar dari lisan kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Alloh Swt. Jangan sampai kita menganggap remeh celetukan-celetukan yang kerap kita lontarkan, karena bisa jadi celetukan-celetukan yang kita anggap remeh tersebut itulah yang mengundang murka Alloh.
Maka dari itu, senantiasalah berpikir dahulu sebelum berucap. Dan, senantiasa pikirkanlah apa yang sedang kita ucapkan. Pastikan bahwa yang kita ucapkan mengandung kebaikan dan kebenaran, sekalipun bentuknya adalah candaan. Jika yang kita ucapkan ternyata kata-kata kotor, mengandung dusta, ghibah atau fitnah, segeralah memohon ampun kepada Alloh Swt. Karena Alloh pasti sedang mendengar apa yang kita ucapkan. Tiada sekecil apapun urusan yang luput dari pengetahuan-Nya.
Jika ada yang mengatakan “diam adalah emas” maka itu sungguh benar jika dibandingkan berbicara yang isinya keburukan dan kesia-siaan. Akan tetapi, jika berbicara isinya kebenaran, maka bisa dikatakan inilah intan permata. Karena selain bisa mengundang ridho Alloh Swt., juga bisa menularkan kebenaran tersebut kepada orang-orang yang mendengarkannya.
Saudaraku, lisan yang terpelihara adalah ciri dari keimanan. Semoga kita termasuk hamba-hamba Alloh yang beriman kepada-Nya, yang memelihara lisan ini demi mendapatkan keridhoan-Nya. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.[]
Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Editor : Rashid Satari
http://www.smstauhiid.com/ulama/aagym/aagym-pantang-asal-bicara/
Alloh Swt. berfirman, “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qoof [50] : 18)
Saudaraku, ucapan kita ini seperti anak panah, begitu lepas dari busurnya, ia akan melesat cepat tanpa bisa ditarik kembali, kemudian menemui sasaran lalu tertancap dengan kuat. Jika pun anak panah itu dilepas kembali, ia akan meninggalkan bekas. Jika bekas itu ditutupi hingga rapi, bekas itu tidak akan hilang.
Dalam salah satu hadits, Rosululloh Saw. bersabda, “Sesungguhnya ada seseorang di antara kalian yang mengucapkan suatu perkataan yang diridhoi Alloh, padahal dia sendiri menganggapnya tidak begitu penting, tapi karena ucapannya itu Alloh memberi keridhoan baginya sampai hari di mana ia menghadap Alloh pada hari kiamat. Dan, ada seseorang di antara kalian yang mengucapkan suatu perkataan yang dibenci oleh Alloh, padahal dia sendiri menganggapnya tidak begitu penting, tetapi karena perkataannya itu, Alloh mencatat kemurkaan baginya sampai hari di mana ia menghadap Alloh pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini mengingatkan kita untuk selalu sadar atas apa yang kita ucapkan, karena setiap kata-kata yang terlontar dari lisan kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Alloh Swt. Jangan sampai kita menganggap remeh celetukan-celetukan yang kerap kita lontarkan, karena bisa jadi celetukan-celetukan yang kita anggap remeh tersebut itulah yang mengundang murka Alloh.
Maka dari itu, senantiasalah berpikir dahulu sebelum berucap. Dan, senantiasa pikirkanlah apa yang sedang kita ucapkan. Pastikan bahwa yang kita ucapkan mengandung kebaikan dan kebenaran, sekalipun bentuknya adalah candaan. Jika yang kita ucapkan ternyata kata-kata kotor, mengandung dusta, ghibah atau fitnah, segeralah memohon ampun kepada Alloh Swt. Karena Alloh pasti sedang mendengar apa yang kita ucapkan. Tiada sekecil apapun urusan yang luput dari pengetahuan-Nya.
Jika ada yang mengatakan “diam adalah emas” maka itu sungguh benar jika dibandingkan berbicara yang isinya keburukan dan kesia-siaan. Akan tetapi, jika berbicara isinya kebenaran, maka bisa dikatakan inilah intan permata. Karena selain bisa mengundang ridho Alloh Swt., juga bisa menularkan kebenaran tersebut kepada orang-orang yang mendengarkannya.
Saudaraku, lisan yang terpelihara adalah ciri dari keimanan. Semoga kita termasuk hamba-hamba Alloh yang beriman kepada-Nya, yang memelihara lisan ini demi mendapatkan keridhoan-Nya. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.[]
Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Editor : Rashid Satari
http://www.smstauhiid.com/ulama/aagym/aagym-pantang-asal-bicara/