IKUT THORIQOH KALAU MASIH PUNYA TV

KIAI HASANI NAWAWIE SIDOGIRI: MESKI IKUT THORIQOH KALAU MASIH PUNYA TV, ITU THORIQOH GENDENG
=============================
Kiai Hasani Nawawie (1924-2001 M.) Sidogiri, Kraton, Pasuruan adalah seorang kiai yang populer dengan kezuhudannya. Dalam dahar (makan), keseharian beliau cukup dengan nasi putih dengan kerupuk dan kecap. Terkadang beliau juga menjadkan kentang rebus dan tempe mendol sebagai menu makanan.
Sehari sebelum wafat, kondisi beliau semakin parah. Dokter yang memeriksanya menganjurkan agar makan lebih banyak, tapi Kiai Hasani beralasan sejak remaja beliau tidak pernah makan banyak.
Akhirnya, dokter hanya menyarankan agar yang penting perut tetap terisi makanan meskipun sedikit.
Disamping pada dirinya sendiri, Kiai Hasani juga menerapkan pendidikan zuhud pada keluarganya. Beliau melarang keras keluarganya keluar rumah tanpa disertai mahram. Wanita yang bukan mahram tidak boleh masuk ke dalem (kediaman beliau). Kiai Hasani juga melarang keluarganya menonton televisi apalagi sampai memiliki. Dalam pandangan beliau, televisi punya peran besar dalam membentuk moral.
“Meski ikut thoriqoh, kalau masih ngingu (punya) TV, itu thoriqoh gendeng (goblok),” tandas beliau suatu hari mengomentari media hiburan plus sarana informasi itu.
Pernah suatu waktu Kiai Hasani berkata, “Sebetulnya, sekarang pun saya mampu membeli Mercedes keluaran terbaru. Akantetapi, saya takut masyarakat mempunyai pemahaman keliru bahwa menjadi kiai itu enak. Lalu meraka memondokkan anaknya ke pesantren biar jadi kiai sehingga hidupnya enak.”
==============================
Disadur dari buku "Jejak Langkah Masyaikh Sidogiri (1)"