Kisah Dakwah 25 Rasul 1

Kalian diharapkan sudah hafal nama 25 rasul yang wajib kita ketahui. Oleh karena itu, selanjutnya marilah kita pelajari sebagian dari kisah dan perjuangannya dalam berdakwah.

1) Nabi Adam a.s.
Nabi Adam a.s. adalah manusia pertama yang diciptakan Allah Swt. Beliau adalah cikal-bakal dari seluruh umat manusia yang ada di bumi ini. Nabi Adam diciptakan oleh Allah dari tanah liat yang kering yang berasal dari lumpur hitam.
Pada mulanya Nabi Adam a.s. tinggal di surga dan Allah kemudian menciptakan Hawa untuk menemaninya. Namun, mereka berdua tergoda tipu daya dan dusta setan. Mereka memakan buah yang dilarang oleh Allah Swt. Mereka berdua kemudian diturunkan ke bumi. Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi kita bahwa setan itu selalu menginginkan manusia agar terjerumus dalam kesesatan dan kebohongan. Maka kita harus berhati-hati terhadap segala tipu daya setan.
Di samping sebagai manusia yang pertama, Nabi Adam a.s. juga menjadi rasul yang pertama dengan menerima wahyu atau petunjuk-petunjuk dari Allah. Sebagaimana firman Allah Swt.:
Artinya : “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (Q.S. al-Baqārah/2 : 37)
Kehidupan Nabi Adam a.s. dan istrinya, Hawa terus berlanjut sehingga turun temurun dan semakin banyaklah jumlah manusia di muka bumi. Nabi Adam a.s. mengajarkan agar anak dan cucunya senantiasa taat kepada Allah dan menjauhi tipu daya setan.

2) Nabi Idris a.s.
Nabi Idris a.s. adalah keturunan keenam dari Nabi Adam a.s. Beliau merupakan manusia pertama dari keturunan Nabi Adam a.s. yang menjadi utusan Allah Swt.
Nabi Idris a.s. berdakwah untuk meluruskan kembali agama Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah dan menyembah hanya kepada Allah Swt. Beliau memberi beberapa pedoman dasar dalam hidup bagi umat- Nya agar selamat dari perbuatan dusta dan maksiat kepada Allah Swt. Keterangan mengenai Nabi Idris a.s. disebutkan dalam Q.S. Maryam/19 : 56-57:
Artinya: “ Dan ceritakanlah (Muhammad), kisah Idris di dalam kitab (al-Qur’ān). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi, dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”(Q.S. Maryam/19:56-57)

3) Nabi Nuh a.s.
Nabi Nuh a.s. adalah keturunan yang kesembilan dari Nabi Adam a.s. Beliau diutus kepada kaumnya yang bernama Bani Rasib yang selalu mendustakan Allah dan menyembah berhala-berhala. Nabi Nuh diutus untuk berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat. Beliau mengajak mereka untuk kembali menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala.
Nabi Nuh a.s. mengajarkan agar kaumnya melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit, bumi, matahari, rembulan, siang, malam, dan seluruh kekayaan bumi berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia. Semua itu merupakan bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Allah yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri. Namun, kaum Nabi Nuh a.s. sebagian besar mendustakan apa yang dikatakan oleh utusan Allah yang mulia ini. Firman Allah Swt. :
Artinya:” Kemudian mereka mendustakannya (Nuh), lalu Kami selamatkan dia dan orang yang bersamanya di dalam kapal, dan Kami jadikan mereka itu khalifah dan kami tenggelamkan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah sebagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.” (Q.S. Yunus/10:73)
Puluhan bahkan ratusan tahun Nabi Nuh a.s. berdakwah. Namun, sebagian besar dari mereka tetap menyekutukan Allah Swt. Mereka menyombongkan diri dan berani kepada Nabi Nuh karena merasa memiliki kedudukan, kekayaan, dan kepandaian melebihi Nabi Nuh a.s. Sebagai pelajaran bagi umat manusia berikutnya Allah kemudian menurunkan azab berupa banjir disertai angin topan yang sangat hebat. Saat itu kaumnya banyak yang tenggelam termasuk anaknya yang bernama Kan’an dan istrinya.

4) Nabi Hud a.s.
Nabi Hud a.s. berasal dari kaum ‘Ad. Beliau keturunan bangsa Arab yang bertempat tinggal di bukit-bukit pasir. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yang subur dengan sumber-sumber airnya yang mengalir dari segala penjuru sehingga memudahkan mereka menanam berbagai macam bahan makanan. Kampung halaman mereka tampak indah dengan taman bunga yang asri. Mereka hidup makmur, sejahtera, dan bahagia. Dalam waktu yang singkat kaum ‘Ad berkembang biak dan menjadi suku yang besar. Namun kemakmuran itu tidak membuat mereka bersyukur. Harta dan kemakmuran itu membuat mereka lupa kepada Allah Swt. Dengan kemakmuran itu mereka menjadi sombong, dusta, dan menyekutukan Allah Swt. Allah kemudian mengutus Nabi Hud a.s. untuk berdakwah, mengajak mereka kembali taat, jujur, dan menyembah hanya kepada Allah Swt.
Apa yang terjadi? Ternyata sebagian besar dari mereka tetap zalim dan ingkar. Allah kemudian mengirimkan azab berupa angin dingin yang sangat kencang disertai petir yang menyambar-nyambar sehingga memusnahkan kaum ‘Ad. Kisah ini sebagaimana firman Allah Swt.:
Artinya:” Lalu mereka benar-benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur, dan Kami jadikan mereka (seperti) sampah yang dibawa banjir, maka binasalah bagi orang-orang yang zalim.” (Q.S. al-Mu’minūn/23:41)

5) Nabi Shaleh a.s.
Nabi Shaleh a.s. diutus oleh Allah kepada Kaum Tsamud. Kaum Tsamud terjerumus dengan menyembah berhala dan mendustakan Nabi Shaleh a.s. Untuk meyakinkan umatnya, Nabi Shaleh a.s. diberi mukjizat oleh Allah berupa seekor unta betina yang dikeluarkan dari celah batu dengan izin Allah Swt. Peristiwa ini bertujuan untuk menunjukkan kebesaran Allah kepada kaum Tsamud.
Malangnya kaum Tsamud masih mengingkari ajaran Shaleh, mereka malah membunuh unta betina tersebut. Peristiwa itu menunjukkan bahwa mereka sangat sombong dan ingkar kepada Allah Swt. Allah mengirimkan azab berupa suara bergemuruh dari gempa yang luar biasa sehingga memusnahkan semuanya. Sebagaimana firman Allah Swt.:
Artinya: “Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya.” (Q.S. Hμd/11:67)

6) Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Ibrahim a.s. memiliki gelar “Khal³lull±h” yang artinya kekasih Allah. Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim a.s. dari kezaliman Raja Namrud.
Dikisahkan bahwa Raja Namrud merupakan raja yang sangat cerdas. Namun kecerdasannya itu membuat dia sombong dan mendustakan Allah. Dia memaksa dan membohongi rakyatnya untuk menyembah dirinya dan berhala.
Allah kemudian mengutus Rasul yang sangat cerdas. Kecerdasan Ibrahim mampu mengalahkan kecerdasan Namrud. Meskipun tidak dapat menyadarkan Namrud, Nabi Ibrahim a.s. berhasil membuka pikiran rakyat di kerajaan itu, sehingga banyak di antara mereka yang kembali beriman kepada Allah Swt.
Beliau mempunyai dua istri yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah. Dengan Siti Hajar beliau mempunyai seorang anak yang bernama Ismail sedangkan dengan Siti Sarah mempunyai seorang anak yang bernama Ishaq.
Beliaulah yang membangun Ka’bah sebagai rumah untuk beribadah yang dibantu oleh anaknya Nabi Ismail. Adapun batu untuk berpijak pada saat pembangunan Ka’bah (Baitullah) yang dikenal dengan “Maqam Ibrahim”. Sebagaimana firman Allah Swt.
Artinya:”sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat ibadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”.(Q.S. Ali-Imrān/3:96)

7) Nabi Lut a.s.
Nabi Lut a.s. diutus oleh Allah kepada kaumnya, yakni kaum Sadum. Kaum ini telah melakukan kemungkaran yang melewati batas. Mereka memiliki kebiasaan berhubungan seksual dengan sesama jenis. Laki-laki menyukai laki-laki dan perempuan menyukai perempuan. Mereka senang melakukan kejahatan-kejahatan, perampokan, serta pembunuhan.
Allah kemudian mengutus Nabi Lut a.s. untuk mengajak mereka agar kembali ke jalan yang benar. Nabi Lut a.s. mengajak agar kembali taat kepada Allah dan kembali ke fitrah manusia untuk suka dan menikah kepada lawan jenis, bukan kepada sesama jenis.
Kaum Sadum tidak menggubris dakwah Nabi Lut a.s. Mereka tetap pada pendiriannya. Allah kemudian memberikan azab-Nya berupa hujan batu dari tanah yang panas sebagaimana firman Allah Swt.
Artinya: “Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya negeri kaum lut,, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar.”(Q.S. Hμd/11: 82)

8) Nabi Ismail a.s.
Nabi Ismail a.s. adalah seorang yang sangat sabar, penyantun, serta berhati lembut. Beliau selalu menepati janji, sebagaimana firman Allah Swt.
Artinya:” Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ismail di dalam kitab (al-Qur’ān). Dia benar-benar seorang yang benar janjinya, seorang Rasul dan Nabi.”(Q.S. Maryam/19:54)

9) Nabi Ishaq a.s.
Nabi Ishaq a.s. dilahirkan di desa Habrun. Beliau mempunyai putera Al Aish dan Nabi Ya’qub a,s. Beliau melanjutkan risalah agama yang dibawa oleh bapaknya yaitu Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ishaq a.s. dikenal dengan sifat ramah dan pandai hingga umatnya merasa senang, rukun, dan diberi kemakmuran yang berlimpah ruah oleh Allah Swt. Sebagaimana firman Allah Swt.:
Artinya: “Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai kekuatan-kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu (yang tinggi).”(Q.S. ¢±d/38:45)

10) Nabi Ya’qub a.s.
Nabi Ya’qub a.s. adalah putra dari Nabi Ishaq a.s. Dengan demikian beliau sekaligus menjadi cucu Nabi Ibrahim a,s. Di dalam al-Qur’ān nama beliau sering disandingkan dengan Nabi Ibrahim a.s.
Dikisahkan bahwa Nabi Ya’qub menikah dengan dua perempuan kakak beradik bernama Layla dan Rahil. Perlu kalian ketahui bahwa pada zaman itu menikahi dua perempuan bersaudara tidak dilarang. Dari pernikahannya dengan Rahil itu, Nabi Ya’qub memiliki dua anak yakni Bunyamin dan Nabi Yusuf a.s. Kepada anak-anaknya, Nabi Ya’qub a.s. senantiasa berwasiat agar menjadi orang yang beriman kepada Allah Swt., firman Allah :
Artinya:” Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (Q.S. Al-Baqārah/2:132)

11) Nabi Yusuf a.s.
Nabi Yusuf a.s. adalah putera yang disayangi oleh Nabi Ya’qub a.s. Ini disebabkan tidak lain karena Nabi Yusuf a.s. memiliki akhlak yang mulia. Ia juga dianugerahi wajah yang sangat tampan.
Nabi Yusuf a.s. memiliki kelebihan dapat menafsirkan mimpi. Dengan kelebihannya itulah pada akhirnya mengantarkan Nabi Yusuf a.s. menjadi bendahara di kerajaan Mesir. Saat beliau menjadi bendahara kerajaan, negeri Mesir dipimpin oleh Raja Qi¯fir yang tidak lain adalah suami Zulaikha. Kelebihan yang dimiliki oleh Nabi Yusuf a.s. tersebut dijelaskan dalam firman Allah Swt.:
Artinya: “Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.” (Q.S. Yμsuf/12:55)

Sumber : buku k13 PAI kelas VIII