Ma'rifatullah sebagai ilmu sejati.

Menurut Pangersa Abah Anom walaupun seseorang memiliki kemampuan luar biasa bisa terbang, tubuh menjadi seribu dalam satu waktu, berjalan di atas air dan lain sebagainya, belum dianggap mencapai kesempurnaan kalau belum berma’rifat kepada Allah. 
Banyak orang yg telah menjadi murid Abah Anom, sering sowan ke Suryalaya untuk mengadu berbagai masalah yang telah menimpanya kepada Abah Anom tetapi Abah Anom hanya menjawab: 'teruskan dzikirmu!’.
Bahkan meskipun dalam berdzikir sampai bisa terbang dan melayang-layang ke udara, lalu mengadu ke Abah, tapi Abah menjawab: ’teruskan dzikirmu, itu belum sempurna !!’. sampai ada juga yg pernah ketika berdzikir, lalu ketika menengok ke kanan, beliau melihat Rasulullah Saw dan ketika menengok ke kiri, melihat Syeikh Abdul Qodir Al-Jailaniy. Lalu sowan lagi ke tempat Pangersa Abah Anom, tapi lagi-lagi Abah menjawab: ’teruskan dzikirmu, karena itu belum sempurna !!’.
Abah Anom juga selalu mengetahui apabila ada diantara muridnya yang menyukai ilmu-ilmu kanuragan maupun kadigdayaan, maka beliau berpesan: letakkan dulu keilmuan yang telah engkau pelajari kemarin dan amalkanlah dzikir laa ilaaha illaalloh karena dzikir ini ibarat nasi, kalau sudah matang tinggal mencari lauk pauknya.
Karena keilmuan keparanormalan, kedigdayaan/kanuragan tersebut hanya tingkat kekanak-kanakan menurut Wali Mursyid yang Agung Pangersa Abah Anom (yang hakikatnya juga menurut Alloh). Ilmu semacam itu hanya mampu menembus alam jin, tapi tak mampu menembus alam Jabarut dan alam Lahut.
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1268521219867495&set=gm.692047600952971&type=3&theater