Pengesahan Anak/Penentuan Nasab.

    Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 155 :

ولا يثبت النسب إلا بالبينة الكاملة وهي رجلان فقط
Dan tidaklah tetap sahnya nasab (keturunan), kecuali dengan bukti yang sempurna, yaitu 2 orang saksi laki-laki.

    Kitab Fiqh Islami wa adillatuhu oleh Dr. Wahbah Az Zuhaili jilid 7 halaman 673 sebagai berikut :

النسب أقوى الدعائم التي تقوم عليها الأسرة , ويرتبط به أفرادها برباط دائم من الصلة تقوم على أساس وحدة الدم والجزئية والبعضية فالولد جزء من أبيه والأب بعض من ولده. ورابطة النسب هي نسيج الأسرة الذي لا تنفصم عراه وهو نعمة عظمي أنعمها الله على الإنسان إذ لولاها لتفككت أواصر الأسرة وذابت الصلات بينها ولما بقي أثر من حنان وعطف ورحمة بين أفرادها , لذا امتن الله عز وجل على الإنسان بالنسب فقال سبحانه :
Nasab adalah paling kuatnya tiang penyangga keluarga, sebab dengan nasab terikatlah individu-individu keluarga dengan ikatan yang kekal abadi dari silaturohim yang berdiri diatas dasar satunya darah, daging dan tulang-tulang manusia. Maka anak adalah bagian dari ayahnya demikian pula ayah adalah sebagian dari anaknya. Ikatan nasab adalah laksana tenunan keluarga yang tidak terputus talinya. Dan nasab adalah nikmat yang agung yang dianugerahkan Allah swt atas manusia, karena tanpa adanya ikatan nasab, maka akan terlepaslah ikatan keluarga dan akan mencairlah ikatan silaturohim. Oleh karena itu Allah swt. menganugerahkan atas manusia dengan nasab dan berfirman dalam surat 25 Al Furqon ayat 54 :
وهو الذى خلق من الماء بشرا. فجعله نسبا وصهرا وكان ربك قديرا
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushoharoh dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.

    Kitab Fiqh Islami wa adillatuhu oleh Dr. Wahbah Az Zuhaili jilid 7 halaman 673 - 674 sebagai berikut :

ومنع الشرع الأباء من إنكار نسب الأولاد وحرم على النساء نسبة ولد إلى غير أبيه الحقيقي فقال صلى الله عليه وسلم :
Bahwa agama melarang seorang ayah mengingkari anaknya sendiri dan mengharamkan seorang wanita yang menasabkan anaknya kepada selain ayahnya yang haqiqi, bersabda Nabi Muhammad saw. :
ايما امرأة ادخلت على قوم من ليس منهم, فليست من الله فى شيئ ولن يدخلها الله جنته,وأيمارجل جحدولده وهو ينظر الله احتجب الله تعالىمنه وفضحه على رؤوس الأولين والأخرين يوم القيامة. (رواه أبودود والنسائ وابن ماجه وابن حبان والحاكم عن أبى هريرة وهو صحيح).
Setiap orang perempuan yang memasukkan nasab anaknya pada suatu kaum, padahal (ia tahu) bahwa anak itu bukan dari golongan kaum tersebut, maka Allah SWT. tidak bertanggung jawab atas perbuatan perempuan tersebut dan tidak akan memasukkan ke surgaNya, dan setiap orang laki-laki yang mengingkari anaknya sendiri sedang ia tahu dan menyadari, maka Allah SWT. Akan menutup darinya dan akan membuka kejelekan-kejelekannya pada hari Kiamat dimuka pemuka-pemuka Awalin dan Akhirin (dari Abu Hurairah).

    Kitab Fiqh Islami wa adillatuhu oleh Dr. Wahbah Az Zuhaili jilid 7 halaman 674 sebagai berikut :

ومنع الشرع أيضا الأبناء من انتسا بهم إلى غير أبائهم فقال صلى الله عليه وسلم
Agama juga melarang pada anak-anak yang mengaku-ngaku ada hubungan nasab dengan selain ayahnya, besabda Hadist Nabi Muhammad saw :
من ادعى الى غير أبيه وهويعلم,فالجنة عليه حرام
Barang siapa (seorang anak) mengaku-ngaku ada hubungan nasab dengan bukan ayahnya sendiri, maka haram baginya masuk surga. (Hadist riwayat Ahmad, Bukhori, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah dari Abu Hurairah dan dia Shoheh).