.
Narkoba adalah singkatan dari
narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain “narkoba”, istilah lain yang
diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah
Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Semua istilah ini, baik “narkoba”
ataupun “napza”, mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko
kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah
senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu.Namun kini persepsi
itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang
semestinya.
Apabila narkoba atau napza diminum,
diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikam, berpengaruh terutama pada kerja otak
(susunan saraf pusat) san sering menyebabkan kertergantungan. Akibatnya, kerja
otak berubah (meningkat atau menurun). Demikian pula dengan fungsi vital organ
tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain)
Narkoba yang ditelan masuk ke
lambung, kemudian masuk ke pembuluh darah. Jika diisap, atau dihirup, zat
diserap masuk ke dalam pembuluh darah melalui saluran hidung dan paru-paru.
Jika zat disuntikan, langsung masuk ke aliran darah. Darah membawa zat itu ke otak.
Narkoba (narkotik, psikotropika, dan
obat terlarang) adalah istilah penegak hukum dan masyarakat. Narkoba disebut
berbahaya, karena bahan yang tidak aman digunakan atau membahayakan dan
penggunaannya bertentangan dengan hukum atau melanggar hukum. Oleh karena
itu, penggunaan, pembuatan, dan peredarannya diatur dalam undang-undang. Barang
siapa yang menggunakan dan mengedarkannya di luar ketentuan hukum, dikenai
sanksi pidana penjara dan hukuman denda.
Napza (narkoba, psikotropika, zat
akdiktif lain) adalah istilah dalam dunia kedokteran. Di sini penekanannya pada
pengaruh ketergantungannya. Oleh karena itu, selain narkotika dan psikotropika,
yang termasuk napza adalah juga obat, bahan atau zat, yang tidak diatur dalam
undang-undang, tetapi menimbulkan ketergantungan, dan sering disalahgunakan.
2.1.1 Berikut jenis-jenis narkoba
beserta penjelasan, dampak dan gejalanya:
- GANJA
– Ini dikenal juga dengan istilah Mariyuana, Cimeng, Gelek, Hasis
Terbuat dari tumbuhan Cannabis
Sativa.
Dampak: Motivasi rendah & susah
dikendalikan, depresi & paranoid, gangguan persepsi & berpikir; sulit
konsentrasi; gerakan lambat
Gejala: Murung, tegang, mudah marah,
rasa cemas berlebihan
- EKSTASI
– dikenal juga sebagai: Inex, enak, cui iin, flash, flipper, hammer
Dampak: kerusakan ginjal, hati &
otak, kehilangan ingatan dalam jangka waktu yang lama, menggigil, berkeringat
& muntah, tidak mampu untuk berpikir, melihat & menyelaraskan fungsi
tubuh
Gejala: rasa cemas berlebihan,
depresi, paranoid, kehilangan sensitifitas, akal sehat dan kesadaran. Sehingga
kematian dapat terjadi karena gangguan pemnuluh darah jantung, dehidrasi, &
pecahnya pembuluh darah di otak.
- KOKAIN:
dikenal juga sebagai Crack, daun koka, pstasta koka
Dampak: memicu serangan jantung,
stroke & gagal ginjal, perilaku agresif, gemetar berlebihan, pandangan
kabur, halusinasi
Gejala: mudah marah, depresi, cemas
& gelisah, kehilangan gairah untuk melakukan sesuatu
- HEROIN/PUTAW:
dikenal juga sebagai: White, Smack, Junk, Serbuk Putih, Medicine, Ubat
Dampak: detak jantung lemah &
sesak napas, kerusakan paru-paru, ginjal & hati, dapat menularkan virus HIV
A,B, D dan infeksi lainnya, sulit konsentrasi, penurunan kesadaran
Gejala: sulit tidur, mata &
hidung berarir, mudah marah & gelisah, tremor & kram tubuh, menggigil
& berkeringat, diare & muntah. Jika overdosis bisa menyebabkan kematian
karena pusat pernapasan di otak tertekan & lumpuh
- KETAMINE:
Dikenal juga sebagai Vit K, Kitkat, K, Spesial K
Dampak: sulit menggerakkan anggota
tubuh, gangguan persepsi, pendengaran, penglihatan, penciuman, sentuhan
& rasa, berhalusiansi
Gejala: sulit tidur, depresi, mudah
marah & tersinggung, ering menguap. Jika overdosis bisa menyebabkan
kesulitan bernapas dan kematian
- LYSERGIDE:
Acid, Trips, Blotters, Tabs, Stamps, Balck Sesame, Seed, Micro, Micro Dot
Dampak: Memacu detak jantung,
napas & temperatur tubuh, mati rasa, gangguan penglihatan, pendengaran,
penciuman, sulit berkonsentrasi
- SHABU
dikenal juga sebagai: Ice, Ubas, Methamphetamine
Dampak: gangguan fungsi hati, ginjal
dan urat syaraf, perilaku abnormal, mudah bingung, berkhayal &
berhalusinasi, mudah cemas & marah
Gejala: timbul rasa gelisah, cemas,
depresi & marah, susah tidur, pernafasan menjadi pendek, jantung berdebar,
hilang nafsu maka
- INHALANTS
digunakan dengan cara dihirup atau dihisap
Dampak: kerusakan permanen pada
otak, hati & ginjal, cenderung mengalami pendarahan pada hidung (mimisan),
kehilangan ingatan, sulit belajar & melihat sesuatu secara jelas,
kehilangan kendali tubuh, kram, nyeri dan batuk parah
GEJALA: pusing, gemetar, mudah
marah, sulit tidur
Hirupan mendadak dapat menyebabkan
serangan jantung, pecahnya pembuluh darah di otak, hingga kematian
- ERIMIN – 5
Contoh: Nimetazepam
Dampak: Sulit bicara, bergerak,
ketidakselarasan fungsi tubuh, gangguan berfikir dan pandangan, hilangnya
kesadaran
Gejala: cemas & gelisah,
insomnia, mudah marah, denyut jantung yang cepat, keringat berlebihan, kejang
& kram perut, mudah bingung, histeris. Jika Overdosis dapat menyebabkan
sulit bernapas dan kemmatian
- OPIUM/CANDU
Getah tanaman Papaver
Somniferum didapat dengan menyadap (menggores) buah yang hendak masak.
Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai “Lates”. Getah ini dibiarkan
mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah
diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang
dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam
zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat tua atau
coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam kemasan kotak kaleng dengan berbagai
macam cap, antara lain ular, tengkorak,burung elang, bola dunia, cap 999, cap
anjing, dsb. Pemakaiannya dengan cara dihisap.
Dahulu beberapa jenis narkoba alami.
Seperti opium (getah tanaman candu), kokain dan ganja, digunakan sebagai obat.
Akan tetapi, sekarang tidak digunakan lagi dalam pengobatan karena berpotensi
menyebabkan ketergantungan yang tinggi.
- KODEIN
Kodein termasuk garam / turunan dari
opium / candu. Efek kodein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk
menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau
cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.
- MORFIN
Morfin adalah hasil olahan dari
opium/candu mentah. Morfin merupaakan alkaloida utama dari opium ( C17H19NO3 )
. Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk
cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan.
2.2 PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Penyalahgunaan narkoba adalah
penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan, tetapi karena
ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih secara kurang teratur, dan
berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, mental,
dan kehidupan sosialnya. Karena pengaruh itulah narkoba disalahgunakan.
Sifat pengaruh itu sementara, sebab
setelah itu timbul rasa tidak enak. Untuk menghilangkan rasa tidak enak, ia
menggunakan narkoba lagi. Karena itu, narkoba mendorong seseorang memakainnya
lagi. Terjadinya kecanduan atau ketergantungan tidak berlangsung seketika,
tetapi melalui rangkaian proses penyalahgunaan, yaitu: pola coba-coba, pola
pemakaian sosial, pola pemakaian situasional, pola kebiasaan, dan yang terakhir
pola ketergantungan.
Pada proses seseorang menjadi
ketergantungan, pada tahap awal pemakaian ia masih dapat menghentikannya.
Namun, setelah terjadi ketergantungan, ia sulit kembali ke pemakaian sosial,
sekeras apapun ia berusaha, kecuali jika menghentikan sama sekali pemakaiannya.
Saat ia mencoba untuk meghentikan
pemakaian akan terjadi gejala putus zat. Gejala putus zat adalah gejala yang
timbul jika pemakaian zat dihentikan tiba-tiba atau dikurangi dosisnya.
Berat ringannya gejala putus zat
tergantung pada jenis zat narkoba, dosis yang digunakan, serta lama
pemakaiannya. Makin tinggi dosis yang digunakan dan makin lama pemakaiannya,
makin hebat gejala sakitnya.
NAMA :
SHERINA AURELIZA REVILIA
KELAS :
XII-8
ABSEN : 33