Satu-satunya yang benar-benar sempurna
hanyalah Allah. Segala hal selain Dia adalah dampak dari
kemahakuasaan-Nya. Ini seperti pancaran sinar matahari ke segala penjuru
alam, di mana pancaran tidak mengurangi kesempurnaan matahari.
melainkan salah satu bentuk kesempurnaannya. Yang bisa menjadi pertanda
kekurangannya adalah adanya matahari yang lain yang sepadan dengannya.
Alam pun demikian, merupakan pancaran dari cahaya kekuasaan-Nya dan
menjadi pertanda kemuliaan-Nya.
Manusia pada dasarnya menginginkan
kesempurnaan yang bersifat tunggal. Karena itu para guru sufi
mengatakan. “Tidak ada seorang pun manusia. kecuali di dalam batinnya
meneriakkan apa yang dikatakan oleh Firaun. ‘Aku adalah tuhanmu yang
paling tinggi.’ Namun. manusia tidak mendapatkan kesempatan untuk itu.”
Ketika jiwa manusia tidak sanggup mendapatkan puncak kesempurnaan
tersebut, nafsunya tetap tidak berhenti untuk mendapatkannya. Karena
itu. sifat ingin berkuasa ada dalam tabiatnya. Manusia pun ingin
menguasai segala hal yang ada bersamanya. la ingin menguasai hal-hal
yang bisa diubah dengan kekuasaannya, seperti tanah dan segala hal di
atasnya. dan hati manusia; ia pun ingin menguasai hal-hal yang tidak
bisa diubah dengan kekuasaannya. yaitu dengan cara menguasai ilmu dan
pengetahuan tentangnya, seperti langit. malaikat. Bintang-bintang, laut.
dan gunung. Manusia menguasai dinar dan dirham dengan cara
membelanjakannya. Adapun hati manusia, yang merupakan harta paling
berharga di atas bumi, dikuasai dengan membuatnya mencintai. Hati bisa
mencintai jika meyakini bahwa yang dicintainya memiliki kesempurnaan.
jadi, yang diinginkan hati adalah
kesempurnaan. Kesempurnaan sendiri bisa didapat dengan ilmu dan
kekuasaan atau kekuatan dan perbedaan kemampuan manusia pada
perkara-perkara ini tidaklah terbatas. Inilah yang menjadikan ilmu.
harta. dan kedudukan disukai manusia. Dibalik itu. ketiganya dikuasai
untuk memenuhi kebutuhan nafsu. Terdapat kekeliruan manusia dalam
mencintai ilmu dan kekuasaan. Karena itu. perlu ada penjelasan mengenai
hal ini.
Kesempurnaan ada yang bersifat hakiki
dan ada yang hanya khayalan atau palsu. Kesempurnaan yang hakiki sering
dicampuradukkan dengan yang palsu. Kesempurnaan ilmu hanya milik Allah
semata. Ilmu Allah meliputi semua pengetahuan dan bersifat sempurna.
Ilmu Allah pun tidak berubah dan tidak bakal hilang Seorang hamba akan
semakin dekat kepada Allah bilamana ilmunya semakin banyak Bilamana
ilmunya lebih jelas, lebih meyakinkan, dan lebih benar, tentu ia lebih
dekat lagi kepada-Nya. Bilamana ilmunya sudah bersifat pasti. tidak
berubah maka ia lebih dekat lagi kepada-Nya. Ilmu yang pertama adalah
ilmu yang berubah seperti pengetahuan bahwa Zaid sedang di rumah. Bisa
jadi Zaid kemudian keluar rumah sehingga pengetahuan bahwa Zaid sedang
di rumah tidak lagi benar. Termasuk ilmu yang bisa berubah adalah ilmu
tentang alam fana. Ilmu yang kedua adalah pengetahuan yang bersifat
azaly.
Adapun kekuasaan manusia bukanlah
kesempurnaan yang hakiki. Kekuasaan yang hakiki hanya milik Allah. Apa
yang terjadi setelah manusia berkehendak dan bergerak adalah Allah yang
mewujudkannya.
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz
http://www.alhabibahmadnoveljindan.org/hakikat-kedudukan-bagian-ke-2/