1. Pada masa tanam paksa, pemerintah kolonial Belanda melakukan pengawasan dan pengelolaan secara langsung terhadap kebijakan yang diterapkan di Indonesia. Pada masa liberal, pemerintah kolonial Belanda memberikan kebebasan kepada pihak swasta untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
2. PKI berhasil menempatkan dirinya sebagai partai besar dan melaksanakan pemberontakan terhadap Belanda pada tahun 1926. Pemberontakan tersebut dirancang oleh tokoh-tokoh PKI, seperti Sardjono, Budi Sutjitro, dan Sugono.
3. Para pemuda yang berada jauh dari kampung halaman terbentuk jati diri dan kepribadiannya. Mereka mengadakan pertemuan-pertemuan sehingga membangkitkan semangat kedaerahan asal tempat tinggalnya. Semangat kedaerahan kemudian mendorong berdirinya organisasi pemuda kedaerahan yang merupakan awal dari proses integrasi nasional.
4. Pendidikan memberikan pengetahuan baru dan membuka cakrawala pemikiran para pemuda Indonesia. Dengan mengenyam pendidikan, para pemuda mendapatkan informasi dari berbagai sumber sehingga mengetahui perkembangan politik dunia. Perkembangan politik dan munculnya faham-faham baru membangkitkan semangat nasionalisme di Indonesia.
5. Latar belakang intern munculnya nasionalisme di Indonesia adalah penderitaan yang dirasakan rakyat, munculnya kaum terpelajar, dan ingatan tentang kejayaan masa lalu. Latar belakang ekstern munculnya nasionalisme di Indonesia adalah kemenangan Jepang atas Rusia, nasionalisme di Asia dan Afrika, Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, dan Revolusi Rusia.
6. Emansipasi wanita dipelopori oleh R.A. Kartini. Dilanjutkan dengan gerakan wanita yang merupakan bagian dari organisasi lokal kedaerahan atau keagamaan. Namun, pada perkembangannya, tumbuh organisasi-organisasi perempuan yang berdiri sendiri, seperti Keradjinan Amai Setia, Pawiyatan Wanito, Wanito Hadi, Wanita Rukun Sentosa, dan Wanita Utomo. Kaum perempuan juga menerbitkan surat kabar dan mengadakan Kongres Perempuan I dan Kongres Perempuan II.
7. Mempersatukan organisasi-organisasi politik di Indonesia.
8. Kongres Pemuda I menerima dan mengakui cita-cita persatuan Indonesia. Kongres Pemuda II menghasilkan sumpah setia Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, Indonesia.
9. Kegagalan Petisi Sutardjo, kegentingan internasional akibat timbulnya fasisme, sikap pemerintah yang kurang memperhatikan kepentingan-kepentingan bangsa Indonesia.
10. Organisasi kedaerahan yang berdiri pada awal abad ke-19 telah memiliki semangat untuk berjuang melepaskan diri dari penjajahan. Namun, organisasi-organisasi tersebut bersifat kedaerahan dan masih dalam proses menuju persatuan.
2. PKI berhasil menempatkan dirinya sebagai partai besar dan melaksanakan pemberontakan terhadap Belanda pada tahun 1926. Pemberontakan tersebut dirancang oleh tokoh-tokoh PKI, seperti Sardjono, Budi Sutjitro, dan Sugono.
3. Para pemuda yang berada jauh dari kampung halaman terbentuk jati diri dan kepribadiannya. Mereka mengadakan pertemuan-pertemuan sehingga membangkitkan semangat kedaerahan asal tempat tinggalnya. Semangat kedaerahan kemudian mendorong berdirinya organisasi pemuda kedaerahan yang merupakan awal dari proses integrasi nasional.
4. Pendidikan memberikan pengetahuan baru dan membuka cakrawala pemikiran para pemuda Indonesia. Dengan mengenyam pendidikan, para pemuda mendapatkan informasi dari berbagai sumber sehingga mengetahui perkembangan politik dunia. Perkembangan politik dan munculnya faham-faham baru membangkitkan semangat nasionalisme di Indonesia.
5. Latar belakang intern munculnya nasionalisme di Indonesia adalah penderitaan yang dirasakan rakyat, munculnya kaum terpelajar, dan ingatan tentang kejayaan masa lalu. Latar belakang ekstern munculnya nasionalisme di Indonesia adalah kemenangan Jepang atas Rusia, nasionalisme di Asia dan Afrika, Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, dan Revolusi Rusia.
6. Emansipasi wanita dipelopori oleh R.A. Kartini. Dilanjutkan dengan gerakan wanita yang merupakan bagian dari organisasi lokal kedaerahan atau keagamaan. Namun, pada perkembangannya, tumbuh organisasi-organisasi perempuan yang berdiri sendiri, seperti Keradjinan Amai Setia, Pawiyatan Wanito, Wanito Hadi, Wanita Rukun Sentosa, dan Wanita Utomo. Kaum perempuan juga menerbitkan surat kabar dan mengadakan Kongres Perempuan I dan Kongres Perempuan II.
7. Mempersatukan organisasi-organisasi politik di Indonesia.
8. Kongres Pemuda I menerima dan mengakui cita-cita persatuan Indonesia. Kongres Pemuda II menghasilkan sumpah setia Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, Indonesia.
9. Kegagalan Petisi Sutardjo, kegentingan internasional akibat timbulnya fasisme, sikap pemerintah yang kurang memperhatikan kepentingan-kepentingan bangsa Indonesia.
10. Organisasi kedaerahan yang berdiri pada awal abad ke-19 telah memiliki semangat untuk berjuang melepaskan diri dari penjajahan. Namun, organisasi-organisasi tersebut bersifat kedaerahan dan masih dalam proses menuju persatuan.