Kamu mungkin pernah merasakan pusing bahkan hingga pingsan pada saat upacara. Dalam benak kamu mungkin seringkali muncul bagaimana pingsan dapat terjadi. Pingsan sering terjadi karena kecenderungan terkumpulnya sebagian darah dalam pembuluh vena bawah akibat gravitasi bumi. Hal ini menyebabkan jumlah darah yang kembali ke jantung berkurang sehingga kapasitas darah ke jantung dan tekanan darah sistoliknya menurun. adanya proses ini maka dalam tubuh kita secara otomatis akan mengatasi penurunan tersebut, dalam hal ini otomatis timbul refleks kompensasi normal, berupa bertambahnya frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung, dengan tujuan mengembalikan kapasitas darah ke jantung ke tingkat semula.
Kebanyakan pada seseorang yang berdiri lama terlebih seseorang yang hipersensitif, bertambahnya kekuatan kontraksi itu justru mengaktifkan reseptor mekanik pada dinding bilik jantung kiri, sehingga timbul refleks yang menyebabkan frekuensi detak jantung menjadi lambat, pembuluh darah tepi melebar, dan terjadi tekanan darah rendah (hipotensi) sehingga aliran darah ke susunan saraf terganggu. Proses mekanisme inilah yang menyebabkan seseorang bisa pingsan.
Dalam kasus ini pusing atau pingsan adalah suatu mekanisme perlindungan diri sendiri yang sangat baik. Mengapa demikian? Pada saat pingsan peredaran darah akan kembali normal setelah diposisikan tertidur, karena kedudukan jantung dan kaki sama tinggi sehingga darah vena kembali ke jantung (Kimbal: 513).Berdasarkan penjelasan tersebut kita dapat mengetahui bagaimana proses mekanisme dari sistem transportasi dalam tubuh kita serta bagaimana tubuh kita dalam menanggapi kondisi yang tidak normal.
Gangguan lain yang muncul dalam sistem transportasi manusia yang sering terjadi dan harus diwaspadai adalah tekanan darah yang melebihi ambang batas normal (120/80) atau yang biasa disebut dengan hipertensi.
Hipertensi umumnya dialami oleh orang dewasa/orang tua (di atas 40 tahun). Ketika tekanan darah terlalu tinggi, akan menimbulkan beban kerja jantung dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada arteri (nadi). Seiring waktu, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal.
Tekanan darah tiggi juga sering tak terdeteksi sejak dari luar selama bertahun-tahu dan penderita tidak menyadari bahwa mereka menderita peyakit tersebut. Tak jarang seorang penderita hipertensi dapat meninggal secara mendadak. Oleh sebab itu penyakit ini dapat juga disebut degan sillent killer. Secara internal, hipertensi diam-diam dapat merusak jantung, paru-paru, pembuluh darah, otak dan ginjal jika tidak terobati. Hipertensi adalah faktor resiko utama stroke dan serangan jatung.
Pembacaan tekanan darah yang normal akan berada pada 120/80, sementara hasil yang lebih tinggi dan sering terjadi (terus-menerus) dapat menunjukkan hipertensi. Dalam kebayakan kasus, penyebab hipertensi banyak yang belum terdeteksi. Angka yang di atas (120) menunjukkan tekanan saat jantung berdebar atau disebut juga dengan sistolik, sementara angka yang di bawah (80) menunjukkan tekanan saat istirahat antara detak jantung atau disebut juga diastol. Ketika jantung diisi ulang dengan darah.
Kadang-kadang ginjal atau penyakit adrenal dapat menyebabkan hipertensi. Hampir seperempat dari orang Amerika terkena pre-hipertensi (tanda peringatan). Tekanan darah mereka secara konsisten tepat di atas tingkat normal –jatuh di antara 120-139 untuk tekanan sistolik atau 80-89 untuk tekanan diastolik. Orang-orang di kisaran ini memiliki dua kali resiko penyakit jantung dibandingkan dengan pembacaan yang lebih rendah.
Zona bahaya hipertensi jika pembacaan rata-rata 140/90 atau lebih tinggi-meskipun masih mungkin tidak memiliki gejala. Pada 180/110 dan lebih tinggi seseorang mungkin mengalami krisis hipertensi. Krisis hipertensi ini dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, kerusakan ginjal, atau kehilangan kesadaran. Gejala krisis hipertensi dapat mencakup sakit kepala, kecemasan parah, mimisan, dan sesak napas.
Orang Afrika-Amerika lebih cenderung untuk mengidap hipertensi bahkan pada usia muda. Penelitian genetika menunjukkan bahwa Afrika-Amerika tampaknya lebih sensitif terhadap garam. Pada orang yang memiliki gen yang membuat mereka peka garam, hanya setengah sendok teh garam dapat meingkatkan tekanan darah dengan 5 mmHg. Natrium, komponen utama garam dapat meningkatkan tekanan darah karena menyebabkan cairan daran menjadi lebih pekat. Keadaan tersebut membuat tubuh menahan cairan yang mengakibatkan beban jantung menjadi lebih besar.
The American Heart Assosiation merekomendasikan mengkonsumsi garam kurang dari 1.500 mg per hari. Oleh karena itu, setiap membeli makanan kemasan juga perlu untuk memerisa label makanan dengan hati-hati.
Mengalami kelebihan berat badan memberi beban pada jantung untuk meningkatkan resiko tekanan darah tinggi. Itulah sebabnya diet yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah seringkali juga dirancang untuk mengontrol kalori. Biasanya diet mengurangi makanan berlemak da menambahkan gula, sambil meningkatkan buah-buahan, sayuran, serat da protein tanpa lemak. Ternyata, kehilangan 5 kg berat badan dapat membuat suatu perbedaan.
Hipertensi juga mungkin terjadi pada seorang ibu hamil saat trimester kedua dari kehamilannya. Tanpa penanganan yang tepat, hal tersebut dapat membatasi aliran darah dan oksigen ke bayi dan otak dan kemungkinan menyebabkan kondisi yang serius yang disebut preeklamsia yang membahayakan ibu dan bayi. Namun apabila penanganannya tepat, setelah bayi lahir tekanan darah ibu biasanya akan kembali normal. Obat demam dan flu yang mengandung dekongestan adalah salah satu dari beberapa kelas obat yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Lainnya termasuk penghilang rasa sakit NSAID, steroid, pil diet, pil KB, dan beberapa anti depresan.
Stress juga dapat membuat lonjakan tekanan darah. Hal demikian dikarenakan pada saat stress kemungkinan seseorang untuk melakukan kebiasaan tidak sehat, seperti pola makan yang buruk, penggunaan alkohol, atau merokok, yang dapat berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Pengobatan
a. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
Menurunkan tekanan darah dapat dilakukan dengan menerapkan pola makan yang lebih baik. Pola makan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) melibatkan makan lebih banyak buah, sayuran, gandum, susu rendah lemak, ikan, unggas, dan kacang-kacangan. Sementara makanan seperti daging merah, lemak jenuh, natrium dan permen harus dikurangi agar memberikan hasil yang signifikan.
b. Olahraga
Olahraga teratur membantu menurunkan tekanan darah. Orang dewasa harus melakukan sekitar 150 menit olahraga intesitas sedang setiap mingu, seperti berjalan cepat, bersepeda, senam aerobik, bahkan berkebun.
c. Diuretik
Diuretik sering menjadi alternatif pilihan apabila perubahan pola makan dan olahraga tidak cukup. Diuretik sering juga disebut “pil air”, membantu tubuh yag kelebihan natrium dan air untuk menurunkan tekanan darah. Dengan metode in seseorang akan lebih sering buang air kecil. Beberapa diuretik mungkin menghabiskan kalium di dalam tubuh, menyebabkan kelemahan otot, kram kaki, dan kelelahan.
d. Beta-blocker
Beta-blocker bekerja dengan memperlambat denyut jantung, yang berarti bahwa jantung tidak harus bekerja keras. Beta-blocker juga digunakan untuk mengobati kondisi jantung lainnya, seperti denyut jantung abnormal yang disebut aritma. Beta-blocker mungkin diresepkan bersama dengan obat lain. Efek samping yang ditimbulkan adalah insomnia, pusing, kelelahan, dingin pada tangan dan kaki.
e. Inhibitor ACE
ACE Inhibitor mengurangi pasokan angiotensin II dalam tubuh. Angiotensin II adalah suatu zat yang membuat pembuluh darah berkontraksi dan sempit. Hasilnya adalah arteri lebih santai, terbuka (membesar), serta menurukan tekanan darah dan sedikit usaha bagi jantung. Efek samping yang ditimbulkan dapat berupa batuk kering, ruam kulit, atau pusing, dan tingkat kalium yang tinggi. Untuk perempuan hamil dilarang untuk melakukan metode ini.
f. ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)
ARB adalah obat yang dimanfaatkan untuk memblokir reseptor untuk angiotensin. Pemblokiran ini mampu mencegah pegetatan arteri secara kimiawi sehingga berefek pada penurunan tekanan darah. ARB perlu dilakukan selama beberapa minggu agak efektif. Efek samping yang mugkin ditimbulkan antara lain, pusing, kram otot, insomnia, dan tingkat kalium yang tinggi. Seperti halnya pada inhibitor ACE, perempuan hamil juga tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi obat ini.
g. Blokir Jalur Kalsium
Blokir jalur kalsium memperlambat gerakan kalsium ke dalam sel-sel pembuluh jantung dan darah. Karena kalsium menyebabkan kontraksi jantung kuat, obat-obat ini mudah membuat kontraksi jantung dan mengendurkan pembuluh darah. Obat ini dapat menyebabkan pusing, jantung berdetak cepat, pembengkakan pada kaki dan sembelit. Apabila menggunakan obat ini maka makanan dan minuman berupa susu, jus anggur dan alkohol harus dihindari karena ada kemungkinan untuk saling berinteraksi.
h. Obat-obatan lain
Obat-obatan lain yang dapat mengendurkan pembuluh darah termasuk vasodilator, alpha blockers, dan agois pusat. Efek samping bisa termasuk pusing, jantung berdetak cepat atau jantung berdebar-debar, sakit kepala atau diare. Dokter atau praktisi kesehatan akan menyarankan penggunaan obat ini jka obat penurun tekanan darah lainnya tidak bekerja cukup baik atau jika ada kondisi lain.
Sumber : buku k13 IPA kelas VIII
Kebanyakan pada seseorang yang berdiri lama terlebih seseorang yang hipersensitif, bertambahnya kekuatan kontraksi itu justru mengaktifkan reseptor mekanik pada dinding bilik jantung kiri, sehingga timbul refleks yang menyebabkan frekuensi detak jantung menjadi lambat, pembuluh darah tepi melebar, dan terjadi tekanan darah rendah (hipotensi) sehingga aliran darah ke susunan saraf terganggu. Proses mekanisme inilah yang menyebabkan seseorang bisa pingsan.
Dalam kasus ini pusing atau pingsan adalah suatu mekanisme perlindungan diri sendiri yang sangat baik. Mengapa demikian? Pada saat pingsan peredaran darah akan kembali normal setelah diposisikan tertidur, karena kedudukan jantung dan kaki sama tinggi sehingga darah vena kembali ke jantung (Kimbal: 513).Berdasarkan penjelasan tersebut kita dapat mengetahui bagaimana proses mekanisme dari sistem transportasi dalam tubuh kita serta bagaimana tubuh kita dalam menanggapi kondisi yang tidak normal.
Gangguan lain yang muncul dalam sistem transportasi manusia yang sering terjadi dan harus diwaspadai adalah tekanan darah yang melebihi ambang batas normal (120/80) atau yang biasa disebut dengan hipertensi.
Hipertensi umumnya dialami oleh orang dewasa/orang tua (di atas 40 tahun). Ketika tekanan darah terlalu tinggi, akan menimbulkan beban kerja jantung dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada arteri (nadi). Seiring waktu, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal.
Tekanan darah tiggi juga sering tak terdeteksi sejak dari luar selama bertahun-tahu dan penderita tidak menyadari bahwa mereka menderita peyakit tersebut. Tak jarang seorang penderita hipertensi dapat meninggal secara mendadak. Oleh sebab itu penyakit ini dapat juga disebut degan sillent killer. Secara internal, hipertensi diam-diam dapat merusak jantung, paru-paru, pembuluh darah, otak dan ginjal jika tidak terobati. Hipertensi adalah faktor resiko utama stroke dan serangan jatung.
Pembacaan tekanan darah yang normal akan berada pada 120/80, sementara hasil yang lebih tinggi dan sering terjadi (terus-menerus) dapat menunjukkan hipertensi. Dalam kebayakan kasus, penyebab hipertensi banyak yang belum terdeteksi. Angka yang di atas (120) menunjukkan tekanan saat jantung berdebar atau disebut juga dengan sistolik, sementara angka yang di bawah (80) menunjukkan tekanan saat istirahat antara detak jantung atau disebut juga diastol. Ketika jantung diisi ulang dengan darah.
Kadang-kadang ginjal atau penyakit adrenal dapat menyebabkan hipertensi. Hampir seperempat dari orang Amerika terkena pre-hipertensi (tanda peringatan). Tekanan darah mereka secara konsisten tepat di atas tingkat normal –jatuh di antara 120-139 untuk tekanan sistolik atau 80-89 untuk tekanan diastolik. Orang-orang di kisaran ini memiliki dua kali resiko penyakit jantung dibandingkan dengan pembacaan yang lebih rendah.
Zona bahaya hipertensi jika pembacaan rata-rata 140/90 atau lebih tinggi-meskipun masih mungkin tidak memiliki gejala. Pada 180/110 dan lebih tinggi seseorang mungkin mengalami krisis hipertensi. Krisis hipertensi ini dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, kerusakan ginjal, atau kehilangan kesadaran. Gejala krisis hipertensi dapat mencakup sakit kepala, kecemasan parah, mimisan, dan sesak napas.
Orang Afrika-Amerika lebih cenderung untuk mengidap hipertensi bahkan pada usia muda. Penelitian genetika menunjukkan bahwa Afrika-Amerika tampaknya lebih sensitif terhadap garam. Pada orang yang memiliki gen yang membuat mereka peka garam, hanya setengah sendok teh garam dapat meingkatkan tekanan darah dengan 5 mmHg. Natrium, komponen utama garam dapat meningkatkan tekanan darah karena menyebabkan cairan daran menjadi lebih pekat. Keadaan tersebut membuat tubuh menahan cairan yang mengakibatkan beban jantung menjadi lebih besar.
The American Heart Assosiation merekomendasikan mengkonsumsi garam kurang dari 1.500 mg per hari. Oleh karena itu, setiap membeli makanan kemasan juga perlu untuk memerisa label makanan dengan hati-hati.
Mengalami kelebihan berat badan memberi beban pada jantung untuk meningkatkan resiko tekanan darah tinggi. Itulah sebabnya diet yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah seringkali juga dirancang untuk mengontrol kalori. Biasanya diet mengurangi makanan berlemak da menambahkan gula, sambil meningkatkan buah-buahan, sayuran, serat da protein tanpa lemak. Ternyata, kehilangan 5 kg berat badan dapat membuat suatu perbedaan.
Hipertensi juga mungkin terjadi pada seorang ibu hamil saat trimester kedua dari kehamilannya. Tanpa penanganan yang tepat, hal tersebut dapat membatasi aliran darah dan oksigen ke bayi dan otak dan kemungkinan menyebabkan kondisi yang serius yang disebut preeklamsia yang membahayakan ibu dan bayi. Namun apabila penanganannya tepat, setelah bayi lahir tekanan darah ibu biasanya akan kembali normal. Obat demam dan flu yang mengandung dekongestan adalah salah satu dari beberapa kelas obat yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Lainnya termasuk penghilang rasa sakit NSAID, steroid, pil diet, pil KB, dan beberapa anti depresan.
Stress juga dapat membuat lonjakan tekanan darah. Hal demikian dikarenakan pada saat stress kemungkinan seseorang untuk melakukan kebiasaan tidak sehat, seperti pola makan yang buruk, penggunaan alkohol, atau merokok, yang dapat berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Pengobatan
a. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
Menurunkan tekanan darah dapat dilakukan dengan menerapkan pola makan yang lebih baik. Pola makan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) melibatkan makan lebih banyak buah, sayuran, gandum, susu rendah lemak, ikan, unggas, dan kacang-kacangan. Sementara makanan seperti daging merah, lemak jenuh, natrium dan permen harus dikurangi agar memberikan hasil yang signifikan.
b. Olahraga
Olahraga teratur membantu menurunkan tekanan darah. Orang dewasa harus melakukan sekitar 150 menit olahraga intesitas sedang setiap mingu, seperti berjalan cepat, bersepeda, senam aerobik, bahkan berkebun.
c. Diuretik
Diuretik sering menjadi alternatif pilihan apabila perubahan pola makan dan olahraga tidak cukup. Diuretik sering juga disebut “pil air”, membantu tubuh yag kelebihan natrium dan air untuk menurunkan tekanan darah. Dengan metode in seseorang akan lebih sering buang air kecil. Beberapa diuretik mungkin menghabiskan kalium di dalam tubuh, menyebabkan kelemahan otot, kram kaki, dan kelelahan.
d. Beta-blocker
Beta-blocker bekerja dengan memperlambat denyut jantung, yang berarti bahwa jantung tidak harus bekerja keras. Beta-blocker juga digunakan untuk mengobati kondisi jantung lainnya, seperti denyut jantung abnormal yang disebut aritma. Beta-blocker mungkin diresepkan bersama dengan obat lain. Efek samping yang ditimbulkan adalah insomnia, pusing, kelelahan, dingin pada tangan dan kaki.
e. Inhibitor ACE
ACE Inhibitor mengurangi pasokan angiotensin II dalam tubuh. Angiotensin II adalah suatu zat yang membuat pembuluh darah berkontraksi dan sempit. Hasilnya adalah arteri lebih santai, terbuka (membesar), serta menurukan tekanan darah dan sedikit usaha bagi jantung. Efek samping yang ditimbulkan dapat berupa batuk kering, ruam kulit, atau pusing, dan tingkat kalium yang tinggi. Untuk perempuan hamil dilarang untuk melakukan metode ini.
f. ARB (Angiotensin Reseptor Blocker)
ARB adalah obat yang dimanfaatkan untuk memblokir reseptor untuk angiotensin. Pemblokiran ini mampu mencegah pegetatan arteri secara kimiawi sehingga berefek pada penurunan tekanan darah. ARB perlu dilakukan selama beberapa minggu agak efektif. Efek samping yang mugkin ditimbulkan antara lain, pusing, kram otot, insomnia, dan tingkat kalium yang tinggi. Seperti halnya pada inhibitor ACE, perempuan hamil juga tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi obat ini.
g. Blokir Jalur Kalsium
Blokir jalur kalsium memperlambat gerakan kalsium ke dalam sel-sel pembuluh jantung dan darah. Karena kalsium menyebabkan kontraksi jantung kuat, obat-obat ini mudah membuat kontraksi jantung dan mengendurkan pembuluh darah. Obat ini dapat menyebabkan pusing, jantung berdetak cepat, pembengkakan pada kaki dan sembelit. Apabila menggunakan obat ini maka makanan dan minuman berupa susu, jus anggur dan alkohol harus dihindari karena ada kemungkinan untuk saling berinteraksi.
h. Obat-obatan lain
Obat-obatan lain yang dapat mengendurkan pembuluh darah termasuk vasodilator, alpha blockers, dan agois pusat. Efek samping bisa termasuk pusing, jantung berdetak cepat atau jantung berdebar-debar, sakit kepala atau diare. Dokter atau praktisi kesehatan akan menyarankan penggunaan obat ini jka obat penurun tekanan darah lainnya tidak bekerja cukup baik atau jika ada kondisi lain.
Sumber : buku k13 IPA kelas VIII